chapter 7 - dangerous

1K 202 11
                                    

before that, I want to remind you
aku nggak mem-private cerita ini ya gengs.
harap bijak ya. kalo merasa belum cukup umur ya jangan baca.
aku sudah pasang warning "mature content"
so, be wise!

Warning! Little bit mature or I don't know how to rate it.

Enjoy the seventh chapter!

Masih tertegun dengan genggaman tangan Javeen, Alana kembali dikejutkan dengan tarikan lembut Javeen.

Yang mengejutkan Alana bukan tarikan lembut Javeen pada tangannya,







Tetapi pada fakta bahwa sekarang Alana berada dipangkuan cowok itu.

"Jap!" pekik Alana saat menyadari dia ada di pangkuan cowok berdarah British itu.

Bukannya melepaskan Alana yang berusaha berdiri dari pangkuannya, dia malah meletakkan tangannya di pinggang ramping milik Alana.

Dia lalu mengisyaratkan Alana untuk tidak protes.

"Seneng deh liat kamu tinggal disini, aku jadi nggak sendirian lagi." kata Javeen dengan senyum nakal yang tidak pernah lepas dari bibirnya.

Alana melotot sebentar sebelum menyadari apa yang terjadi.

Pasti benar kata Javeen, mami sedang mengawasi atau lebih tepatnya mengintip dari celah pintu kamar Javeen.

Akhirnya Alana berusaha mengimbangi Javeen.

"Iya. Lepasin ah, ntar kalo ada yang liat malu." jawab Alana sambil berusaha berdiri, tetapi Javeen tidak melepaskan Alana, membuat Alana terus bergerak tidak nyaman.

"You better sit still there." bisik Javeen dengan suaranya yang tiba-tiba memberat sambil menutup matanya, membuat Alana tersentak dengan perubahan suara Javeen. Sedikit takut.

Ada apa dengan Javeen?

"Can you let me go?" bisik Alana balik setelah akhirnya berusaha untuk duduk diam di pangkuan tunangannya itu.

Javeen yang tadi memejamkan matanya, membukanya perlahan, mengintip dari celah rambut Alana.

"Mami still there." bisiknya kembali, membuat Alana menghela nafasnya berat.

Akhirnya Alana memutuskan untuk mengelus rambut Javeen pelan, membuat Javeen tertegun sejenak, lalu tersenyum dan memejamkan matanya lagi. Merasa nyaman.

***

On the other side, mami Javeen hanya bisa tersenyum melihat kemesraan anaknya dengan Alana. Walaupun sedikit khawatir meninggalkan mereka berdua di kamar Javeen, mami Javeen percaya anaknya adalah gentleman.

Lalu akhirnya beliau menutup pintu kamar anaknya dan berjalan manjauh.

***

Tangan Alana yang tadinya di rambut Javeen, mulai menyusuri telinga, hingga wajah Javeen.

Mengagumi ciptaan Tuhan di hadapannya.

Tangannya lalu berhenti di rahang Javeen yang terlihat kaku, mengelusnya perlahan.

"What's wrong?" tanyanya khawatir. Sebab Alana merasa Javeen sedang menahan sesuatu.



"If you keep touching me, I might lost control..." bisik Javeen pelan, sangat pelan hingga Alana harus mendekatkan telinganya ke arah bibir Javeen.



Membuat Javeen mampu menghirup wangi tubuh Alana dari tengkuknya yang berada tepat di depan hidungnya, dan membuat Javeen kecanduan.

Tanpa sadar Javeen menghembuskan nafas beratnya disana, membuat Alana kegelian dan segera menjauhkan tubuhnya.

Javeen langsung tersadar ketika wangi yang membuatnya kecanduan hilang.

"What's wrong?" tanya Alana lagi.

Javeen hanya diam, trying to get himself back.

Akhirnya Alana mencoba menoleh ke arah pintu dan mendapati pintunya tertutup rapat.

Alana menghembuskan nafas lega, lalu segera melonjak berdiri dari pangkuan Javeen, membuat tangan Javeen yang berada di pinggang Alana terlepas begitu saja.

"I think I should go back to my room." kata Alana berpamitan dan langsung pergi dari sana tanpa menunggu respon dari Javeen.





Javeen membuka matanya sesaat setelah mendengar pintu kamarnya tertutup.

"She's dangerous."


to be continued.

oh my gosh.
apa yang sudah kutulis ini?

😳😳😳

Beautiful Fate✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang