4.2 ASSIST

218 25 0
                                    


Setiap goal, terkadang di butuhkan assist terlebih dahulu, sekarang gue berpegangan dengan analogi seperti ini. Gak habis akal, gue meminta bantuan Imes. Temen sejemputan gue, dia adalah kakak kelas gue, cewek super baik, pinter, dan bagi gue dia adalah sosok kakak perempuan yang bisa diandalkan. Imes juga jadi temen curhat gue tentang Christa, kebetulan kalau pulang sekolah, gue dan Imes adalah orang terakhir yang dianter pulang, jadi gue bisa curhat dengan bebas.

Setelah gue curhat ke Imes, akhirnya Imes setuju untuk membantu gue. Gue memberikan nomor Chirsta ke dia, dan gue berharap banyak kepada Imes untuk membantu gue. Setiap harinya gue menunggu Imes di jemputan dan bertanya-tanya gimana progressnya dengan Christa. Bukannya memberikan informasi kepada gue, namun Imes malah lebih sering menghujat gue.

"jadi lo waktu itu nanyain dia tentang hobi dan lain-lain?"

"iya mes"

"HAHAHA, bocah banget lo"

Sekarang gue merasa kalau Imes malah di pihak Christa, Imes yang jadinya mengorek-ngorek informasi dari gue dan diberikan kepada Christa. Bahkan dugaan gue tentang Imes yang merahasiakan beberapa informasi tentang Christa terbukti benar.

"gue pengen cerita sama lo tentang Christa, ah tapi gue lupa kata dia jangan kasih tau Vincent"

"yah mes, kasi tau dong"

"enggak mau"

PLIS BUAT ORANG-ORANG KAYAK GINI, BERTOBATLAH. Kalau gakmau cerita-cerita ya jangan mancing-mancing kita dong, rasa penasaran itu lebih menyiksa dari kedengarannya!

Setelah beberapa lama membuat gue penasaran, akhirnya Imes mau memberi bocoran ke gue tentang Christa.

"Chirsta lagi suka sama cowok, se-angkatan sama lo, cina juga."

Gue pun senyum-senyum ke geeran. Gue jadi mikir 'jadi selama ini gue di judesin sama dia, cuma buat tarik ulur?'

"TAPI BUKAN LO!!!" kata Imes sambil teriak, seakan-akan Imes tau apa yang sedang gue pikirkan barusan. Gue juga kaget si Imes tiba-tiba teriak.

"serius mes?" kata gue yang hampir menampar muka Imes dengan plastik batagor karena sudah mengagetkan gue.

"serius" gue gak pernah ngeliat muka Imes seserius ini setelah kejadian waktu gue ngilangin botol minum Tupperwarenya dia.

Beberapa hari kemudian, gue dapet kabar kalau Christa udah jadian sama temen gue yang pernama Pengki, nama aslinya adalah Frangky, karena huruf 'F' sulit diucakan oleh orang Indonesia, jadi kita panggil aja dengan Pengki.

Kata orang, cinta adalah ketika kita rela melihat si dia bahagia dengan orang lain.

BULLSHIT!

Gue bukan tipe bullshit kayak gitu, satu-satunya hal yang akan gue relakan adalah gue di skors dari sekolah setelah gue berhasil melempar muka Pengki dengan tai kucing.

Gue yang dulunya sempet galau dan gak SMS-an dengan Christa selama beberapa mingggu, setelah mendengar kabar kalau dia lagi berantem dengan Pengki, akhirnya gue memberanikan diri untuk SMS dia lagi, ya sekedar nanya kabar aja.

"ta, gimana kabar?"

"baik, kenapa?"

"aku mau kita kayak dulu"

Iya-iya gue tau, tadi gue bilang cuma sekedar tanya kabar kan? Tapi gue gak bohong juga, di awal gue emang nanya kabarnya, dan kabarnya baik-baik aja.

"aku gak tau :("

Bales dia dengan emot sedih. GUE MENCIUM ADA KERAGUAN DI DIRINYA, dan gue melihat ada lampu hijau untuk menikung disini.

Gue pun mulai SMS dia lagi secara intensif, gue juga mulai ngegombalin dia lagi kayak dulu, bahkan gue juga sempat menyanyikan lagu buat dia. Tapi berhubung gue gak ngerti cara ngirim voice note lewat SMS, jadi gue cuma ngetik lirik lagunya dan menambahkan suatu notes... "ini aku lagi nyanyiin buat kamu ta"

Super bego, tapi yang namanya orang lagi jatuh cinta, hal sebego apapun bakal dilakuin demi memberi kesan. Anehnya Christa malah seneng waktu itu, dan reaksinya Christa lagi-lagi membuat perasaan gue campur aduk.

"baik banget sih, tapi aku jadi gak enak sama cowok aku"

Hati gue terasa seperti ditusuk buah durian ketika gue baca SMS-nya. Hanya butuh satu kalimat yang di butuhkan untuk membuat gue sadar bahwa apa yang gue lakukan itu salah. Akhirnya gue lagi-lagi galau dan gak SMS dia lagi sampai waktu tertentu.

Gue mulai SMS dia lagi waktu pengumuman pembagian kelas 2 SMP. Waktu itu kebetuluan gue ditempatkan di kelas 8D, so does Christa. Iya, kita berdua ditempatkan dikelas yang sama. Oh iya, pengumuman pembagian kelas 8 adalah sehari setelah gue berhenti SMS-an sama chirsta, jadi galaunya cuma sehari. He he he he.

"kamu udah liat pembagian kelas?" SMS gue.

"iya aku tau, kita sekelas ya?"

Dan setelah hari pengumuman itu, gue dapet kabar seminggu kemudian Christa udah putus dengan Pengki. Inilah kesempatan emas untuk gue bangkit!


The Pisbak [SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang