Disclaimer: Myungsoo and Suzy belongs to their family. If I become part of their family, I definitely will tell Myungsoo oppa to marrying Bae Suzy.
***
Suzy mengerutkan keningnya ketika mendengar suara-suara bising yang berasal dari lantai bawah. Ia membawa satu tangannya kedepan mata saat merasakan sinar-sinar matahari mengenainya dari balik tirai jendela. Ketika dirinya sudah bisa menyeimbangkan kesadarannya, kelopak mata Suzy sepenuhnya terbuka.
Pukul berapa sekarang?, Pikirnya.
Tangan kanannya bergerak mencari-cari ponselnya diatas nakas, namun tidak ketemu. Dahi Suzy mengernyit. Seingatnya semalam dia terbangun karena ponsel itu terus saja bergetar dan ternyata Myungsoo lah si penelpon itu. Pikirannya kemudian melayang mengulas kembali percakapan dirinya dan Myungsoo dan berakhir ketika dia menyuruh lelaki itu menutup panggilan teleponnya karena ia sudah mengantuk.
"Kau sudah bangun?"
Satu suara berat laki-laki membuat Suzy terperanjat kaget. Kepalanya langsung menoleh dan mata bulatnya menemukan ponsel yang dicarinya itu berada diatas bantal tidurnya. Dengan gerakan cepat, Suzy meraih ponselnya.
"Masih terhubung?" Gumamnya. Saat melihat panggilan telepon Myungsoo semalam masih terus berjalan.
"Ya." Suara berat itu menjawab gumaman Suzy.
Suzy mengernyit, bahkan loudspeakers di ponselnya menyala. Mungkin saja itu tidak sengaja terpencet saat dia jatuh tertidur semalam. Diarahkannya kembali ponsel itu ke telinga setelah mematikan loudspeakers nya. "Kenapa kau tidak mematikannya?"
"Aku tertidur." Jawabnya. Memang benar, kepala nya begitu pusing semalam dan tanpa sadar ia malah tertidur. Ntah apa yang membuatnya tidur begitu nyenyak, namun ketika bangun tadi pagi Myungsoo baru menyadari kalau ia masih menelpon Suzy. Dan, ntah mengapa suara tarikan nafas yang teratur diujung sana bisa membuatnya tenang. Jadi Myungsoo memutuskan untuk tidak memutuskan panggilan itu.
"Umm.. aku juga tertidur." Kata Suzy. Kemudian keheningan hadir diantara mereka, membuat Suzy kembali bersuara. "Eung... Kalau begitu aku matikan dulu, ya?"
"Tunggu!" Myungsoo bersuara cepat. "Mengenai tugas essay itu..." Myungsoo menggantung kalimatnya, dia merasa tidak yakin mengatakan hal itu pagi-pagi begini, namun hanya ini caranya agar bisa terus berbicara dengan gadis ujung telepon.
"Astaga!" Suzy menepuk dahinya. Kemarin, setelah mengakhiri panggilan suara dengan Ellen, gadis itu hendak menelpon Myungsoo untuk mendiskusikan hukuman Mrs. Lee tapi tidak jadi karena Suzy baru ingat ia tidak memiliki nomor ponsel lelaki itu. Suzy kembali bersuara, "Kita harus mengerjakan itu secepatnya. Ellen tidak me--" Suzy mengatupkan mulutnya saat menyadari kalau ia hampir saja mengatakan pada Myungsoo soal larangan Ellen.
Myungsoo tertawa geli, sepertinya lelaki itu tahu apa yang dikatakan Ellen pada Suzy. "Ellen pasti menyuruhmu berdiri sejauh mungkin dariku."
"Ng... Begitulah." Suzy menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal, "Jadi, kapan kau bisa mulai mengerjakan essay itu?" Tanya Suzy. Berusaha mengalihkan pembicaraan mereka.
"Hari ini kau bisa?" Myungsoo bertanya.
"Aku bisa." Jawabnya.
"Dimana? Rumahmu?" Tanya Myungsoo kembali.
"Ya?" Suzy membelalakan matanya. Dia sama sekali belum memikirkan jawaban atas pertanyaan Myungsoo barusan.
"Atau dirumahku?" Myungsoo bertanya lagi. Suzy bisa merasakan jika Myungsoo menyeringai disana saat mengucapkan itu. Suzy bergedik, ia tidak mengenal Myungsoo dengan baik dan tadi malam lelaki itu bahkan mabuk. Siapa yang tahu jika ternyata lelaki itu malah akan macam-macam kepadanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/133586772-288-k721676.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Blooming #1
Fiksi Penggemar×series pertama dari novel "One day in summer"× [PRIVATE PUBLISH] Suzy dan Ellen merupakan kembar identik yang terpaksa berpisah ketika kedua orang tua mereka bercerai. Namun, hubungan keduanya masih terjalin erat hingga sekarang walaupun jarak dan...