Note #01: Aku biasanya menggunakan Heels merah setiap hari senin (kau bebas memakai yang mana saja). Ah, karena saat kau membaca note pertama ini adalah hari senin which means hari yang biasanya dipakai orang untuk mengeluh karena weekend mereka berakhir, tapi aku tidak. Untuk memukau setiap pasang mata yang melihatku, aku selalu mempergunakan skirt yang berbeda setiap hari, kecuali selasa. Jangan membuatku malu, Suzy - Ellen.
Suzy menarik selembar sticker note yang diberikan Ellen padanya. Kemudian membuangnya ketempat sampah setelah selesai membaca tulisan pada sticker note tersebut. Gadis itu sudah dalam balutan jubah mandi dengan rambutnya yang tergelung handuk, ia mendengus.
"Sebenarnya dia menyuruhku menggantikan kuliahnya atau apa..." Gerutu Suzy. Tangannya bergerak mengambil ponsel diatas meja rias saat benda persegi itu berdering. Dilihatnya nama Ellen di layar, Suzy mengangkatnya dan layar ponsel itu seketika berubah dipenuhi oleh wajah Ellen setengah sadar, "Leen, kau mabuk?!" Kedua mata Suzy sukses membulat kaget melihat pemandangan di layar ponselnya. Dengan rambut acak-acakan dengan mata yang setengah terpejam.
"Tidak... Aku tidak mabuk." Ucap Ellen disana sambil menggeleng-gelengkan kepalanya supaya meyakinkan saudaranya itu kalau ia sama sekali masih sadar. Walaupun dalam kenyataannya sama sekali tidak.
Suzy mendesah, "Kau harus mengkontrol dirimu ketika di New York, Leen. Jangan sampai menyusahkan Bibi Merry, Mila dan juga Ayah."
Ellen memutar bola matanya, "Aku hanya mencoba menikmati fasilitas yang diberi tua bangka itu, Suzy. Hargailah kerja keras dia dengan cara menghabiskan uangnya."
"Kumohon jangan lakukan hal aneh disana, Leen." Suzy mengernyitkan keningnya, "Jangan berada dalam masalah disana, fokuslah dengan trainee mu."
Ellen menyipitkan kedua matanya, "Kau berani memerintah kakakmu?"
"Bukan seperti itu..." Suzy kembali mendesah, "Baiklah, lupakan saja. Sudah ya? Aku harus berganti pakaian. Jadwal kuliahmu hari ini dari jam sembilan, kan?"
Baru saja gadis itu hendak menekan ikon bewarna merah, suara Ellen kembali terdengar dengan larangannya. Suzy bertanya, "Apalagi?"
"Aku melakukan facetime karena aku ingin memilihkan baju apa yang harus kau gunakan hari ini sebagai Ellen."
"What?!"
"Ayo kita menuju walkin closet." Ucap Ellen santai. Suzy menipiskan bibirnya, menahan kekesalannya. Suzy yakin, Ellen pasti begitu memerdulikan penampilannya di mata orang-orang sampai-sampai wanita itu rela melakukan facetime padahal disana sudah larut malam.
Sebelum mengikuti ucapan Ellen dan menuju ke walkin closet, Suzy berbicara sungguh-sungguh kepada saudara kembarnya itu, "Ini pertama dan terakhir kalinya kau mengatur pakaian yang harus kukenakan, Leen. Percayakan saja padaku seperti aku memercayakan kau menggantikanku disana, Deal?"
"Deal."
***
Suzy menarik nafas sekali lagi sebelum membuka pintu mobilnya dan keluar dari dalam sana. Gadis itu masih kesal karena perdebatannya dengan Ellen tadi di telepon. Pasalnya, Ellen terus saja memaksa Suzy mengenakan skirt bewarna merah maroon yang memamerkan hampir seluruh kaki jenjangnya, belum lagi blouse yang sebagian besar ada di lemari Ellen semuanya nampak 'asing' bagi Suzy. Sebagian besar pakaiannya di New York adalah celana jeans dan blouse kebesaran. Berbanding terbalik dengan apa yang dimiliki Ellen di lemari pakaiannya. Suzy yakin, semua warna yang ada di dunia ini ada semua didalam lemari itu. Dan, semua nya itu sungguh bukan 'pakaian' nya.
Tangannya bergerak menarik skirt kebawah, berharap semoga saja rok itu sedikit memanjang. Walaupun ia tahu jika yang dilakukannya itu adalah hal yang sia-sia. Lalu, gadis itu menjalankan tungkai jenjangnya masuk kedalam gedung universitas.
![](https://img.wattpad.com/cover/133586772-288-k721676.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Blooming #1
Fanfiction×series pertama dari novel "One day in summer"× [PRIVATE PUBLISH] Suzy dan Ellen merupakan kembar identik yang terpaksa berpisah ketika kedua orang tua mereka bercerai. Namun, hubungan keduanya masih terjalin erat hingga sekarang walaupun jarak dan...