Sepasang bola mata hitam Myungsoo memerhatikan dengan pandangan datar pada dua gadis yang memiliki warna rambut sama di depannya. Begitupun dengan Ellen yang memandang dengan kesal pada tangan yang saling bertautan tanpa malu-malu itu. Ellen membawa kedua tangannya ke depan dada, dengan coat broken white yang menutupi sampai lututnya.
"Suzy, kau lupa apa yang kukatakan?" Satu kalimat bernada datar yang keluar dari mulut Ellen nyatanya mampu membuat jantung Suzy hampir lepas dari tubuhnya. Suzy mencoba melepaskan tangan yang digenggam lelaki disebelahnya ini, namun berakhir dengan sia-sia. Semakin dicobanya untuk terlepas, semakin kuat pula genggaman pada tangannya.
"Aku selama ini salah orang, Ellen. Bukan kau yang kumau. Kau harus bisa merelakan aku bersama adikmu, Suzy." Myungsoo berucap dengan nada tegas.
Tatapan sinis Ellen kembali menghujam. Jika tatapan bisa membunuh, Suzy yakin laki-laki disebelahnya ini sudah sekarat. Ellen tersenyum miring, membuatnya semakin terlihat menyeramkan. "Kau ingin mati, ya?"
"Tidak." Myungsoo menjawab cepat, "Aku ingin Suzy." Lanjutnya.
Kening Ellen mengernyit kesal. Sebenarnya, tidak ada alasan bagi Ellen untuk melarang Myungsoo mendekati Suzy. Hanya saja, Ellen tidak menyukai laki-laki itu. Myungsoo pintar, tapi dia suka mabuk dan merokok. Masalah dia menyukai pesta atau semacamnya, baiklah, remaja mana yang tidak menyukai party dan berjoget, bukan? Tetapi... Yah, hanya itu. Yang jelas, Ellen tidak menyukai Myungsoo. Just that.
Ellen mendengus, "Aku tidak peduli kau salah orang atau kau ingin mengejar siapapun, selama bukan Suzy."
"Kenapa kau begitu menentang kalau aku mendekati Suzy?" Myungsoo mengernyitkan keningnya penasaran. Membuat Ellen lagi-lagi menghujami nya dengan tatapan membunuh, "Karena aku tidak menyukaimu."
Dulu, jauh sebelum mengenal Minho. Ellen memiliki kekasih. Tampan, kaya dan pintar, dan memiliki dunia yang sama dengan dunia Ellen. Maksudnya--menyukai party dan ke klub malam. Sebuah perpaduan yang sempurna untuk seorang Bae Ellen yang cantik dan seorang model. Tetapi, lambat laun Ellen menyadari kalau dia di duakan oleh sang kekasih. Hubungan mereka kandas saat Ellen memergoki kekasihnya bercumbu di pesta yang diadakan teman sekelas mereka bersama gadis yang dibencinya. Ellen menolak untuk menyebutkan siapa nama mantan kekasihnya itu, yang jelas dia memiliki marga yang sama dengan laki-laki yang kini menggandeng tangan Suzy. Kim.
Ellen mendesah keras-keras, kemudian menoleh kearah Soojung, "Apa aku bawa Suzy kembali saja ke New York ya, Jung?" Ellen bertanya kepada Soojung, namun dengan suara yang seolah membiarkan sekitar juga mendengarnya.
Soojung nampak berfikir dengan jari telunjuk yang mengetuk daerah dagu nya, "Sebenarnya aku pasti akan sedih, tapi jika itu bisa menjauhkan sahabatku dari laki-laki bermarga Kim, aku sih yes." (Mas anang kali ah)
Kedua bola mata Suzy membulat, "Leen, kalau aku ke New York, bagaimana dengan silabusmu disini?"
"Aku bisa memohon cuti, Suzy." Ucap Ellen, "Lebih baik daripada akhirnya kau merengek sepanjang malam karena dia menyakitimu."
"Aku tidak akan menyakiti, Suzy."
"You will." Tukas Ellen dengan cepat. Kedua matanya melirik kearah genggaman tangan Myungsoo yang sedikit merenggang, lalu dengan gerakan cepat Ellen langsung menarik Suzy bersamanya. Matanya menatap Suzy, "Kalau kau memang ingin membantuku. Fokus pada materi di silabusku dan jangan berhubungan dengan lelaki bermarga Kim ini. Deal?"
Suzy melirik Myungsoo yang sekarang menatapnya dengan sorotan mata tajamnya, dengan menelan saliva nya pelan-pelan, Suzy menghela napas perlahan, "Aku akan membantumu sampai musim semi berakhir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Blooming #1
Fiksi Penggemar×series pertama dari novel "One day in summer"× [PRIVATE PUBLISH] Suzy dan Ellen merupakan kembar identik yang terpaksa berpisah ketika kedua orang tua mereka bercerai. Namun, hubungan keduanya masih terjalin erat hingga sekarang walaupun jarak dan...