chapter 46 - an ending

886 91 29
                                    

Finally, enjoy the last chapterrrrr

2 Tahun Kemudian

Javeen's side

Setelah menaruh bunga, gue dan yang lainnya segera berdoa sebentar lalu pergi dari makam.

Hari ini tepat 2 tahun kematiannya, tapi kita semua baru kali ini bisa mengunjunginya. Katakanlah kita semua belum siap kala itu.

Kita semua memang nggak bakal ada yang tau kapan seseorang akan pergi. Semua kita jadikan pelajaran untuk kedepannya.

Apakah gue bersyukur?






Jujur gue akan jawab, tentu saja gue bersyukur atas kepergiannya.

Rest in Peace
Leo Park

(1995 - 2018)

Kepergiannya secara nggak langsung membuat lega semua orang yang terlibat, termasuk gue dan Alana.

Oh, tentang Alana...

Hari dimana gue menyaksikan sendiri jantungnya berhenti bekerja, adalah hari dimana akhirnya dia kembali ke dalam pelukan gue.

Gue yang sudah merasa hopeless akan situasi, lalu dokter keluar dari ruangan dan mengatakan bahwa keajaiban datang.

Gue nggak mendengar penjelasan medis dari dokter setelahnya, yang gue lakukan adalah menerobos masuk ke dalam ruangan dimana Alana tidur, dan melihat dengan mata kepala gue sendiri bahwa Alana telah sadar.

Walaupun saat itu gue hanya bisa melihatnya sebentar karena gue diusir karena terlalu heboh.

Hari dimana Alana sadar, juga adalah hari dimana Leo menghembuskan napas yang terakhir karena overdosis obat tidur.

Sumber mengatakan bahwa dia frustasi karena gagal mendapatkan Alana, juga sedang dikejar polisi. Akhirnya ia depresi dan mengakhiri hidupnya.

Gue bohong kalau gue bilang saat itu gue nggak bahagia mendengar kabar itu. Gimanapun juga, dia adalah dalang yang menyebabkan gue terpisah dengan Alana selama dua bulan yang rasanya kayak dua abad.

Tapi gue juga berpikir, apa mungkin secara nggak langsung Leo 'menyerahkan nyawanya' untuk Alana?

Semua akan selalu menjadi misteri Tuhan. Di dunia ini, kita hanya bisa menerimanya dan menjadikan semua yang telah terjadi sebagai pelajaran berharga.

Semenjak itu, gue mengabdikan diri gue seutuhnya kepada Alana. Gue berusaha nggak sedetikpun ninggalin dia.

Awal-awal Alana sadar, traumanya kembali. Dia juga harus duduk di kursi roda untuk beberapa bulan hingga akhirnya dapat berjalan dengan kakinya sendiri.

Gue berusaha terus berada di samping Alana sampai saat ini, dia dan kami semua sudah siap untuk memaafkan segala kesalahan Leo dan menyampaikan doa terakhir kami untuk dia.

Kami semua harap nggak akan ada Leo-Leo lain, dan Alana-Alana lain yang mengalami hal ini.

***

Alana's side

Gue nggak akan banyak bicara karena gue tau Javeen sudah menceritakannya semua.

Gue hanya ingin bercerita bahwa gue sangat amat beruntung bisa kembali untuk menghirup udara bebas dan melihat orang-orang yang gue sayangi.

Waktu itu, gue sama sekali nggak berharap gue biasa selamat. Gue hanya ingin bebas dari Leo, gimana pun caranya.

Tapi Tuhan ternyata masih sayang sama gue. Mereka mengabulkan doa keluarga dan teman-teman gue untuk gue kembali ke dunia ini.

Oke, mari kembali ke masa sekarang.

Saat ini, kita baru aja balik dari makam Leo di Korea. Ya, kita ke Korea untuk ngunjungin Leo dan sekalian liburan bareng.

Dua tahun terakhir, gue hanya bolak-balik rumah dan rumah sakit untuk memulihkan tubuh dan juga jiwa gue. Jadi, baru sekarang gue bisa dengan lapang dada mengunjungi orang yang hampir memisahkan gue dengan orang-orang yang gue sayangi karena obsesinya.

Kita juga ke Korea untuk datengin pernikahan Evan dan juga Jojo yang diadain di Korea.

Gue merasa bersalah ke temen-temen gue yang harus menunda urusan mereka gara-gara gue.

Mereka semua kekeuh untuk nungguin gue sembuh total, dan kita semua akan melangkah bersama-sama ke masa depan.

Dalam masa penyembuhan gue pun, Javeen selalu berandai-andai akan segera meminang gue sebagai istrinya setelah gue sembuh. Kadang-kadang gue juga ikut merancang masa depan gue bersama dia.

Bisa dibilang, semenjak gue sadar, Javeen menjadi lebih bucin dan protective terhadap gue. Dia bahkan nggak rela gue tinggal mandi barang 10 menit.

Tapi gue nggak keberatan sama sekali. Karena gue juga nggak mau berjauh-jauhan dengan dia.

"Akunya kan mau mandi sebentar, Japin sayang..." kata gue kala dia nggak mengijinkan gue beranjak sedikitpun dari pelukan dia.

"Nggak usah mandi kamunya... Udah harum, aku tetep cinta, kok..." jawabnya sambil mengeratkan pelukannya.

"Ih, kamu aja mandi, masa aku nggak mandi?"

"Aku mandiin aja mau? Supaya kita tetep berdua..."

Gue pun menampar pipinya pelan karena kata-katanya yang nggak pernah di filter. Meskipun begitu, gue tetep balas memeluk Javeen nggak kalah eratnya.

Bahagia itu sederhana.

end.

pendek yaaaa wkwkwkwk
udah gatau lagi mo nulis apa

maunya sih dibikin sad ending, tapi nanti aku kalian kutuk.

ga pernah update, dateng2 bawa berita duka
hehehe

Terima kasih pada pembaca setiakuuuu, yang udah masukin cerita ini ke library jadi tetep sigap kalau ada update an baruuuu....

btw, aku nulis tanggal aku mulai cerita ini kan ya, 2017 doooong mulainyaaaaa
3 tahun menyelesaikan cerita iniiii ya ampun

maaf ya guys2ku yg tercinta😅😅😅
see you on my next storyyyyyy❤

Beautiful Fate✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang