chapter 42 - holiday 3

781 130 27
                                    

enjoy the 42nd chapter!

Day 2 in BALI

Ini adalah hari kedua mereka di Bali dan mereka berencana untuk pergi ke Ubud.

"Ayo, udah siap semua kan? Kalo udah kita langsung pergi, takutnya macet." kata Evan yang seumur hidup di Indonesia tidak pernah ke Bali.

"Lu kata Jakarta kali macet?" sahut Kai yang disusul tawa oleh semua orang.

"Yeee, sapa tau kan."

"Udah, udah. Ayo pergi sekarang, ntar macet!" kata Hosea yang mengundang tawa susulan.

"Yeu, bang Hos nih ngebela atau ngeledek sih!" jawab Evan kesal.

Akhirnya mereka segera masuk ke mobil van yang sudah tersedia dan segera pergi.

Akhirnya mereka segera masuk ke mobil van yang sudah tersedia dan segera pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di Mobil

Hit you with that ddu-du ddu-du ddu-du...🎶

Nada dering dari ponsel pintar Evan mengagetkan semua orang yang ada di dalam van. Evan segera meringis lalu mengambil ponselnya dan mengangkatnya.

"Yeoboseyo? (Halo?)"

"..."

"Jeongmal? (Benarkah?)"

"..."

"Arasseo (Baiklah), terus awasi dia dan laporkan padaku. Laporkan juga jika kau menemukan sesuatu yang mencurigakan."

Evan lalu memutuskan sambungan telepon dan diam.

"Kenapa, kenapa? Jangan bikin gue tegang dong!" kata Gita yang penasaran.

Jangan lupakan Gita yang pandai berbahasa Korea karena kecintaannya pada Korea sehingga ia tau apa yang dibicarakan oleh Evan dan lawan bicaranya di telepon.

"Jadi tadi itu yang telepon orang suruhan gue di Korea. Dia bilang dia udah nemu posisi Leo..."

Alana yang mendengar nama Leo disebut segera menggenggam lengan Javeen erat.

Betapa bencinya ia mendengar nama laki-laki brengsek itu disebut.

"Jadi Leo nggak bergerak sama sekali?" suara berat Javeen menyadarkan Alana dari lamunannya.

"Menurut penglihatan orang gue sih engga. Dari kemaren sejak dia pergi." jawab Evan.

"Kemaren dia pergi kemana orang lo ngikutin nggak?" tanya Krystal.

"Nah, katanya dia pergi ke perusahaan gede namanya PY Corp."

"Perusahaan siapa tuh?" tanya Gita.

"Kok kayaknya gue pernah denger nama perusahaan itu ya?" tanya Alana yang merasa pernah mendengar nama perusahaan yang dikunjungi Leo.

"Eh iya, gue juga kaya pernah denger." sahut Evan.

"Apa kita coba tanya ke bokap kita aja ya? Siapa tau mereka tau?" usul Kai yang diangguki semua orang disana.

"Ya udah sekarang kita jalan-jalan dulu ya, jangan terlalu dipikirin." kata Helena yang melihat Alana terdiam.

Lagi-lagi semua orang mengangguk setuju.

Javeen memandang ke arah Alana lalu menidurkan kepala Alana pada bahu lebarnya.

***

UBUD, BALI

Sesampainya mereka di Ubud, petugas disana segera memberikan selendang untuk dipasang pada pinggang mereka.

Lalu mereka mulai memasuki pintu masuk dan berjalan-jalan sambil beberapa kali mengambil foto.

Alana terkadang menoleh kebelakang dan membuat Javeen bingung dan khawatir.

"Kamu kenapa? Kok dari tadi noleh ke belakang terus?" tanya Javeen membuat Alana bingung.

Dia tidak ingin membuat Javeen dan yang lainnya khawatir atas apa yang belum pasti, tapi disisi lain dia juga takut jika kekhawatirannya terbukti benar.

"Bilang aja sama aku kalo nggak mau yang lain khawatir. Kamu bikin aku khawatir, tau nggak?" kata Javeen yang menyadari ketakutan Alana.

"Aku dari kemarin ngerasa ada yang ngeliatin, terus dari semenjak kita turun dari mobil ngerasa ada yang ngikutin gitu. Aku nggak tau ini cuma perasaan aku aja karena parno, atau emang ada yang ngikutin aku." bisik Alana sehingga teman-temannya tidak mendengar.

Javeen melotot kaget dan segera menoleh ke arah belakang, mencari seseorang yang mencurigakan.

"Mungkin cuma perasaan aku aja kali ya?" kata Alana.

"Kita harus tetep waspada, Lana. Kalau kamu ngerasa ada apa-apa, kamu harus cepetan bilang ke aku, oke?" sahut Javeen.

Alana akhirnya mengangguk setuju dan memeluk lengan Javeen erat sambil berjalan lagi menyusul teman-temannya.




***

"Sepertinya gadis itu dan kekasihnya mulai mencurigaiku, apa yang harus kulakukan?"

"Tetap awasi dari jauh. Akan kukabari lagi saatnya kau mulai beraksi."

Park Chanyeol menutup teleponnya dan menggeram kesal. Apapun yang terjadi, ia harus bisa mengambil Alana.

tbc.

hehehehehe bcs it's ma birthday so I'm posting new chapter.
I know it's short ehehe
aku lagi libur tp ga sempet ngetik lagi karena lagi bingung cari tempat magang jadi mohon dimaklumi ya hehe

I'm starting to step in another level of life nih huhuhu sedih gamau grow old:(

Beautiful Fate✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang