TUJUH

14K 721 10
                                    

Leonardo tersenyum miring pada wanita seksi yang duduk di bar. Sedari tadi wanita itu tak putus putus menatap Leo dengan pandangan mengundang. Seolah jika diucapkan dengan kata kata, itu berarti, 'i want you. Come to me!'

Jujur saja, Leo tidak bisa menolak pesona semua wanita seksi. Semua keindahan dunia yang ditawarkan jika hubungan satu malam berhasil menjadi bagian dari proses perkenalan itu...bagaimana mungkin Leo menolak...

"Hei...sendiri?" Leo menghampiri si wanita. Duduk di sebelahnya, mengulum senyum mempesona, dan tak lupa pandangan mata menggoda. Si wanita balas tersenyum. Begitu agresif karena langsung mencopot kacamata Leo dan menggigit gagangnya.

'wow she is so hot!' Leo membayangkan kalau yang di kulum bibir itu bukan gagang kacamatanya, tetapi sesuatu yang 'lain'.

"Benar dugaan gue...lo cakep tanpa kacamata ini"

"Lebih tampan lagi kalau no clothes..." Leo berbisik sambil menghembuskan nafas ke telinga si perempuan.

Begitu saja! Dan keduanya sudah bergumul dalam ciuman panas. Tanpa repot ke ke hotel atau tempat privasi sejenis itu, mereka memilih sebuah sudut gelap klub yang membuat mereka terburu buru 'melakukannya'.

Setengah jam berlalu, dan keduanya pergi meninggalkan sudut remang itu layaknya orang yang tidak saling kenal. Si wanita kembali ke bar, sedangkan Leo memutuskan pulang. Tanpa tahu siapa nama masing masing, dan berakhir begitu saja. 

Leo merasa tubuhnya rileks, puas, dan ringan. Menjalankan mobil, ia mengemudi menuju apartemennya. 

💝💝💝💝

Leo terbangun dengan kesakitan. Ada rasa nyeri di organ vitalnya.

LAGI!! 

Bergegas mandi air dingin, lalu kemudian minum air putih. Tetapi tidak berpengaruh! 

Leo hampir menangis ketika menelpon Gerard, satu satunya sahabat yang ia percaya untuk menolongnya. 

Tidak lama suara pintu terbuka, karena Leo membagi kode pintu masuknya pada Gerard.

"Sudah berapa lama sejak ereksi?" tanya Gerard

"Dua jam. Tapi sakit sekali... Sebelumnya tidak sesakit ini", Leo tampak menderita

"Aku antar ke UGD. Ayo!!"

Leo berteriak frustasi,"UGD?! Mau ditaruh dimana muka ini Ger kalau kita ke UGD dengan alasan ini?"

"Peduli amat! Ayo...itu yang bisa kita lakukan sekarang!"

Leo menggeleng keras. Ia mengambil sebuah kertas dari meja. Resep dr. Ruri yang belum ia tebus ke apotik.

"kemarin belum sempat nebus obatnya. Tolong Ger...kita coba ini dulu"

Tanpa banyak komentar, Gerard bergegas pergi. Apotik 24 jam bertebaran di mana mana. Tidak sulit mencarinya di Subuh ini.

Leo segera meminum obat ketika Gerard kembali dari apotik. Dengan mata menyelidik, Gerard bertanya," Sudah merasa baikan?"

"Nyerinya berkurang, tapi belum turun"

"Semalam apa diagnosa dokternya?"

Leo bergerak tidak nyaman, "Over dosis viagra sama terlalu banyak minum."

"Viagra??" mata Gerard membulat, "Make itu selama ini? Astaga Leo!"

"Kalau threesome butuh yang begituan biar seru...", Leo menjawab pelan

Gerard mengernyit jijik. Ia memang sahabat Leo, tetapi membayangkan prilaku bebas Leo yang sudah kelewat batas, ia merasa mual.

"Leo... Ini sudah melewati batas. Kamu harus berhenti." ucap Gerard tegas

Leonardo hanya diam. Menunduk. Tahu betul apa yang dikatakan Gerard memang benar, tapi sulit menghentikan candu alkohol dan...seks.

"Penyakit yang menimpa kamu ini sudah jadi peringatan dari Tuhan, Leo. Apa kamu tidak seharusnya bersyukur, Tuhan memberi kesempatan untuk bertobat dengan kejadian ini. Artinya inilah saatnya untuk berhenti..."

💖💖💖💖

......flash back......

Malam itu Leonardo mengajak geng lucky, sahabatnya semasa SMA untuk bertemu setelah satu tahun tidak bertemu sejak kelulusan.

Gerard protes, karena tempat yang dipilih Leo adalah sebuah klub malam.

"It's ok. Kapan lagi Ger? Selalu ada greget dag dig dug untuk pengalaman pertama..."ujar Leo

Bagi mereka ber7 itulah kali pertama masuk ke tempat yang selama ini asing itu.

Excited... Itulah yang dirasakan ketika masuk ke tempat penuh musik, penuh wanita cantik, seksi lagi!

Mereka memilih sebuah sudut dan memesan minuman.

"Ger...coba dikit dulu. Not that bad lho rasanya...", Clay bergumam takjub

Gerard menolak. Baginya menikmati pemandangan wanita wanita seksi menari meliuk liuk saja sudah cukup menyenangkan tanpa harus ditambah dengan minum alkohol.

"Pa....hitt" keluh Leo, tetapi ia malah tetap menambah tetes demi tetes minuman itu ke kerongkongannya

Tidak sampai setengah jam, ke6 orang itu telah teler. Gerard menjadi satu satunya yang waras sudah tidak fokus lagi cuci mata memperhatikan wanita wanita seksi. Ia sibuk mengatur teman temannya yang seolah ingin berbuat onar, memantik kata kata kasar pada siapapun yang berlalu lalang dekat kursi mereka.

Leo mulai meracau memaki maki maminya, yang membuat Gerard tahu ternyata minggu kemarin sidang terakhir harta gono gini yang semuanya jatuh ke tangan sang papi. Mami membawa adik Leo pergi bersama lelaki selingkuhannya, sementara Leo ditinggal. Mulai menangis tidak jelas, Leo meratap layaknya anak kecil.

Gerard mendengar itu semua. Ia pun segera bertindak. Teman temannya harus segera dibawa pulang. Satu persatu dibopongnya ke mobil. Bukan pekerjaan mudah karena mereka tidak patuh dan kadang melawan. Membuat Gerard kesal tapi berusaha sabar.

Ketika Gerard kembali ke dalam untuk menjemput sahabat terakhir yang masih tinggal, kursi telah kosong. Leonardo tidak ada.

Panik...

Gerard panik mencari Leo ke semua sudut, tetapi nihil.

Gerard bertanya ke petugas keamanan klub yang wajahnya seram sekali, dan mendapat jawaban kalau anak laki laki yang ciri cirinya mirip Leo baru saja pergi dengan perempuan cantik entah kemana.

Gerard semakin panik...

Ia menunggu. Menunggu dan menunggu. Sementara sahabatnya yang lain tertidur di mobil, Gerard menunggu sampai subuh, sampai klub tutup. 

Leo tidak kembali.

Leo dibawa pergi oleh wanita playgirl yang mencari mangsa ONS. Memanfaatkan Leo untuk menghabiskan malam di motel dekat klub. Ketika sadar paginya, Leo serasa ingin menangis menyadari apa yang telah ia lakukan semalam dengan wanita asing.

Apalagi dengan santai si wanita mengecup pipi Leo dan pergi begitu saja.

Meratapi kebodohannya, Leo bertekad ia tidak akan mengulanginya.

Tapi...ternyata mendatangi klub malah menjadi candu bagi jiwa muda itu sebagai tempat pelarian favorit

THE LOVE I NEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang