4.15 ZITHA part 2

148 18 0
                                    


Gak butuh waktu lama buat gue untuk mengetahui bahwa Zitha juga suka sama gue. Pernah suatu hari gue ke suatu tempat restoran yang kamar mandinya punya debu yang tebel di dasar bak mandinya. Gue iseng dan gue tulis nama 'ZITHA' di dasar bak mandi, lalu gue foto dan gue kirim ke Zitha. Besoknya gue melihat kalau Zitha make foto yang gue kirim sebagai display picture di BBMnya. Walaupun kesannya agak norak, dan gue yakin kalau Zitha gak tau kalau foto itu hasil coretan debu di dasar bak mandi, tapi gue seneng bukan main.

Inget waktu yang gue katakan tentang kode cowok? Gue mempraktekan kode ini juga ke Zitha. Dan bener aja, Zitha juga menguncir rambutnya selama beberapa hari. Gue dengan sepihak merubah status Zitha menjadi temen rasa pacar untuk gue.

Waktu itu gue juga sempet tes OSIS bareng Zitha. Sebenernya gue daftar OSIS karena udah janji sama Kiki mau masuk OSIS (posisinya Kiki udah masuk OSIS waktu kelas 11 dan gue daftar OSIS kelas 12). Karena gue cowok yang berkomitmen, gue pun membayar janji gue dengan tambahan mengajak Zitha ikut serta dalam tes OSIS.

Saat itu gue sedang tes wawancara OSIS, tes dimana kita berada pada suatu rungan dan dikelilingi oleh anak-anak OSIS, biasanya kita bakal kena marah, ditanyain yang macem-macem, dan lain sebagainya. Waktu tes wawancara OSIS Zitha sempet narik lengan baju gue dan mengatakan sebuah kata di dekat kuping gue.

"Cent.... Takut" setelah merinding dibisikin sama Zitha di dekat kuping gue, gue pun membalas Zitha

"Tenang aja Zitha..." kata gue menenangkannya.

"WOI ELO SERIUS GAK SIH, KALAU ENGGAK MENDING KELUAR DEH. MASIH BANYAK YANG NGANTRI BUAT WAWANCARA" tiba-tiba terdengar teriakan kayak gini dari dalam.

"Gue lebih takut..." Lanjut gue. terlihat di sebelah gue Zitha cuma cemberut. Lagi-lagi gue terlihat cupu.

Hari pengumuman OSIS pun datang, gue bersama temen-temen gue rame-rame datengin papan pengumuman yang berada di depan ruang osis. Di papan pengumuman di katakan ada daftar nama yang keterima OSIS. Anehnya, gue yang daftar OSIS, tapi temen-temen gue yang heboh setengah mati di depan papan pengumuman, mereka kaget banget ketika denger orang kayak gue daftar OSIS dan ingin melihat sendiri apakah gue di terima atau enggak.

"CENT AYOK KE RUANG OSIS, KITA LIAT NAMA LO!" kata temen gue.

"IYA AYOK CENT, BENTAR LAGI JADI KETUA OSIS LO, YAKIN GUE!" kata temen gue yang lainnya.

"ENTAR KALAU LO UDAH JADI KETUA OSIS, KAMAR MANDI CEWEK COWOK DI GABUNG YA CENT!" kata anak mesum dikelas gue.

Gue digiring sama temen-temen gue buat keruang OSIS, temen-temen gue jalan ramean sambil teriak-teriak "WEEEEE VINCENT TAUN DEPAN KETUA OSIS. AYO IKUTIN KITA!" (sepertinya mereka lupa bahwa kita udah kelas 3 SMA), gue yakin pasti orang lain yang melihat akan mengira kita lagi berusaha merekrut mereka ke sekte sesat, dimana tiap malam kita bakal ngumpulin kodok liar dan mengulitinya lalu kulitnya dipersembahkan ke kakek nenek kita supaya mereka berumur panjang.

Setelah berusaha menahan malu selama 5 menit bersama temen-temen gue ini, gue akhirnya berada didepan papan pengumuman. Sesampainya disana gue melihat ada sekitar 20an nama. Gue melihat ada Zitha masuk menjadi salah satunya, anehnya gak ada nama gue. Gue ulang.

KOK GAK ADA NAMA GUEE?!

Gue baca berkali-kali, tetep gak ada nama gue. Bagas sampe mengeja satu-persatu nama, kertasnya sempet di bolak-balik juga, sampai ada orang yang lewat tiba-tiba di tanyain sama Bagas;

"WOI KOK GAK ADA NAMA TEMEN GUE DISINI?!" lalu orangnya bales...

"KAMU BERANI KURANG AJAR SAMA SAYA?!" ternyata yang lewat guru pembimbing OSIS.

Setelah mencoba berbagai cara, tetep gak ada nama gue terlihat di papan pengumuman itu. GUE GAGAL MASUK OSIS. Walaupun tadi gue bilang kagak dapet juga oke, tapi rasanya masih ada hal yang menusuk ke dalam jantung gue. masih belom bisa menerima kenyataan gue gagal OSIS, temen-temen gue teriak

"HAHAHAHAHAHA BEGO, OSIS AJA GAK MAU NERIMA LO" kata salah satu temen gue dan disambut dengan tawa setan lainnya. Padahal baru 5 menit lalu mereka mau mendukung gue menjadi ketua OSIS. Akhirnya gue belajar ikhlas tentang hal ini, dan sepulangnya dari sekolah gue sengaja mencari Zitha untuk mengucapkan selamat.

"Kok lo gak masuk sih cent?" kata dia saat gue temui di lapangan sekolah.

"Haha gak tau, tapi yang gue tau sekolah yang rugi! Ngomong-ngomong, selamat ya lo masuk OSIS zit!"

"Nanti kalau gue gak betah disana gimana?"

"Tenang zit. Kalau lo kenapa-kenapa. Sebut nama gue tiga kali"

"Capek dong..."

"LOH KOK LO TAU?"

"Sekali aja boleh gak?"

"Boleh, nanti kalau gue denger. Gue langsung bantu dengan doa"

"Gak mau nyamperin aja?"

"Kalau ada bensin oke juga kok"

"Sekalian bawa makanan ya. Nanti diganti"

"Iya nyonya!"

Setelah insiden OSIS kampret ini, pelajaran yang gue dapet adalah gue jadi lebih pede ngomong sama Zitha. Gue gakbakal ngulangin kesalahan bodoh kayak ke Christa lagi, walaupun gue masih aja gakbisa ngilangin kebiasaan bercanda gue yang terkadang tidak pada waktunya.

Gue inget, waktu gue deketin Zitha waktu SMP, sekolah gue pernah ngadain bazar dengan tiap kelas ngebuka stand makanan dan semacamnya, kelas gue buka semacam masakan mie ayam yang gue prediksi bakal paling laku. Saingan terberat kelas gue waktu itu adalah burcik, singkatan dari bubur Cik-cik, gue bukan takut karena burcik enak, tapi yang gue takuti adalah jurus promosi Cik-cik yang luar biasa, setiap ada adek kelas yang lewat Cik-cik bakal mencegatnya dan menyuruhnya datang ke stand burcik besok. Karena gakmau kalah sama burcik, sehari sebelumnya gue nge-chat banyak kenalan gue yang adek kelas buat beli makanan di stand gue. Termasuk Zitha.

Awalnya gue kira Zitha gak bakal mau dateng ke stand gue karena malu. Tapi waktu gue jualan, Zitha bener-bener dateng ditemenin sama salah satu temennya. Setelah sampai di stand gue, temennya ninggalin Zitha sambil bilang "Goodluck ya! Hehehe" Zitha pun akhirnya berdiri sendirian di depan stand gue.

BERSAMBUNG

The Pisbak [SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang