5. Oh my god!

2.1K 461 47
                                    


Note #03 : Hari ini adalah hari yang ku benci. Kau akan menemukan alasannya ketika sampai di kelas. Pssst: Soojung berbeda kelas denganku di Materi Kuliah hari ini. So annoying! - Ellen

***

"Suzy, segera turun jika kau sudah selesai berganti pakaian, oke? Ibu menunggumu di bawah!" Han Sora berseru kepada puteri nya dari bawah tangga.

Suzy mengiyakan, matanya kembali menatap pantulan dirinya sekali lagi pada cermin besar dengan desain Flamingo yang menggantung di dinding koridor yang menghubungkan kamar Ellen dan tangga menuju lantai dasar. Di bandingkan dengan rumah Ayahnya di New York yang nampak seperti bangunan mediterania, rumah Ibu lah yang tercantik. Tentu saja, selama belasan tahun Suzy selalu mendapati rumah-rumah serupa dengan miliknya di New York, tak heran ketika datang ke korea dan sampai di rumah ini, Suzy merasakan kesenangannya. Meskipun rumah ini lebih kecil dari rumah di New York. Yeah, tentu saja. Namun, sebagai seorang advokat Suzy bisa mengira kalau Ibunya merupakan orang yang sukses karena bisa membuat rumah sebagus ini di kawasan Gangnam yang terkenal dengan harga tanahnya yang selangit.

Suzy menuruni undakan tangga satu persatu dan ketika sampai di undakan paling bawah gadis itu mendengar suara bibi Cha menyapanya,

"Selamat pagi, Nona Suzy." Ucapnya, Dengan alat vacuum cleaner di tangan dan celemek menggantung di bahu bagian kanan Bibi Cha.

Suzy tersenyum, "Selamat pagi, Bibi Cha. Apa tidurmu nyenyak?"

"Aku tidak pernah tidak tertidur nyenyak, Nona. Nyonya Han sudah menunggu anda di meja makan." Tukas Bibi Cha.

Suzy mengangguk, kemudian berjalan menuju ruang makan di pisahkan oleh pintu bertirai cokelat. Kedua mata bulatnya mendapati sang Ibu yang sedang memoleskan selai green teal diatas roti gandum dan menaruhnya diatas piring, Han Sora nampak begitu cantik diusianya yang bahkan sudah tidak muda lagi. Blazer hitam dengan kemeja putih melekat cantik di tubuhnya, ditambah dengan celana hitam senada dengan sepatu hak tinggi yang dikenakannya.

Han Sora menoleh, "Kemarilah, sayang. Ibu sudah membuatkan roti selai kesukaanmu."

Suzy tersenyum senang karena sang Ibu mengingat apa yang disukai nya walaupun jarak membentang diantara mereka. Dan Suzy tidak bisa untuk tidak bersyukur karena ide bertukar surat dengan Ellen dan Ibu selama ini ada gunanya. Dengan kaki yang masih beralaskan sandal rumah, Suzy melangkah mendekat. Memeluk Han Sora dari belakang, "Aku senang melihat Ibu setiap hari."

Han Sora tersenyum, lalu membalikkan tubuhnya untuk menatap putri cantiknya yang sudah tumbuh dewasa, ia mengulurkan tangannya mengusap kedua pipi Suzy dengan sayang, "Ibu juga. Maafkan Ibu yang tak bisa disampingmu selama ini, Suzy."

Suzy menyentuh kedua telapak tangan Ibunya, "Tidak apa-apa, Ibu. Lagipula, Bibi Merry merawatku sama seperti ia merawat anaknya. Dia begitu baik padaku..."

Han Sora tahu siapa yang dimaksud Bibi Merry itu, karena pelayan itu sudah mengabdi sejak ia dan Bae Soojin baru menikah. Ia tersenyum dengan mata berkaca-kaca, "Ibu harus mengucapkan banyak terimakasih kepada Merry karena telah merawat putri Ibu dengan baik."

Suzy mengangguk, "You will meet her someday, mom."

Han Sora mengecup puncak kepala Suzy dengan sayang sekali, "Ayo. Kau bisa telat nanti." Kemudian menghela Suzy untuk duduk di salah satu kursi, pun dengan dirinya, "Dimana Soojung dan Minho? Mereka tidak datang?"

Suzy mengigit roti selai nya, setelah menghabisinya ia menjawab, "Soojung dan aku berbeda kelas hari ini."

Fakta bahwa dirinya akan sendirian hari ini karena jam kelas mereka berbeda membuat Suzy sedikit malas untuk datang ke kelas Bahasa Inggris nya. Bagaimana jika dirinya tidak bisa berbicara sekasar Ellen?

Spring Blooming #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang