chapter 21 - regret

1K 172 22
                                    

enjoy the 21st chapter!
warning! still explicit content, 17+

Javeen berlari ke arah receptionist hotel untuk bertanya apakah si brengsek Leo itu check in di dalam hotel ini.

Tidak lama kemudian Evan dan yang lainnya menyusul, menunggu Javeen yang terlihat marah-marah pada receptionist itu.

Evan akhirnya menghampiri Javeen.

"...coba cek lagi! Atas nama Leo Park..."

"Udah, Pin." kata Evan sambil memegangi bahu Javeen yang sedang emosi, menariknya menjauh.

"Leo nggak ada disini." kata Javeen sambil mengacak-ngacak rambutnya frustrasi.

"Van, lo tau tempat tinggalnya Leo?" tanya Kai tiba-tiba.

Dia berpikir mungkin saja Alana dibawa ke tempat tinggal Leo.

"Tau. Coba kita tanya security di basement, siapa tau dia liat."

Mereka semua akhirnya menuju ke basement dan menemui security.

"Pak, bapak liat ada cowok yang bukan kaya orang Indonesia sama cewek nggak pak?" tanya Kai pada security yang berjaga disana.

"Banyak, mas. Ciri-cirinya kayak gimana ya? Mungkin saya tau."

"Tinggi, pake jas, terus ceweknya pake gaun warna merah maroon, wajahnya bule-bule gitu."

Security itu terlihat berpikir.

"Kayaknya saya ada liat cowok yang kayak mas deskripsiin. Dia kalo nggak salah lagi gendong cewek pake dress merah maroon."

"Apa?! Gendong?!" semua serentak berteriak kaget.

"Iya. Terus saya tanya kan, mas itu pake bahasa Inggris gitu jawabnya, saya kurang paham. Oh, coba liat lewat CCTV aja, mas, mbak. Saya tadi liat orang itu lewat CCTV."

Akhirnya mereka semua ke ruang CCTV untuk melihat.

Security itu mulai mencari-cari rekaman beberapa jam sebelumnya saat dia menemukan orang yang mirip Leo sedang menggedong gadis.

"Nah ini!"

Mereka semua langsung mengerubungi layar komputer yang menampilkan rekaman beberapa saat yang lalu.

Terlihat disana seorang laki-laki yang tinggi dengan jas hitam yang ia sampirkan pada gadis yang ada dalam gendongannya. Sedangkan gadis di dalam gendongannya sedang dalam keadaan tidak sadar.

"Saya nangkepnya pokoknya cowok itu ngomong 'drunk' gitu kalo nggak salah."

"Itu Leo sama Alana!" kata Javeen lalu segera berlari ke arah mobilnya dan mengendarainya.

Evan lalu segera mengirimkan alamat tempat tinggal Leo di Jakarta.

***

Sedangkan keadaan Alana sekarang sudah sangat berantakan.

Setelah ditendang Alana, Leo menjadi sangat marah. Ia mengambil sabuk lalu memukulkannya ke kaki Alana, tidak hanya sekali tapi tiga kali, menimbulkan bekas kemerahan pada kaki mulus Alana.

Leo mengusap hidungnya yang berdarah lalu segera naik ke kasur lagi dan kembali menduduki kaki Alana yang memar karena pukulan sabuk Leo.

Leo yang emosi segera menampar Alana agar diam lalu merobek gaun Alana hingga memperlihatkan bagian atas tubuh Alana yang sekarang hanya tertutup bra tanpa tali.

Membuat Alana berteriak dan meronta-ronta, bahkan tangannya yang diborgol sudah lecet karena terlalu banyak memberontak.

Leo memegang dagu Alana dan menariknya hingga kepala Alana mendongak.

"Don't make me angry, little slut. Just sit still and I will make you feel like you are in heaven." bisiknya di telinga Alana, lalu menjilatnya.

Bibir Leo turun ke arah leher Alana yang sudah terbuka karena gaunnya robek, semakin turun ke arah dadanya, mengecupinya dan meninggalkan bekas disana.

Dia lalu terkekeh senang melihat hasil karyanya, mengusapnya lembut.

Alana hanya bisa menangis dan berteriak ketika tangan Leo semakin turun untuk menyentuh branya.

"Bastard..." desis Alana lalu meludahi wajah Leo.

Leo segera mengusap wajahnya dan menampar Alana untuk kesekian kalinya.

Tangannya akhirnya mendarat di perut Alana, menonjoknya dengan keras. Untuk kedua kalinya.

Kesal melihat Alana yang selalu memberontak.

Selama ini, tidak pernah ada gadis maupun wanita yang menolaknya seperti Alana. Mereka dengan senang hati akan membuka seluruh bajunya dan melebarkan kakinya demi mendapat kenikmatan dari Leo.

Dan respon Alana membuatnya semakin bersemangat sekaligus semakin emosi.

Saat tangannya sudah berada diatas bra yang digunakan Alana, tiba-tiba terdengar pintu didobrak paksa, disusul teriakan seseorang yang memaki Leo.

Alana sangat bersyukur mendengar suara itu. Tetapi juga takut.

Takut dan malu. Keadaannya sangat tidak layak sekarang.

Dia takut mereka akan jijik melihatnya saat ini.

Dia malu karena penampilannya saat ini, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.

Tiba-tiba ia dikejutkan dengan tubuh Leo yan terangkat dan terjatuh dilantai, disusul sosok yang ia kenal sebagai Javeen menendangi Leo dengan beringas.

Setelah memastikan Leo pingsan, atau mungkin mati, Javeen segera berlari ke arah Alana.

Syok melihat penampilan gadis itu yang sangat berantakan.

Tangannya yang masih terborgol memerah, wajahnya penuh air mata, pipinya membiru, bibirnya bengkah dan sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Ditambah leher dan dadanya yang penuh dengan kissmark, membuat Javeen tidak tega melihatnya dan segera melepas jasnya lalu menutupkannya pada tubuh Alana sebelum yang lain datang dan melihatnya.

Ia segera beranjak dan mencari kunci borgol lalu segera melepaskan borgol di tangan Alana.

Alana hanya diam dengan tatapan kosong mengikuti pergerakan Javeen.

Berusaha membaca pikiran calon tunangannya itu.

Javeen pasti sangat kecewa padanya.

Pemikiran itu membuat Alana menangis tersedu-sedu.




Ia kotor.
Ia tidak pantas untuk Javeen.

to be continued.

Beautiful Fate✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang