TIGA BELAS

12.3K 835 14
                                    

Leo berdiri di tengah tengah kebun atap gedungnya. Hijau... Tanaman tanaman yang ia tanam memenuhi semua sudut atap.

Tertata rapi dengan sayur dibagian pinggir yang ia tanam melalui media paralon yang dilubangi dan bunga bungaan yang ditata indah seperti blok blok sesuai jenisnya. Belum mekar, masih bibit awal yang hijau oleh beberapa lembar daun.

Leo menscroll layar hp pintarnya, membuka aplikasi penyiram tanaman otomatis yang tadi siang sudah diuji coba, dan yang mengejutkan ternyata ongkosnya murah!

Besar kemungkinan akan laku dipasaran!

Mengklik logo start... terlihat baling baling di pipa pipa mulai berputar membuat air layaknya tetesan yang terbang anggun di udara.

Langit pink menjelang malam ikut menambah indahnya pemandangan ini. Leo terpesona...

Bahkan hal sederhana seperti ini bisa terlihat cantik?

Tidakkah selama ini ia terlalu berkutat dengan keegoisan semata sehingga kurang bersyukur?

Sayup terdengar suara azan dari kejauhan.
Maghrib telah masuk...

Leo berjalan keujung, menatap langsung batas cakrawala. Hati kecilnya menegur memperingatkan kalau inilah saat untuk menghadap Sang Pencipta, tapi Leo mengabaikan itu.

Ia belum siap. Dirinya belum siap!

Ketika ia menekan off aplikasi penyiraman tanaman, tiba tiba layar hp nya berkedip kedip dan bergetar akibat telepon masuk.

Leo membeku. Napasnya memburu menahan marah dan emosi yang langsung membuncah ke ubun ubun.

Dia sudah berganti nomor hp kenapa wanita menyebalkan ini masih berhasil menghubunginya....?

Leo mereject panggilan itu. Karena bagi Leo, wanita itu sudah ia reject sejak lama dari hatinya, dari semua rasa yang seharusnya penuh kasih. wanita itu tidak pantas ia muliakan layaknya anak memuliakan ibunya.

Keras kepala!

Wanita itu terus menelepon. Hp kembali bergetar.

Leo langsung mematikan hpnya. Membuat benda itu gelap, sama dengan langit yang saat ini sudah kelam tanpa cahaya bintang ataupun bulan.

📕📕📕📕

Pagi ini Ruri memulai harinya di Rumah Sakit dengan hectic schedule dari ruang operasi. Ada 3 pasien yang ngantri yang siap untuk dibedah. Bersama tim dokter tentunya...

Ruri baru saja keluar dari ruang operasi ketika seorang karyawan Rumah Sakit berlari lari kecil memanggilnya. Ada yang salah??

"Dipanggil ke ruang Pak dir, dok"

Ruri mengernyit, ada masalah apa ia dipanggil pak direktur ya??

Tidak mau menduga duga, Ruri mengenakan jas dokter yang awalnya hanya ia selempangkan di bahu dan bergegas ke ruangan pak dir.

Syukurlah...apa yang Ruri takutkan tidak terjadi. Tadinya ia cemas jikalau ada protes malpraktek atau hal sejenis itu yang disampaikan pak dir.

Tapi, tetap saja apa yang disampaikan direktur mengganggu pikirannya. Database Rumah Sakit dihack oleh hacker. Tetapi yang diusik adalah data staf. Bukan informasi obat atau tetek benget keuangan.

Yang mengejutkan, menurut staf IT ada penyedotan data mencolok untuk semua hal yang berhubungan dengan dr. Darma Ruri Elhalim,Sp U yang membuat bulu kuduk Ruri langsung merinding.

Ada seseorang yang menargetnya?

Ketika Ruri dipersilakan keluar, ia masih gelisah. Ada apa ini?

Ruri menutup matanya beberapa detik, menarik napas dalam, dan menguatkan tekad untuk tetap positif.
Mungkin hanya kebetulan. Ada hacker iseng yang sedang coba coba uji kebolehan dan sembarang menyasar data apa saja.

Membuka mata, Ruri tersenyum. Saatnya ia kembali bekerja. Pasien rawat jalan di poli urologi sedang menunggu!!



THE LOVE I NEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang