Assalamualaikum. Cuma ngingetin, kalau membaca jangan suka di-skip yak! Siip.
Azzahra Pov.
Wanita mana sih yang tidak sakit hati? Saat kita sudah capek melakukan suatu pekerjaan untuk seseorang, tetapi orang itu malah tidak menghargai pekerjaan yang kita buat untuk dirinya.
Contohnya adalah sebuah masakan, itu sederhana, aku tahu. Memang yang tidak tahu bagaimana sulitnya memasak, pasti akan menganggapnya enteng dan menggampangkannya. Seperti Bossku tadi pagi, eh maksutnya suamiku, dengan tanpa dosanya ia memintaku untuk memanggangkan roti saja padahal aku sudah memasakkan makanan yang lebih cocok untuk perutnya.
Sudahlah aku tidak ingin membahasnya, moodku hilang jika terus mengingat kejadian tadi pagi. Jika boleh mengulang, aku tidak mau menangis dihadapan suamiku yang ngotot tidak mau sarapan, aku terlalu sensitif tadi pagi.
Aku memakan masakanku dengan sedikit tidak berselera, bagaimana tidak? Aku ditemani figura dan lukisan seorang wanita dimana-mana?! Rasanya aku ingin menghancurkan rumah ini jika tidak mengingat ini rumah suamiku.
Selesai sarapan pagi, aku bingung mau apa karena tak ada yang bisa aku lakukan. Bersih-bersih? Rumah ini baru dibersihkan kemarin. Mencuci baju? Semuanya sudah di laundry. Dan akhirnya aku hanya duduk diam di ruang tamu dengan ponsel di genggamanku.
Aku memperhatikan sekitar, aku kok mempunyai ide gila ya sekarang? Aku tersenyum miring dan memulai mencopot satu persatu figura di dinding itu. Jika suamiku tak bisa melupakannya, aku yang akan membuatnya melupakan wanita itu. Haishh sadiskah aku?
Aku menaruh foto berbingkai itu di ruangan kosong yang tidak dikunci di lantai dua. Sebuah gudang penyimpanan biasa yang berisi banyak benda tak terpakai, aku memasukkan banyak foto ke gudang dan akhirnya tak ada gambar wanita itu di rumah ini. Hahaa senangnya dirikuu. Aku sedikit kelelahan dan mulai mengatur nafasku yang ngos-ngosan, bulir keringat mulai menetes karena aku menaruh foto itu satu persatu menaiki tangga putar.
Mendadak wajah marah suamiku melintas di pikiranku. Nyaliku menciut kala dinding putih ini sudah bersih dari foto wanita tersebut. Ya Allah, perkara tadi pagi saja belum selesai. Semoga suamiku mau mengerti.
Triiing...Tringtingting...
Aku terkejut saat seseorang menekan bel rumah. Segera aku merapihkan bajuku yang agak kusut dan beranjak membuka pintu depan. Nampaklah wanita paruh baya dengan paras cantik di usianya.
"Assalamualaikum menantu" Ucap Mama mertuaku dengan senyuman.
"Waalaikumussalam warahmatullah Mama" Jawabku sambil mencium tangan mama Arum.
"Mangga masuk Ma" Persilahku. Mama Arum duduk di sofa dan memperhatikan sekitar.
"Mama kesini sendirian? Papa kemana ma?" Tanyaku.
"Biasa lah Raa, Papamu itu orang sibuk, ada aja yang dikerjain di kantor. Mama aja gak ngerti" Ujar Mama dengan sedikit kesal. Aku hanya tertawa pelan.
"Refan melakukan semuanya ya?" Aku mendengar mama sedikit bergumam sambil melihat dinding bekas figura yang masih berbekas.
"Kenapa Ma?"
"Eh bukan apa-apa kok. Refan mana?" Aku tahu mama menyembunyikan sesuatu dariku.
"Mas Refan ke kantor Ma" Jawabku jujur."Ke kantor?! Kalian ini baru menikah lho! Masa udah kerja aja tuh anak! Gila kerjanya gak ketulungan ya!" Aku meringis kala Mama Arum mulai menghardik suamiku.
"Ya gimana lagi Ma, aku udah bilangin gak usah berangkat dulu tapi dianya ngotot" Ucapku yang mendapat tatapan sendu dari mertuaku.
"Maklumin aja ya! Dia kadang keras, kadang pengertian dan lembut. Jadi kamu harus betah dengan sifat plinplan nya!" Aku hanya mengangguk membenarkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik [TERBIT]
Spiritual[Revisi] Siapa sih yang tidak ingin mempunyai pasangan hidup yang sempurna? Pasangan hidup yang tidak hanya beragama baik, tetapi juga sangat penyayang. Bagaimana jika kamu sudah mendapatkannya? Pasti kamu merasa sangat beruntung memilikinya. Namun...