DELAPAN BELAS

11.2K 809 9
                                    

'Assalamualaikum. Aku sedang di Rumah Sakit. Ketemuan yuk'

'W3. Kesini dengan siapa?'

'Sendiri'

'Ok. Dikantin saja ya... dari poli anak lurus belok kanan'

'Siip'

Ruri bangkit dari duduknya. Ia baru saja selesai memeriksa pasien di unit rawat inap dan bersantai sejenak di ruangannya ketika pesan ajakan bertemu itu masuk di hp nya.

"Tumben sendiri. Nggak diantar" sapa Ruri mencium pipi sahabatnya.

Amina mengelus perutnya, "Aku sudah bikin janji sama dokter hari ini. Sementara suamiku mendadak ada rapat. Pergi sendiri deh..."

"Sehat saja kan?"

"Iya. Tinggal hitung hari kata dokter"

Ruri ikut mengelus perut amina,"Semoga persalinannya lancar ya Allah..."

Amina tersenyum mengamini.

"Pesan nasi goreng ya bude..." ujar Ruri ketika bude kantin datang membawa dua gelas air putih, "Kamu mau apa Na?" tanya Ruri

Mata Amina tertuju pada gorengan yang ditata di meja. "Ngemil ini saja"

Ruri menatap Amina yang sejak hamil menjadi chubby. Tetapi rona bahagia terlihat jelas dari pancaran wajahnya.

"Senengnya yang mau jadi ibu..."

"Alhamdulillah. Kamu kapan?"

Ruri menggeleng. "Belum ada calon"

"Lhooo... masa Leonardo belum gerak juga? Katanya mau gerak cepat..." gumam Amina

"Kok tau Leo?"

"Eh? Dia sudah pedekate ya?"

"Amina, kamu kenal Leo?" ulang Ruri

Amina tersenyum, "Yang kasih rekomendasi berobat ke kamu itu kan aku. Leo sahabat suamiku."

"Dunia sempit ya..."

"Jadi sudah sampai mana usaha dia?"

"Sudah ngomong suka, cinta, semacam itulah"

"Wow... lalu? Lalu?"

"Aku tolak"

Amina nyengir. "Baru kenal sudah ngomong cinta ya wajarlah. Agresif sekali"

Ruri tersenyum pada bude kantin yang datang membawa piring nasi gorengnya. Ia berterimakasih dengan ramah.

"Kami sudah kenal lama sebenarnya"

"Leo tidak cerita... Sejak Japan kenalnya?"

"Dia sendiri lupa"

"Kamu juga lupa?"

"Semacam pernah kenal, tapi tidak ingat pernah bertemu dimana"

"Jadi dia mundur saja habis ditolak? Nggak fight lagi?"

"Aku mempermasalahkan masa lalunya. Mungkin dia tersinggung"

Amina mengambil tisu dari tas kecil yang ia bawa. Melap tangan dan bibirnya. Lalu dengan serius menatap Ruri.

"Kalau aku mempermasalahkan masa lalu, pasti saat ini aku sudah jadi janda..."

Ruri terbelalak kaget.

"Pernikahanku dan suamiku bermasalah di awal. Sesuatu yang rumit. Tetapi aku memutuskan untuk meninggalkan masalah itu di belakang dan melihat ke depan"

"Ok. Itu masuk akal. Tentang jangan lihat masa lalu seseorang karena tidak bisa diubah bagaimanapun caranya. Tetapi...dilihat dari segi agamanya dia bukan calon suami yang ideal." Ruri menyambung," Aku ingin lelaki yang taat pada agamanya"

"Satu. Lalu...?" Amina menjentikkan jarinya berhitung.

"Lalu bisa bertanggung jawab atas nafkah"

"Lalu?"

"Bohong kalau aku tidak senang dengan wajah yang tampan. Jadi...enak dilihat??"

Amina tertawa, "Cocok berarti dengan Leo!"

"Hah?"

"Wajahnya enak dilihat, punya pekerjaan, dan dia sedang serius untuk memperbaiki hubungannya dengan Tuhan. Dia kembali belajar."

"Tapi dia masih berproses untuk itu"

"Tidakkah akan semakin cepat proses itu menjadi kokoh jika ada yang mendampingi dia, menyemangati dia, dan mendorong dia untuk jadi manusia yang lebih baik?"

"Kalau dia kembali ke kehidupan bebasnya bagaimana?

"Ikat dia," cetus Amina sambil mengedipkan mata,"Dengan cinta"

📕📕📕📕

Hp Leo bergetar ketika sebuah pesan masuk.
Pesan yang ia tunggu tunggu dari tadi.

'Sudah kuusahakan melobi Ruri. Membuat ia berpikir ulang, juga sedikit mempengaruhinya dengan memberi pandangan dari sudut yang berbeda' begitulah isi pesan yang ditulis Amina

'Lalu dia bilang apa?'

Tidak sabaran, Leo mengetuk ngetukkan jari ke meja menunggu balasan

'Dia tampak memikirkan apa yang kusampaikan. Sekarang kamu yang melanjutkannya. Aku hanya sebagai pembuka jalan... jangan minta aku jadi mak comblang, aku tidak berminat. Capek...'

'Siap...'

Leo nyengir, membaca omelan Amina, dan menambahkan, 'Terimakasih ya...'

'Sama sama'

Leo menaruh hpnya di meja. Lalu memandang kalender. Besok adalah jadwal terakhir konsultasinya ke klinik urologi.

Keluhan penyakitnya sudah tidak ada. Ia sembuh dan semuanya berkat bantuan dr Ruri. Gadis ramah yang dulu berteman dengannya, dan sekarang sukses menjadi dokter.

Leo meringis mengingat Ruri sudah pernah mencek organ vitalnya. Memalukan...

Pikiran nakal Leo mulai melayang mengira ngira apa pendapat Ruri dengan organ intimnya itu. Kecilkah? Besarkah? Menarikkah?

Bayangan Ruri memeriksa Mr P lelaki lain membuat Leo menggeram. Mungkinkah Ruri membanding bandingkan miliknya dengan milik lelaki lain? Ruri pasti sudah melihat banyak organ satu itu karena profesinya sebagai dokter spesialis urologi.

Tidak senang, dan merasa kepalanya panas dibakar cemburu tak beralasan Leo memutuskan untuk keluar menghirup udara luar dengan berkendara.

Ia masuk ke mobilnya, menekan tombol play dan seketika bacaan doa iftitah terdengar di speaker mobil.

Leo menyusuri jalanan ibukota dengan mobil SUV nya. Mengemudi pelan tidak terburu buru.

Tanpa ia sadari, ia mengambil rute menuju club malam. Club biasa yang ia datangi ketika jenuh dan butuh hiburan.

Ia menghentikan mobilnya.

Jujur ada godaan untuk membelokkan kemudi untuk masuk ke pelataran parkir club
Tapi... ia ingat tekadnya untuk berubah.

Leo menatap tempat itu.
Ia bisa membayangkan rasa nikmat alkohol yang bisa ia dapatkan di dalam...
Perempuan seksi yang siap untuk dipakai semalam...

Kebutuhan yang familiar bangkit dari tubuh leo.
Rindu...ia sudah sebulan tidak mendatangi kesenangan ini!!

Leo menghidupkan mobil berniat untuk sekedar mampir, ketika bersamaan dengan itu audio car nya hidup melantunkan suara lembut alfatihah.

Leo terkesiap.

'Ya Allah... ampuni hamba...' Leo menggas mobilnya dengan kecepatan yang tinggi meninggalkan tempat itu.

Ia mengusap wajahnya.
Ia harus keep focus!
Akal sehatnya harus ia kedepankan jika memang ingin berubah!
Leo membulatkan hati untuk mendatangi tempat lain yang akan menjaganya untuk tetap waras.

Rumah Gerard.
Ia butuh sahabatnya itu untuk berbagi keluh kesah!
Peduli amat ini jam 9 malam dan si tuan rumah mengomelinya karena bertamu malam malam!

THE LOVE I NEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang