Chapter 20

88.2K 4.5K 79
                                    

"Seorang perempuan jika telah menikah maka suami lebih berhak terhadap dirinya dibandingkan kedua orang tuanya dan mentaati suami itu lebih wajib dari pada taat orang tua"

Author Pov.

Acara ngundoh mantu di kediaman keluarga Jayakusuma akhirnya berjalan dengan lancar. Setelah ada sedikit air mata dari keluarga Azzahra pasal melepaskan putrinya, akhirnya semuanya sudah clear.

Malam sudah menjelang. Azzahra yang saat ini ikut menerima tamu akhirnya undur diri. Dua hari ini ia begitu lelah seperti dikejar target.

"Ma, aku ke kamar dulu ya! Mau sholat maghrib" Pamit Zahra disamping mama mertuanya.

"Iya sayang, ini tamunya juga pada mau pulang. Oh iya, nanti ikut makan malam ya!" Zahra mengangguk lalu undur diri ke lantai dua.

Setelah mengetahui letak kamar suaminya, ia langsung masuk kamar dan duduk di bed. Ia menghembuskan nafas lelah sambil memejamkan mata. Tak lama sang suami muncul dan berjalan ke arah Zahra.

"Capek?" Tanya Refan sambil mengelus kepala istrinya. Zahra mengangguk sambil memijit keningnya.

"Sholat dulu yuk! Nanti baringan" Ucapnya. Zahra mengangguk patuh lalu berjalan ke kamar mandi pribadi yang berada didalam kamar. Sejenak ia terkagum dengan apa yang ada disana. So Cozy. Barang-barang mengkilap semuanya cuyy.

Dia melanjutkan aktivitasnya yang sempat berhenti karena sibuk menikmati karya manusia tak abadi ini. Ia keluar dan melihat sang suami sudah stand by di sajadahnya.

Ia mengeluarkan isi tasnya untuk mengambil mukenah karena ia belum beberes tadi. Sangat-sangat sibuk disini hingga ia merasa agak pusing. Maklum, holkay tamunya banyak.

Ia menggelar sajadah merah yang sudah menemaninya hampir 3 tahunan. Sajadah sebagai tanda mata ini masih ia pergunakan, bukan karena siapa yang memberikan! Tetapi ia sayang jika harus melupakan kenangan, bahkan melupakan sajadah ini.

Ia memakai mukenanya yang agak sulit hingga sang suami pun membantunya dan memasangkannya dengan benar. Hal kecil dari Refan membuat berkali-kali Zahra merasa di istimewakan. Semoga bukan ia saja yang merasa seperti itu.

***

"Sini, duduk sayang!" Ucap Mama Arum pada Zahra sambil menunjukkan kursinya. Zahra mengangguk dengan canggung, disini terhitung ada sekitar 10 orang yang duduk melingkar. Tante sampai kakek neneknya Refan turut andil.

"Si Refan mana dek?" Tanya wanita muda berumur 30 tahunan. Dia adalah kakak perempuan Refangga.

"Masih diatas kak. Mungkin masih beres-beres, soalnya tadi tadarusan" Jawab Zahra berusaha sopan.

Refan turun dengan sarung hitamnya dan itu membuat satu keluarganya melongo.

"Mama beruntung jodohin kamu dengan Zahra Fan! Lihat, kamu bisa berubah" Antusias Arum. Zahra hanya meringis dalam hati. Mengartikan dengan hal lain.

"Mama ini! Aku berubah karena sudah waktunya Ma, lagipula Azzahra hanya perantara alasanku" Jawab Refan lalu menarik salahsatu kursi di meja makan.

"Oh iya ma, besok sore kita akan pindahan" Ucapan Refan mengangetkan sang mama. Zahra juga ikut shock.

"Pindah? Kalian belum seminggu disini" Protes Arum.

"Kalian juga belum bulan madu, mama lagi pesenin tiket keluar negeri nih"

Jodoh Terbaik [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang