SEMBILAN BELAS

10.8K 793 9
                                    

"Aku kira kamu benci Leo" celetuk Gerard pada istrinya. Mereka sedang tidur tiduran di kamar membicarakan bantuan yang Amina berikan pada Leo untuk menggerakkan hati dr Ruri.

"Bagaimanapun kita bersama begini karena andil Leo. Walau dia menggunakan cara yang jahat" sahut Amina

Gerard bergerak tidak nyaman. Hatinya tetap merasa tidak enak jika Amina menyebut nyebut kisah awal mereka dulu.

"Its ok..." Amina membelai rambut suaminya.

Gerard tersenyum hangat, "Love you"

Yang dijawab oleh ciuman lembut dari sang istri.

Deringan handphone menginterupsi ciuman pasangan itu.

Mereka cuek, melanjutkan kemesraan.

Lalu hp Amina yang sekarang bergetar heboh di nakas.

Tetap tak ambil pusing

Ketika hp Gerard kembali bersuara sepaket dengan gedoran pintu rumah, pasangan suami istri itu pun menyerah.

Gerard mengangkat telepon, "Ada perlu apa?"
"........."
"Ok."

Amina menatap suaminya.

"Leo" ujar Gerard bangkit, "Dia di luar. Mau bertamu katanya"

"Suruh besok sajalah..." Amina nyengir

Gerard mengangkat bahu,"Mau nginap disini barusan dia bilang"

"Hah??" Amina melotot kaget.

Demi apa lelaki lajang satu itu hobi sekali mengusik ketenangan mereka...

"Gimana?" Gerard berdiri di samping pintu kamar

"Apa?"

"Boleh dia nginap di sini?"

Amina menghela napas. "Boleh"

📕📕📕📕

Sesi curhat Leo memakan waktu sampai tengah malam. Gerard awal mulanya jadi pendengar yang antusias sampai beberapa jam kemudian dia dengan terang terangan menguap lebar karena diserang rasa kantuk yang memusingkan, berharap Leo mengakhiri sesi sharing ini.

"Lanjut besok ya. Ngantuk nih" ucap Gerard

"Bro...kamu bantu dikit lah..." Leo berdecak tidak puas.

"Bantuin apa lagi? Sampai istriku pun kamu manfaatin ngerayu dokter itu"

Leo menghela napas. "Ternyata zaman sekarang masih ada perempuan yang tidak bisa ditaklukkan memakai tampang dan uang ya..."

Gerard tersenyum," Masih banyak sebenarnya. Tergantung kamu mencari perempuan itu dimana."

Leo mengangguk, sambil tertawa kecil.

"Jadi... kamar yang mana nih yang boleh dipakai?"

Gerard menunjuk tangga.
"Kamar atas. Terserah mau yang mana"

Leo nyengir lebar membuat Gerard curiga.

"Apa lagi?" Tanya gerard

"Pinjam baju ganti..."

Yang membuat Leo dilempar bantal kursi oleh sahabatnya itu. Merepotkan banget sih...

📕📕📕📕

Sarapan terasa lebih enak ketika meja makan tidak dihuni satu orang saja. Leo merasakan itu.

Pagi ini, ia dan pasangan suami istri sahabatnya menikmati sup iga hangat buatan Amina.

"Tadi waktu Subuh nggak susah nyari sajadah kan? Digantung di belakang pintu..."cetus Gerard bertanya

"He he..." Leo hanya cengengesan

"Mencurigakan ketawanya. Nggak shalat ya?" Amina yang kini bertanya

Leo meneguk air membasahi kerongkongannya," Canggung, gimana harus mulai"

Amina dan Gerard saling pandang

"Shalat kok canggung?" ucap Gerard, "Tinggal wudhu lalu shalat. Selesai..."

Leo memfokuskan pandangannya ke piring

"Apa kamu sudah hafal bacaan shalatnya?"

"I think so"

"Rukun wudhunya?"

"Sudah"

"Lalu tunggu apa lagi?" Gerard berkata dengan nada frustasi

Amina memilih diam membiarkan kedua sahabat itu bicara. Dalam hati berkata kalau Gerard sudah seperti ayah ayah yang memarahi anaknya yang bandel.

"Sudah jam 6." Gerard menggeser piring Leo menjauh,"Sana shalat dulu. Walau sudah terlambat sekali, daripada tidak sama sekali!"

THE LOVE I NEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang