Chapter 16

100K 4.7K 108
                                    

Assalamualaikum hayy. Ada cuap-cuap yak nanti di bawah! Happy reading :)

"Kalau sudah terlanjur nyaman, aku harus bagaimana selain menikahimu?"

-A'a Refan-

Author Pov.

Suasana di rumah Azzahra begitu senyap kala keluarga Refan tiba-tiba datang ke rumahnya. Azzahra yang kala itu memakai baju tidur berlengan panjang bergambar spongebob si celana kotak, pun terkejut saat uminya berseru bahwa calon menantunya datang.

"Azzahra cepat ke ruang tamu! Ada calon dan camermu disana!" Seru uminya melihat anak gadisnya yang hanya berdiri di dapur. Entahlah, dia terlalu shock mungkin.

"Eh, iya mi aku ganti baju dulu" Ucapnya begitu sudah tersadar.

"Gak usah! Gak papa, ayo keluar sama umi!" Nadin pun mendorong tubuh putrinya dengan paksaan menuju ruang tamu. Zahra sempat memberontak tapi akhirnya pasrah juga.

Berjalan menuju ruang tamu dengan langkah gontai, akhirnya ia menemui tamunya yang sudah duduk ditemani minuman dan camilan.

"Assalamualaikum tante~" Ucap Zahra sambil mencium tangan calon ibu mertuanya.

"Ish. Kok tante? Panggil mama dong!" Protes Arum mendengar calon mantunya memanggilnya dengan sebutan tante.

"Iya Mama Arum" Zahra agak kikuk ditambah lagi penampilannya sekarang. Kalau sudah begini, Zahra pasti sudah mempunyai kesan buruk oleh camernya.

"Assalamualaikum Pak Nanda" Ucapnya sambil menyalimi tangan Direkturnya.

"Jangan terlalu formal nak, ini diluar jam kerja. Panggil papa saja!" kekehan dari Nanda membuat Zahra lagi-lagi serba salah.

Zahra duduk di sofa, tepatnya disamping uminya. Hatinya dag dig dug sedari tadi dan telapak tangannya dingin.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Pak Nanda mulai membuka pembicaraan.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" Jawab mereka kompak.

"Jadi maksud dari kedatangan keluarga saya kemari adalah untuk  mengkhitbah putri sulung bapak Hanan dengan putra bungsu saya" Ucapan Pak Nanda membuat satu keluarga pihak perempuan terkejut. Tak ada angin, tak ada hujan tiba-tiba datang kemari dan mengkhitbahnya?

"Maaf menyela pa, mungkin keluarga Azzahra agak terkejut dengan tujuan kami kesini. Maaf, jika pertama kali biasanya masa taaruf dulu, tetapi saya malah langsung mengkhitbah"

"Karena saya rasa, pertama kali kita dijodohkan itu sudah saya anggap sebagai taaruf, lagipula kita saling mengenal dan bekerja di tempat yang sama sebelumnya"

"Bapak Hanan, izinkan saya membuktikan bahwa saya adalah imam yang baik untuk putri bapak. Tolong lupakan rencana tentang perjodohan ini karena---" Refan memutus pembicaraan seriusnya dan melihat Azzahra yang nampak gusar.

"Karena saya sudah mencintai putri bapak. Saya tidak mau berdosa jika terus-terusan memikirkan ia" Ucapan Refan membuat pipi Zahra memanas. Siapa sangka dibalik sifat dingin dan ketusnya tersimpan kadar kemanisan yang membuat diabet.

Dengan senyum bijaknya ia menganggukan kepala.

"Dari awal saya sudah yakin bahwa kamu bisa berubah menjadi lebih baik! Saya merestui kalian tetapi jawabannya tetap saya serahkan kepada Azzahra"

"Terima kasih pak, saya akan menjaga amanah bapak" Refan berkata penuh dengan haru.

"Azzahra Salsabila. Mungkin ini bukan lamaran manis seperti yang kamu baca di novel. Saya bukan tipe orang yang romantis" Refan melangkah menuju tempat Zahra duduk.

Jodoh Terbaik [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang