TIGA PULUH SATU

11.8K 791 14
                                    

'We Are Married!!!!'

'LR, love representative'

'Agen Cinta untuk Buah Cinta Kita'

Tiga kalimat itu berkerlap kerlip silih berganti mengikuti kemanapun kursor digerakkan.

Leo tertawa terpingkal pingkal. Hasil akhirnya lumayan juga...
Ia pindah dari laptop ke PC nya. Layar PC dipenuhi kalimat syntax. Ia mengklik upload.

Terkirim sudah trojan LR. Leo dan Ruri, love representative, sang agen cinta yang akan menghasilkan buah cinta yang imut imut.

Leo memang sudah berniat untuk membuat pemberitahuan pernikahannya secara unik untuk umum.

Sepulang dari bulan madu ia langsung merealisasikan rencana. Kini siapapun yang menskip iklan LR, akan dirasuki trojannya ini. Kursor kembang api kerlap kerlip tiga kalimat di atas akan mengikuti kemanapun panah kursor dibawa.

Leo masih tertawa geli ketika tiba tiba pintu ruangannya membuka dan disana terengah engah sang istri menatap tajam.

"Sayang...Kenapa? Sudah kangen ya?" Leo bangkit.

Tapi Ruri dengan wajah cemberut malah tidak menghiraukan Leo. Ia berjalan melewati Leo mencek layar laptop dan PC yang ada di meja.

"Aku sudah duga ini pasti kamu mas!" Ruri berkata dengan nada merajuk, "Pas kita di Maldives selalu bilang LR couple...LR couple..."
Dengan nada menuduh Ruri berucap," Sekarang laptop aku kena virus. Love representative apaan... Emangnya kita mau buat biro jodoh? Kerjaan iseng mas kan ini?"

"Tenang aja...di scan pake antivirus juga bersih kok"

"Nggak mau. Aku malu kalau orang lain tahu"

"Kan tujuannya memang buat ngasih tahu semua orang, sayang.."

"Iya. Tapi kan ada cara yang lebih normal. Bikin status kek.. nge tweet kek.. nulis pengumuman di grup juga bisa!"

"Lalu mau kamu apa, yang?" Leo memback hug istrinya.

"Di stop trojannya." Ruri mulai melunak.

Leo tersenyum di bahu Ruri. "Sebelum itu kita ngamar bentar ke lantai atas yuk"

Ruri kali ini ikut tersenyum, "Boleh. Tapi..." Ruri membalik badannya lalu mendorong Leo ke kursi kerja. "Trojannya dibumi hanguskan dulu..."

🌸🌸🌸

"Yo Leonardo...pa kabar bro.." salah satu rekan bisnis Leo datang berkunjung. Mereka kenal semasa kuliah. Teman clubbing, dan party masa lalu.

Karena job mereka sama sama bergerak di jasa IT, dulu keduanya pernah join project. Waktu itu Leo baru mulai merintis usaha, dan butuh dukungan pihak lain. Alhasil ia menghubungi Rafi sebagai rekanan.

"Dua tahun tidak ketemu tambah buncit saja lu Fi"

Rafi tertawa," Kebanyakan minum, kurang olahraga.."

Leo tersenyum, "Tobat Fi.. distop alkoholnya. Cari barang halal saja"

Rafi menatap Leo,"Penceramah lu sekarang."

"Ada apa Fi lu kesini? Gak mau curhat gak penting gini kan..?"

"Nggak..mau ngajak lu join project." Rafi mendekatkan kepalanya, "Nilai proyeknya M"

Alis Leo terangkat. Proyek bernilai miliaran?
"Proyek apa? Orderan dari luar?"

Rafi mengangguk, "Casino online. Itu skala besarnya. Dan untuk ecek eceknya ada togel via web gitu..."sambil memantik rokok, Rafi melanjutkan," Kita bahasnya di luar saja gimana? Boboci dulu. Udah gue booking kamar hotel sepaket sama ini..." Rafi memperlihatkan foto dua wanita cantik di layar hpnya.

(*Boboci=bobok ciang)

Leo menggeleng.
"Gua nggak ikut proyek ini Fi", sambil mendorong hp Rafi menjauh.

"Loh kok??"

"Gue cuma mau proyek halal saja"

"Ini bukan proyek korupsi bro.."

"Proyek judi. Haram. Nggaklah... mending lu juga nolak, gak berkah"

"Sok suci lu. Ya udah gue cari rekanan yang lain. Tapi kalau gabung ke hotel sama gue, ok kan?"

Leo tersenyum. Mengangkat tangannya, dan memamerkan cincin pernikahannya.

"Tobat beneran lu ya. Gue kira cuma gosip, teman teman bilang lu gak da clubbing, gak datengin party... Dan..." mata Rafi terlihat menyelidik, "Denger denger istri lu fanatik gitu. Jilbabnya gede..."

Leo tidak tahu lagi harus berbuat apa. Marah atau memaklumi tingkah Rafi. Menghela napas dalam dalam ia berkata, " Jangan ikut campur privacy gue Fi. Gue sudah tobat. Jalan kita sudah berbeda. Jangan ngajak ngajak gue maksiat lagi. Kalau lu juga udah tobat, mungkin kita bisa ngobrolnya nyambung lagi."

Rafi terkikik, seolah meledek tetapi tidak membalas kalimat Leo. Ia pergi meninggalkan ruangan.

Tidak berlama lama Leo pun ikut keluar, menuju lantai atas.
Aroma masakan menguar begitu Leo sampai di tempat tinggalnya. Ruri sedang memasak.

"Sudah pulang mas? Nggak dengar salamnya.." celetuk Ruri

"Assalamualaikum.." ucap Leo

Ruri membalas salam. Lalu ia memeluk sang suami sebelum kembali ke depan wajan. Menuangkan isi  ke piring, dengan segera menghidangkan makan siang untuk Leo.

Ruri menatap Leo yang sedari tadi memandanginya.
"Mau ngamar dulu?"tanyanya sambil mengedipkan sebelah mata.

Leo tertawa.
"Kalau aku mandangin kamu artinya pengen ngamar ya?"

"Habis.. di meja makan yang dipandangi bukan makanannya tapi aku melulu... Ya jadi ge er kan..?"

"Sini..." Leo menarik Ruri untuk duduk di pangkuannya. Lalu mulai menceritakan kejadian Rafi yang bertamu ke kantornya barusan.

"Lalu kok malah kepikiran?" tanya Ruri

"Dulu kok rasanya teman yang seperti Rafi menyenangkan ya. Sekarang dengar dia ngomong jadi mual"

Ruri memeluk Leo
"Ya Allah..kuatkan iman suamiku dan jaga dia tetap di jalan yang benar" Ruri mendengar Leo mengamini. "Setiap selesai shalat aku tidak pernah lupa berdoa seperti itu."

Leo tersenyum, " I love you"

Ruri ikut tersenyum, "Forever"

Ia memeluk suaminya. Bagian masa lalu Leo mungkin saja akan datang lagi menggoda. Tetapi kekuatan doanya pada Allah ia yakini akan menjadi tameng yang kuat. Lagipula pria yang sekarang ia peluk ini juga telah bertobat. Kekuatan iman InsyaAllah akan menjaga Leo.

Mereka akan saling bersisian, saling dukung, dalam tujuan yang sama. Membentuk keluarga sakinah mawaddah warahmah.

See you..
Vote and comment ya...
Jangan pelit, karena cerita ini dalam waktu dekat akan segera tamat.

💜💜💜

THE LOVE I NEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang