DUA PULUH TIGA

11.1K 864 18
                                    

Leo memulai hari senin dengan mood yang buruk. Akhir pekan yang ia harapkan penuh romansa, buyar begitu saja karena penolakan tak kasat mata Ruri.

Seakan moodnya belum cukup buruk, telepon telepon penuh kegigihan mommy seakan menerornya sejak semalam. Pagi ini masih lanjut, terbukti saat ini hp Leo bergetar butuh perhatian dengan nomor mom tertera di sana.

Nomor itu sudah lama tidak di contact list, tetapi berkat deretan angka itu sering muncul, Leo malah menghapal nomor itu di luar kepala. Untuk memblokirnya, ada rasa 'tidak ingin' juga dalam hati Leo.

Leo menghela napas. Mau apa lagi sih wanita itu?

Perhatian Leo teralihkan oleh dering telpon dari sekretarisnya yang melaporkan ada tamu di depan yang ingin menemuinya. Daddy

Leo membukakan pintu mempersilakan daddynya masuk. Walau sudah memasuki akhir 60, daddy masih tegap. Rambutnya pun disemir hitam mengelabui orang orang akan umurnya yang sebenarnya.

"Daddy bisa menelpon Leo saja supaya kita janjian ketemu dimana. Tidak usah repot datang kesini"

"Apa menengok anak sendiri sekarang dilarang?"

"Ok" Leo menghentikan protesnya,"Ada apa daddy datang kesini"

Daddy menatap putranya tajam,"Kamu masih frontal seperti dulu. Tidak berubah"

"Karena daddy pasti punya alasan tertentu makanya datang ke sini. Bukan sekedar menengok anak saja kan?"

Keduanya berbalas tatap. Hingga akhirnya daddy menghela napas.
"Kamu berhasil membangun usahamu sendiri"

Leo hanya mendengarkan, mengira ngira akan kemana pembicaraan ini bermuara.

"Tanpa bantuan daddy kamu sukses seperti ini. Daddy bangga"

Entah kenapa leo merasa perlu menyiapkan hati akan kalimat daddy selanjutnya. Tidak biasanya daddy memuji...

"Daddy sudah tua sekarang..."

'Apa daddy akan minta cucu?menyuruhku menikah?menjodohkanku?' Leo membatin

"Daddy butuh seseorang yang mendampingi..."

Leo membatu. 'Maksudnya daddynya yang mau nikah nih?! Serius?!'
Mau tak mau bibir Leo menyunggingkan senyum

"Karena itu...daddy dan mommy mu berencana untuk rujuk"

Senyum Leo hilang!
Apa ia salah dengar?
Daddy ingin balikan dengan mommy setelah apa yang mereka alami?

"Mommy bilang sudah mencoba menghubungimu agar kita bertiga bertemu membicarakan ini, tetapi...kamu tidak pernah mau mengangkat telpon"

Dada Leo sesak ketika ia dengan suara bergetar bertanya,"Sejak kapan?"
Ia menghirup napas berat,"Sejak kapan kalian berkomunikasi lagi"

"Sudah setahun."

Leo semakin sesak. Bermacam emosi menumpuk di dadanya

"Tolong restui kami..." itu bukan permintaan. Leo tahu itu dari nada suara daddy. Tapi perintah.

"Kita hancur gara gara wanita itu!" Leo tak mampu membendung emosinya. Ia berteriak, bangkit.

"Mommy mu sudah berpisah dengan lelaki itu 4 tahun lalu. Mereka tidak cocok..."

"Dan daddy menerima begitu saja jadi pelarian?"

"Kami menikah karena dijodohkan. Masa itu ego kami terlalu tinggi menganggap pernikahan tanpa pacaran sebagai sesuatu yang mengekang. Tidak sadar kalau sebenarnya kami cocok secara emosi, sifat. Waktu itu kami belum dewasa." Daddy menghela napas,"Tetapi sekarang kami sudah matang dan dewasa untuk menyadari kekeliruan masa lalu"

THE LOVE I NEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang