18. A friend

1.9K 471 55
                                    

Myungsoo menghela napasnya dengan berat. Ditatapnya benda persegi yang baru saja mati itu dengan tatapan kesalnya, karena tadi dia lupa mengisi daya ponselnya dan dia tidak tahu kalau ponselnya itu sudah kehabisan baterai. Dengan gusar Myungsoo mengambil chargeran milik Max dan menyambungkannya pada ponselnya. Ponsel itu mati total, sehingga membutuhkan beberapa menit untuk membuatnya kembali hidup. Sedangkan, Myungsoo sudah tidak sabar untuk menghubungi Suzy. Keningnya mengernyit, jari telunjuk dan jempolnya bergerak mengusap-ngusap dagu, dengan tungkainya berjalan mondar-mandir layaknya setrika baju. Jauh di dalam kepalanya, Myungsoo tak berhenti-hentinya memikirkan siapa yang menabrak Suzy dan memanggil gadis itu dengan sebutan 'Suzy ku' .

"Ini gila." Myungsoo mengacak-acak rambutnya, kemudian kembali menatap ponselnya yang masih terisi 1% itu.

"Ya, kau memang gila, Myung." Kata Max. Kepalabya sampai bergeleng saat melihat sahabatnya itu mondar-mandir.

"Ini gila." Ucap Myungsoo lagi, tanpa memerdulikan sanggahan Max kepadanya tadi. Kedua matanya kembali menatap ponsel hitam itu lalu berdecak kesal, "Apa adaptermu sudah rusak, Max? Kenapa persen nya tidak kunjung naik?"

***

"Ini aku, Sehun. Oh Sehun." Ucap laki-laki itu. Kemudian, dengan perlahan Sehun memberdirikan tubuh Suzy kembali. Kedua manik matanya tetap menatap Suzy dengan pandangan berbinar.

Suzy hampir tidak memercayai kalau yang sekarang berdiri didepannya ini adalah orang yang sama dengan temannya saat di sekolah dasar dulu. Dan, orang yang sama dengan seseorang yang ditangisi nya ketika lelaki itu diboyong keluarganya untuk pindah, dulu.

"Astaga, ini benar kau? Sehun ku? Umm... Maksudku--" Suzy langsung memukul kecil mulutnya menggunakan jari saat meyadari kalau dia telah berkata salah.

Sehun terkekeh, "Yes, I'm your Sehun." Tangan kanan Sehun terulur kedepan, "Long time no see, Suzy." Katanya.

Suzy mengarahkan pandangannya pada lima jemari yang terulur meminta untuk disambut itu sebentar, lalu mengulurkan tangannya menjabat tangan besar Sehun dengan senyuman, "Mm-Hm, Long time no see." Balasnya.

"Jadi, kenapa Suzy ku memakai pakaian..." Sehun menatap tubuh Suzy dari atas kebawah dan diulanginya, "Seperti ini? Dan ada apa dengan warna rambutmu?" Tanya Sehun.

Dengan cekatan, Suzy langsung mengancingkat coat yang dipakainya, "Eugh... Ellen yang--"

"Sudah kuduga!" Sehun menjentikkan jarinya, lalu kembali bertanya sambil melirik kesekitar, "Dimana Ellen?"

Suzy membasahi bibir bawahnya sebelum menjawab pertanyaa lelaki jangkung didepannya ini, "Di dalam. Kau sedang apa disini?"

"Membaca buku."

"Ha?" Kening gadis itu berkerut bingung. Sejak kapan klub malam ada perpustakaan?

Terdengar suara kekehan yang keluar dari mulut Sehun, lalu tangannya terulur untuk mengacak secara pelan rambut Suzy, "Kau masih sama seperti dulu ya."

Membuat Suzy menggembungkan pipinya. Gadis itu menghela napas, "Bagaimana kau tahu kalau aku adalah Suzy bukan Ellen?"

Ada jeda beberapa detik sebelum Sehun mengeluarkan suaranya. Laki-laki jangkung itu mengedikkan bahu, "Feeling?"

Mendengar jawaban itu, Suzy berdecih pelan, namun tak urung dia tersenyum, "Aku harus kembali kedalam, Sehun." Ucap Suzy tiba-tiba mengingat kalau mungkin saja Ellen dan Soojung sedang mencarinya di dalam.

Sehun mengangguk, "Kalau begitu, ayo." Katanya. Lalu, menggandeng tangan kanan Suzy agar masuk bersamanya.

***

Spring Blooming #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang