Chapter 25

89.7K 4.7K 185
                                    

Thor kok alurnya berubah dgn yg sebelum revisi? Iyup btul, alurnya aq rombak dan mungkin gak sama kaya dulu. Jadi jgn bingung yak!

Psst, mungkin endingnya akan berubah😁

"Katakanlah yang sebenarnya (haq), walau pahit sekalipun"

-Hadits riwayat Ibnu Hibban-

Azzahra Pov.

Andai aku mengizinkan suamiku menyentuhku dengan cara baik-baik seperti tadi siang. Andai aku langsung mengiyakan permintaan suamiku tentang haknya. Semuanya pasti tidak akan seperti ini.

Menyesal? Separuh hatiku mengatakan ya, namun yang lain berusaha ikhlas.

Inikah balasanku menolak keinginan suamiku? Diambil secara paksa dengan keadaan mabuk, membuatku ingin menangis jika mengingat kejadian semalam. Beruntungnya suamiku tidak memilih untuk jajan dengan wanita di club. Ia langsung menyalurkan nafsunya denganku yang notabennya sah menjadi istri. Memang dihalalkan saja suamiku menyentuhku, namun bukan dengan cara seperti ini. Kuakui, aku memang salah pada awalnya.

Lagi-lagi aku ingin menangis, semalam adalah kejadian yang tidak pernah kuharapkan, sekalipun didalam mimpi terburukku.

Aku melirik jam weker di nakas sampingku. Waktu sudah menunjukkan jam setengah lima yang menunjukkan sebentar lagi adzan subuh akan berkumandang.

Aku bangun dengan ringisan pelan sambil membungkus tubuhku dengan selimut. Dengan perlahan aku berjalan menuju ke kamar mandi, namun apa dayaku yang langsung melorot di langkah pertama.

Sakit. Perih. Aku pernah membaca artikel bahwa ada beberapa wanita yang tidak bisa berjalan saat pertama kali disentuh suami. Aku tidak mau seperti artikel itu, aku mencoba bangun namun tak bisa, aku butuh topangan saat ini. Betapa menyedihkannya aku ini.

Srett. Aku terkejut saat tubuhku serasa melayang, kulihat suamiku  menggendongku ke kamar mandi dengan tanpa baju atasan. Aku merona malu meski gengsiku lebih dari itu.

"Kalau butuh bantuan bilang. Punya mulut kan?" Aku terdiam. Aku jadi agak takut dengannya mengingat kejadian semalam.

"Aku gak perlu bantuan!" Ujarku penuh kekesalan.

"Oh ya? Aku turunkan nih" Suamiku menurunkanku tepat di pintu kamar mandi. Aku yang belum siap berdiri otomatis terjatuh jika tak dipegangi.

"Katanya gak butuh! Kenapa gak bisa berdiri?" Ucapnya penuh godaan. Hei, sebenarnya suamiku manis ya, sampai aku ingin nampol 😅

"Aku gak bisa berdiri gara-gara siapa?!" Tanyaku garang. Sementara dia malah terkekeh.

"Gara-gara siapa ya?" Ucapnya penuh candaan.

Dia memapahku dan mendudukanku di kloset dengan selimut tebalku, sementara dia mengunci pintu. Aku tentu saja takut saat ini.

"Mas kenapa ikut masuk?" Tanyaku galak penuh kepanikan.

"Mau bantu istri, lumayan dapat pahala" Ucapnya dengan seringai mesum.

"Aku gak butuh ya mas! Aku bisa sendiri!"

"Sudahlah Azz. Adzan subuh sudah terdengar, lebih baik kita cepat. Jadi kita mandi berdua saja" Ucapnya penuh raut horror menurutku.

"Gak-"

"Jangan menolakku Azzahra!"

***

Aku tengah berada di dapur memasakkan sarapan untuk suamiku. Meski aku sangat kesal dengan kejadian subuh tadi, namun aku berusaha menahan egoku untuk tidak marah.

Jodoh Terbaik [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang