13. Bigo

1.9K 466 42
                                    

"Wow, kau pacaran dengan Park Jiyeon?" Kai menepuk pundak belakang Myungsoo, kemudian ikut duduk di bangku kosong disebelah laki-laki itu. Isi kelas sudah sepenuhnya ramai dan Myungsoo tidak mungkin menyamperi Suzy di tempat duduknya.

Sial.

Saat masih mengejar Ellen dirinya bahkan berani terang-terangan didepan si tukang robot dan mahasiswa lain mendekati Ellen, mengapa dengan Suzy tidak? Apa dia takut jika Suzy menangis dan membuat penyamaran gadis itu dan saudara kembarnya terbongkar?

Ck, sejak kapan pula dia memikirkan orang lain... Myungsoo mengusap wajahnya frustasi.

Ia menghela napas, memandangi punggung yang tidak menoleh sama sekali sejak tadi itu dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Jiyeon sialan, batin Myungsoo kesal. Gadis pirang itu berani sekali menciumnya dalam keadaan sadar seperti tadi, dan di depan banyak orang pula. Dan lagi... Di depan Suzy.

Astaga.

"Dude, kau tidak mau menjawab pertanyaanku?" Kai kembali bersuara saat pertanyaan pertamanya belum juga mendapat jawaban.

"Kukira Myungsoo akan selamanya bertekuk lutut pada Ellen." Kata Max.

Lagi-lagi Myungsoo mendesah. Tangannya bergerak mengacak-acak rambutnya dengan gerakan random. Lalu, menoleh kepada dua sahabatnya itu, "Aku kini tahu apa perasaanmu." Ucapan itu ditunjukkan pada Kai.

Membuat laki-laki yang memiliki kulit sedikit hitam itu menaikan alisnya dengan pandangan bingung, "Maksudmu... Astaga, kau berciuman dengan Jiyeon karena mabuk juga?" Kai sampai menggebrak mejanya karena menemukan fakta, tapi kemudian matanya menyipit, "Tapi, kau terlihat baik-baik saja..."

"Aku tidak mabuk." Myungsoo menggerutu.

"So? Kau dalam keadaan sadar mencium Jiyeon?" Timpal Max.

Myungsoo menatap Max--pria tinggi dengan potongan rambut seperti pria yang akan pergi wamil itu dengan kesal, "Aku tidak menciumnya."

"Geez, kupikir tadi foto ini editan." Kai memberikan ponselnya kedepan wajah Myungsoo.

Myungsoo terkejut, "Bagaimana foto ini tersebar di group angkatan?!"

"Salah satu anggota dari kelompok pirang itu yang menyebarkannya." Kai menggedikan bahu, "Jadi, Jiyeon yang menyosormu? Wow..." Kai berlaku seperti sedang membayangkan sesuatu.

"Ya, dia yang menciumku. Dan didepan mata seseorang yang kusukai itu."

Max membawa kedua tangannya keatas meja, "Ellen?"

"Siapa lagi?" Myungsoo balik bertanya dengan kesal.

"Kau sudah tamat, brother." Jawab Max.

Yang kemudian diangguki oleh Kai.

"Sial." Myungsoo menggerutu.

***

Pukul dua belas lebih tiga menit saat Mrs. Lee mengakhiri materi mereka minggu itu. Praktis, sebagian besar mahasiswa-mahasiswi dikelas itu berbondong-bondong keluar kelas mengekor dibelakang Mrs. Lee agar bisa meluncur ke kantin karena perut mereka sudah memanggil-manggil.

Suzy, ikut bergabung diantara kerumunan itu bersama si kawat gigi yang namanya tidak diketahui Myungsoo. Buru-buru Myungsoo memasukkan notebook nya, kemudian menyusul gadis itu. Ia harus menjelaskan dan wajib menjelaskan. Persetan dengan orang-orang yang nantinya berpikir macam-macam tentang Ellen yang ternyata bisa menangis juga. Sedangkan, Max dan Kai melempar pandang satu sama lain. Kemudian keduanya sama-sama mengangkat bahunya. Mereka berdiri, bergegas mengikuti Myungsoo yang sudah lebih dulu keluar kelas.

Spring Blooming #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang