10. Tulips and Hyacinths

2K 464 50
                                    

Myungsoo, duduk termangu di atas kursi santai di depan balkon kamarnya. Pemandangan langit malam yang di dominasi oleh bintang-bintang memberikan pencahayaan yang cukup di balkon itu. Kedua matanya menerawang, memandang keatas langit dalam pikiran yang melayang-layang. Sedang tangan kanannya sibuk menggenggam kain serupa sapu tangan yang warnanya kini nampak memudar.

Ingatannya membayang ke masa lalu saat dia dan kedua orangtua nya menyambangi rumah paman nya di New York untuk menghadiri pesta ulang tahun anaknya, Kim Yujin.

New York, 2003 .

"Hei, apa yang kau lakukan disana? Minggir!" Ucap seorang lelaki kecil dengan celana dan kaca mata renang nya. Myungsoo.

Mata tajamnya menyipit dengan tidak suka saat melihat seorang gadis seumurannya sedang duduk di kursi tempat pakaian dan tas nya berada. Myungsoo mendekat, memerhatikan anak kecil yang dengan seenaknya duduk di kursinya itu dengan raut wajah kesal. Namun, ketika langkah kakinya semakin menghilangkan jarak diantara dirinya dan anak kecil berkuncir dua itu, wajahnya yang semula kesal berganti dengan raut bingung.

"Kau kenapa menangis?" Tanya Myungsoo bingung. Dalam hati dia menyesali apa mungkin karena bentakannya itulah yang membuat anak itu menangis?

Si gadis kecil berkuncir dua itu mengelap kedua pipinya. "Kakakku menukar makanan kami."

Myungsoo menatapnya dengan bingung lalu matanya melirik kearah kotak bekal bewarna merah jambu yang di dalamnya berisi daging dengan kuah kacang. Lalu, Myungsoo bertanya lagi pada gadis kecil didepannya, "Makananmu lebih enak dari yang kau pegang?"

Gadis kecil itu menggeleng, "Ibu melarangku makan kacang karena tubuhku akan memerah. Jadi, punyaku tidak ada bumbu kacangnya..." Si gadis kecil mengelap air mata di pipi nya.

"Kenapa kakakmu menukarnya?" Myungsoo bertanya kembali.

"Dia mengatakan kalau dia ingin mencicipi menu milikku." Kemudian kepala gadis kecil itu menoleh ke area berenang anak-anak itu. Dan sepi.

"Dimana kakakmu?" Tanya Myungsoo. Kepalanya ikut melihat sekeliling.

Si gadis kecil mengedikkan bahu, "Baju nya basah karena berenang. Jadi, ia dan Bibi Merry sedang mengambil pakaian di mobil orangtua ku."

Myungsoo menatap anak kecil itu dengan pandangan datarnya, kemudian tangannya bergerak mengambil ransel kecil miliknya dan mengeluarkan kotak bewarna hitam dan memberikannya kearah gadis kecil itu, "Ini, punyaku."

Si gadis kecil menatap Myungsoo dengan bingung, "Lalu?"

Myungsoo menggedikkan bahunya, kemudian ikut duduk di kursi kosong di meja itu. "Ibu membuatkanku nasi goreng dan aku tidak lapar. Jadi kau bisa memakannya."

Gadis kecil itu menggeleng, "Tidak. Ayah melarangku makan pemberian orang asing."

Myungsoo berdecak. Lalu menatap sekeliling, "Ayahmu bekerja disini?"

"Bukan. Tapi, kakekku pemilik gedung ini." Jelasnya.

Myungsoo mengangguk-angguk, "Ayahku bekerja disini. " Ucapnya. "Jadi, kita bukan orang asing kan?"

Si gadis kecil mengernyitkan dahi nya nampak sedang berpikir, "Tapi--"

"Sudah, kau makan saja ini." Myungsoo lalu membuka kotak bekal nya dan memberikannya kepada gadis di depannya. "Kau harus merasa beruntung bisa makan makananku karena aku tidak baik kesembarang orang." Lanjutnya.

Si gadis kecil menatap makanan itu sambil menggigit bibir bawahnya. Nampaknya ia sedikit ragu, namun disisi lain dirinya juga lapar karena tadi pagi sang kakak memaksanya ikut kesini karena kakaknya itu ingin berenang. Dan, dirinya tidak sempat mendapatkan makan pagi nya. Gadis kecil itu mendesah. Kemudian mengambil kotak bekal itu, menatap Myungsoo dengan senyuman lebar di wajahnya, "Terimakasih makanannya."

Spring Blooming #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang