Chapter 19

96K 4.5K 68
                                    

Assalamualaikum, sebelumnya mau tanya. Sudahkah kamu berbuat baik hari ini?

"Kuharap kisah kita akan terus ada selamanya, bukan yang kini ada lalu hilang keesokan harinya"

Azzahra Pov.

Malam resepsi merupakan malam yang melelahkan dimana kamu harus menyalami tamu sambil mengobrol ria dengan perasaan gembira. Seharusnya memang seperti itu! Tetapi lain dengan ceritaku, ah bukannya aku tak menerima tapi entahlah, hati ini merasa hampa.

Kini aku tengah menyalami tamu yang semakin malam jumlahnya semakin tambah banyak saja. Duduk disamping suamiku yang tengah sibuk mengobrol dengan temannya, membuatku tak punya pekerjaan apa-apa selain mesam-mesem bak ratu yang tengah turun menemui rakyatnya. Haishh.

"Azz kamu gak makan?" Aku menoleh ke arah suamiku.

"Kenapa mas? Mas mau makan?" Aku berbalik tanya. Tetapi reaksinya membuatku terkejut.

"Kalau ditanya jangan balik tanya" Dia mencubit hidungku gemas. Aku meringis.

"Jangan gitu dong mas! Hidungku ntar pesek" ucapku sambil mengusap hidungku. Dia terkekeh lalu bangkit dari tempat duduknya.

"Makan yuk" ucapnya sambil menggulung lengan baju batiknya.

Batik sarimbitan warna abu-abu itu nampak cocok dipakai di tubuh tegapnya.

"Azz? Mau aku ambilin?" Ucapnya membuatku tersadar.

"Eh gausah mas. Aku ambil sendiri aja, yuk" Ucapku lalu berlalu ke stand makanan prasmanan. Suamiku dibelakang mengikutiku.

2 Mangkuk bakso telah sampai di tanganku. Aku dan Mamas mencari tempat duduk strategis dan menikmati bakso itu, percayalah aku tidak suka diganggu waktu makan, karena selera makanku bisa menghilang drastis. Tak peduli saat ini banyak tamuku mencari pengantin yang tiba-tiba kabur.

Kami makan dengan keheningan dan aku menyimpulkan bahwa Pak Boss juga sama sepertiku, ia tidak suka bicara waktu makan.

Setelah makanan dan minuman habis, aku dan Mamas pun kembali menyalami tamu yang entah sampai kapan habisnya.

***

Pukul 11.45 malam. Tamu-tamu beringsut hilang dan menyisakan segelintir orang untuk mele'an malam ini. Aku sudah sangat lelah, bahkan kedua mataku seperti lampu 5 watt yang redup.

"Tidur gih" ucapnya yang membuatku membuka paksa kelopak mataku.

"Nanti aja mas. Belum ngantuk juga" Dustaku.

"Mata kamu udah berair gini, kamu bilang gak ngantuk? Tidur Azz, besok kita masih ada acara" Aku melebarkan mataku meski ingin sekali aku merem.

"Acara apa mas?" Tanyaku.

"Besok kan ngundoh mantu, acaranya dilangsungkan biar nggak terlalu lama memakan hari!" Jelasnya.

"Tapi itu--" Aku ingin sekali protes tetapi dia berhasil menyela.

"Tugas kamu sekarang tidur di kamar! Nanti aku susul, yang nurut ya istriku" Ucapnya sambil mengelus kepalaku yang tertutup hijab.

"Oke deh. Aku akan nurut sama ucapan suami aku!" Putusku lalu berjalan ke dalam rumah. Mataku sudah sulit ku kontrol dan tubuhku lelah meraung untuk segera berbaring di ranjang.

Jodoh Terbaik [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang