Assalamualaikum. Mohon maap yak baru bisa apdet *sok-sokan pdhl kaga ada yg rindu :)
#Baca part sebelumnya yak kalo lupa alurnya. Btw partnya panjang spesial utk yg rinduu~~
"Aku kembali dengan harapan yang sudah kubangun sejak lama, namun dengan teganya kamu menghancurkan semua dalam sekejap mata"
-Anisya-
Author Pov.
Permintaan pulang Azzahra tentu saja ditolak mentah-mentah oleh suaminya. Refan berpikir bahwa Azzahra ingin kabur dan membuat waktu bertengkarnya semakin diulur-ulur. Refan bukan orang yang dengan mudahnya memahami isi hati seseorang dan ia tak suka membuang waktu.
"Aku gak izinin kamu pergi Azz! Kalau kamu memaksa pergi tanpa izin suami, itu sama saja kamu melanggar batasan!" Zahra ditempatnya hanya bisa menyusut air matanya mendengar sang suami marah-marah.
"Aku hanya rindu rumah mas! Kamu ngertiin aku. Tolong" Suara Zahra melemah.
"Aku tahu bukan itu tujuan utamamu Azz, kita punya masalah dan itu harus segera diselesaikan, bukannya kabur!" Ucap Refan tajam.
Zahra semakin terisak ditempatnya. Ini adalah pertengkaran pertama mereka yang lumayan berat dalam berumahtangga. Zahra semakin tahu sisi lain suaminya, Refan adalah orang yang tidak peduli dan juga otoriter.
Zahra mencoba melepaskan pelukan sang suami dan berusaha bangkit. Dengan airmata yang tersisa di pipi mulusnya ia berjalan menjauh dan masuk kedalam kamar.
Sementara Refan? Ia duduk termenung menyisakan tanda tanya di kepalanya. Pikirannya bercabang dan merasa tidak seharusnya membuat istrinya seperti ini.
"Arghh"
***
Suasana kamar mereka sangat dingin karena tidak ada sepatah kata apapun yang terucap dari salahsatu bibir mereka. Atmosfir mereka dikatakan sangat mencekam, pasalnya sekarang Azzahra sedang diam seribu bahasa dan itu membuat Refan menghela napas bersalah.
"Jangan tidur dulu Azz. Aku mau bicara setelah ini!" Ucap Refan yang melihat istrinya sedang melipat mukena.
Zahra diam saja ditempatnya, tapi ia mendengar jelas perkataan suaminya.
Dengan helaan nafas lelah, ia mulai menaiki ranjang dimana sang suami tengah berada. Meskipun mereka saling menyimpan amarah di dirinya, mereka tetap bersikap dewasa. Tak ada istilah pisah ranjang atau banting-banting barang.
Refan meraih telapak tangan istrinya dan berujar serius."Aku tahu kamu marah karena melihat kejadian di kantor tadi siang Azz. Tapi kumohon, untuk kali ini dengarin baik-baik penjelasanku" Refan berkata dengan sorot memohon. Sementara Azzahra tetap diam.
"Aku dan Anisya adalah sahabat sejak kecil. Persahabatan kami sudah terjalin begitu lama, hingga ada insiden dimana kami, bisa terpisah--"
"Kamu tahu Azz? Berpisah itu kata paling menyakitkan kala itu. Aku bahkan harus bolak-balik ke psikiater karena mentalku sempat terguncang" Azzahra mendengarkan ucapan suaminya dengan tatapan serius. Ia tidak menyangka suaminya pernah begitu terpuruk."Maka dari itu Azz, aku bilang tidak mudah untuk melupakannya. Dia pernah menemaniku saat kecil dan kita sering bermain bersama. Aku minta kamu mengerti, aku dan dia kini hanya sahabat Azz"
Zahra terdiam. Bingung mau berkata apa, suaminya terus meyakinkan dia bahwa tak akan ada perasaan lagi untuk wanita itu.
"Bagaimana bisa aku mempercayaimu mas? Ucapanmu terkadang berubah-ubah dan membuatku ragu" Ucap Zahra pada akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik [TERBIT]
Spiritual[Revisi] Siapa sih yang tidak ingin mempunyai pasangan hidup yang sempurna? Pasangan hidup yang tidak hanya beragama baik, tetapi juga sangat penyayang. Bagaimana jika kamu sudah mendapatkannya? Pasti kamu merasa sangat beruntung memilikinya. Namun...