SEBELAS

13.7K 886 12
                                    

Ruri baru berniat untuk makan, ketika hpnya berdering kencang. Ia sengaja memilih ringtone suara dering telpon yang nyaring sehingga bisa mengejutkannya dalam situasi apapun. Terkadang tengah malam selalu ada panggilan darurat dari UGD.

Direktur RS calling...

Bergegas mengangkat telpon, ia mendapat kabar dari direktur bahwa jurnal kedokterannya yang beberapa bulan lalu ia ajukan akan diterbitkan. 

Ruri menutup telpon dengan bahagia. Jurnal yang ia buat adalah hasil penelitiannya yang mendalam pada kasus priapisme. Ereksi abnormal pada kaum pria yang mengakibatkan organ vital mengeras tanpa terpengaruh gairah. Bukannya nikmat, tetapi akan menyakitkan. Bisa dibilang langka terjadi, sehingga Ruri harus menggunakan link dokter urologi yang ia kenal di komunitas untuk membantunya.

Setelah jurnalnya selesai, malah 3 minggu yang lalu hadir tanpa diharapkan pasien dengan diagnosa priapisme. Lelaki awal 30 an. Mereka seumuran. Tetapi si pasien menutup diri dan seakan enggan untuk bercerita banyak.

Ruri sebenarnya sangat tertarik dengan kasus pria ini karena penyebab sakitnya adalah alkohol dan overdosis viagra. Sample penelitian Ruri sebelumnya berkaitan dengan narkoba. Jadi ia begitu bersemangat ingin menguji apa metode yang sama dalam pengobatan pasien terdahulu akan menyembuhkan pria ini. 

Leonardo Zetra...

Ruri merasa nama ini unik dan merasa pernah berkenalan dengan nama yang sama entah dimana.

Jika mereka seumuran apa mereka pernah jadi teman sekelas? Ruri sampai membongkar buku kelulusan SD, SMP, SMA. Tidak ada nama yang ia cari.

Apa cuma perasaannya saja?

Tapi Ruri tahu betul kalau ia memiliki ingatan yang bagus. Leonardo Zetra pasti pernah menjadi bagian dari orang yang ia kenal di masa lalu. Entah kapan itu...tetapi ia terlalu segan untuk bertanya.

Ruri mencek jam dinding. Pukul 4 sore. Hh...dia begitu rajin mengingatkan pasiennya untuk hidup sehat, sementara ia jam segini belum makan siang. Membuka makanan yang tadi ia beli di kantin Rumah Sakit, Ruri menikmati makan siangnya yang terlambat.

ߒ

Ruri mengurungkan niat untuk turun dari mobil ketika menyadari ia belum memasang lensa kontaknya. Berhati hati, Ruri memasang bulatan lensa kontak cokelat pekat itu untuk menutupi matanya yang berwarna biru. Sejak SMA lensa kontak coklat ini adalah barang wajib bagi Ruri untuk menghindari pertanyaan pertanyaan ingin tahu dari orang di sekitarnya. 

Tentu ada cerita yang panjang di balik ini semua. Tapi Ruri memilih menyembunyikannya. Ini privacy paling rahasia bagi Ruri, selain rambutnya yang berwarna cokelat. Cokelat pekat alami, bukan hasil salon.

Bukannya membenci ciptaan Yang Maha Kuasa dengan menutupi ini semua, tetapi Ruri merasa nyaman jika ia tampil selayaknya orang orang. Safe zone itu sangat penting bagi Ruri.

Ada pintu khusus dari samping yang memberi akses Ruri langsung ke kamar periksa. Ia  menyapa Rahadi, perawat yang mendampinginya di klinik urologi ini.

"Kita mulai Di, panggil pasien pertama..."ujar Ruri 

Rahadi menatap sang dokter sambil melamun.

"Di... Ayo mulai" Ruri menegaskan suaranya

"Pasien antrian 01!"seru Rahadi dari pintu

Ruri merasakan sebuah desiran di hatinya ketika yang masuk adalah sesosok lelaki tampan. Bagaimanapun ia adalah seorang wanita. Ia memuji keelokan wajah tampan, tinggi, dan muda itu. apa lelaki ini indo? Hidung mancungnya sungguh pas berada di wajah dengan rahang tegas itu.... Cepat cepat ruri kembali ke mode profesionalnya ketika lelaki itu duduk di kursi depan meja. 

THE LOVE I NEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang