4.19 URANUS part 1

159 18 0
                                    


Setelah kejadian kemarin, gue makin deket sama Zitha, dan gue jadi makin sering main ke rumah Zitha. Gue juga menjadi lebih terbuka dengan dia, gue mulai cerita banyak hal yang belum pernah gue ceritakan sebelumnya ke temen-temen gue, dari hal yang paling menyenangkan sampai hal yang paling memalukan. Sekarang Zitha adalah orang pertama yang akan gue beri kabar tentang hal apapun dalam hidup gue.

She's growing with Disney princess, and im growing with freakin Power Ranger, and I think I already found my Omega.

Nyokapnya juga sering ngasih gue makan, bahkan gue di suruh nyobain semua makanan yang ada di kulkas rumahnya, gak jarang gue rebutan sama Zitha. Waktu itu Zitha sempet nyenggol gue waktu gue mau makan anggur sambil senyum-senyum lucu, gak mau kalah gue senggol balik waktu dia lagi minum, gue senyum-senyum waktu liat dia tersedak, setelah tersedak, Zitha nyenggol gue makin keras. Gak mau kalah lagi, gue jambak rambutnya. Setelah Zitha lepas dari jambakan gue, Zitha mengeluarkan jurus choke slamnya Undertaker. Gue bales dengan 619 Randy Orton. Kayak gitu terus sampai salah satu dari kita dilarikan ke rumah sakit. Nyokapnya bahkan sempet nontonin kita sambil makan popcorn. (hehe maaf imajinasi gue terlalu over, kita cuma makan dengan santai sambil ngobrol.)

Gak lama lagi kalian akan mendengarkan cerita tentang bagaimana gue nembak Zitha. Semua bermula pada suatu hari di semester akhir tahun terakhir gue di SMA, gue di datengin sama Kevin dan Raka secara tiba-tiba.

"woi kalau lo cowok, ikut kita sekarang main bola!" kata Raka.

"gak ada alasan lo gak ikut, kecuali kaki lo patah sebelah atau kaki lo tiga" tambah Kevin.

"cent gue boleh bagi 2 rebu gak" kata Aur tiba-tiba nongol kayak kecoa lagi kebanjiran.

"haha yauda nanti gue kesana kalau sempet. Lawan siapa sih?"

"Nankatsu" bales Raka.

"kalau emang lo ke sekolah cuma sampai gerbang, jangan di tunjuk-tunjukin amat bisa gak sih?" bales gue, dan disambut tawa dari yang lainnya.

Setelah mereka berdua pergi, sesaat sebelum gue menyusul mereka main futsal, tiba-tiba Bagas dateng dan ngomong gini ke gue...

"pokoknya, kalau lo emang cowok. Lo tembak Zitha sekarang juga!!!" Kata Bagas secara tiba-tiba. Orang-orang udah pada tau kalau gue dan Zitha udah deket banget, dan sebenernya banyak yang udah gregetan nyuruh gue jadian sama Zitha.

"lah tapi gue mau main fut..." Belom sempet ngomong Bagas udah motong kata-kata gue

"gak ada alasan lo gak nembak Zitha hari ini kecuali kaki lo copot, atau kaki lo nambah satu"

"hah? Gimana?" gue gak abis pikir ternyata alasan kaki copot dan kaki nambah 1 lagi popular belakangan ini.

"lo diem! Gue udah ngumpulin anak-anak" ternyata saking gak tahannya Bagas, dia beneran ngumpulin orang yang berada di kelas gue maupun dari kelas yang beda.

Gak nyampe 1 menit, gue udah banyak ngeliat orang diluar. Gue gaktau apa yang Bagas katakan ke mereka semua sampai bisa mengumpulkan banyak banget orang. Yang gue liat pasti adalah banyak dari mereka yang megang gorengan.

"CEPETAN DONG UDAH MAU BEL!" kata salah satu anak di luar. Gue gak inget siapa.

"UDAH GUE JAGAIN SUPAYA GAK ADA GURU YANG GANGGU! JADI LO TENANG AJA GAS!" kata anak lainnya, dan mendapat balasan berupa acungan jempol dari Bagas.

Tiba-tiba beberapa orang masuk dan menggotong gue. Gue panik.

Gue yang hanya seorang diri gak berdaya dan akhirnya ngikutin mereka. Gue di giring bersama banyak banget orang yang udah di kumpulin bagas, rame bukan main waktu itu macem naik kereta dari Stasiun Gambir. Sesampainya di kelas Zitha, gue melihat Zitha lagi duduk dengan beberapa temennya dan kelihatan kaget waktu gue dateng rame-rame.

"YANG LAIN KELUAR! VINCENT MAU NEMBAK ZITHA!!!" kata Bagas. Gue melihat temennya Zitha yang daritadi duduk bareng Zitha tiba-tiba senyum dan pergi sambil ngomong "cie Zitha". Gue makin panik.

"gas ini lo beneran mau ngelakuin ini ke gue?" kata gue sambil keringet dingin.

"kalau gue gak kayak gini lo gabakal berani" kata Bagas dengan muka serius.

"lah tapi gak gini caranya gas. Nanti kalau..." Bagas lagi-lagi memotong gue

"semua anak-anak di depan gak bakal pergi sebelum lo nembak Zitha." Kata Bagas.

Setelah gue membaca situasi, ternyata gue harusnya lebih panik lagi di banding yang tadi. Dikelas Zitha isinya cuma ada 3 orang, gue, Bagas, dan Zitha. Setelah gue melihat keluar, udah banyak banget orang lagi liatin gue. Gue hampir aja mencopot kaki gue waktu itu.

"lo mau nembak gak!?" Bagas ngebentak gue.

"gue gak tau mau ngomong apa gas!!! Jangan giniin gue dong" kata gue dengan gelagat seperti orang yang akan di perkosa. Waktu gue bilang kayak gini, Zitha udah nutupin mukanya pake saptu tangan. Gue tau gak cuma gue yang panik disini, tapi Zitha juga. Saking saltingnya gue, gue tanpa sadar duduk disebelah Zitha.

"CIHUYYYYYYYY, CIEEEEEEEE!!!!" penonton di luar makin lepas kendali ngeliat gue dan Zitha sama-sama salting.

"lo ikutin aja kata-kata gue sekarang" tambah Bagas.

"yaudadeh terserah lo" kata gue pasrah.

"Zitha, kita udah lama kenal." Kata Bagas.

"Zitha, kita udah lama kenal." gue ngikut.

"gue tau gue gak ganteng-ganteng amat" lanjut Bagas.

"gue tau gue... eh loh kok gitu?!"

"udah lo ikutin gue aja. Tenang..." kata Bagas menenangkan gue di situasi yang salah.

"tapi aku udah suka sama kamu dari lama!" lanjut Bagas.

"tapi aku udah suka sama kamu dari lama" kata gue lemes.

"aku janji bakal beliin kamu kuota tiap bulan" tambah Bagas.

"aku janji bakal mukul muka Bagas abis ini" kata gue, dan Bagas sepertinya tidak mendengarnya.

"kalau kamu mau sama aku, aku pasti setia karena gak ada lagi yang mau sama kamu" kata Bagas lagi.

"iya gitulah zit" gue tambahin sambil pasrah.

Disini Zitha cuma diem. Diluar makin ricuh setelah gue ngomong gitu. Gue mendengar banyak teriakan seperti...

"WOIIIIII TERIMA WOIIIIIIII"

"CIEEEEEEE, TERIMA TUH TERIMAAAAA!!!"

"DOMPET GUE MANAAA?! ADA YANG LIAT DOMPET WARNA ABU!?"

Gak lama, Zitha ngangkat kepala dan ngomong ke gue.

"gue belom bisa jawan kalau kayak gini caranya"

JEGERRRRRRR, gue lemes.

"eh iya zit, ini becandaan Bagas ya" gue spontan jawab kayak gitu biar gue gak kehilangan muka. Bodoh banget.

...BERSAMBUNG!!!

The Pisbak [SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang