TIGA PULUH LIMA

22.9K 1K 61
                                    

Halo...
Sekedar mengumumkan kalau 'Give Love A Try' sudah saya publish ulang setelah editing. Juga baca cerita saya yang baru 'Puber Emergency' ya...
Akhir kata your feedback always welcomed. Love your votes and comments...
Selamat membaca readers...Saya mau sahur duluuuu

Leo dan Ruri tidak datang mengambil hasil lab pada tanggal yang dijanjikan. Mereka juga melewatkan konsultasi dengan dokter spesialis di RSIA.

Menjalani hari seperti bulan bulan sebelum promil, tanpa menyinggung topik anak di rumah.

Ruri mengungkapkan keinginannya untuk kembali bekerja pada Leo. Ia butuh kesibukan lain selain menjadi Ibu rumah tangga. Pengalih pikirannya...

"Aku hanya akan praktek di Rumah Sakit di unit rawat jalan. Tidak akan terlalu sibuk" jelas Ruri.

Ada keinginan untuk melarang sang istri karena ketidak relaan Leo pada kenyataan Ruri akan kembali ke dunia urologi. Istrinya akan melihat organ intim lelaki lain setiap hari kerja!

Berusaha menahan, tapi akhirnya terlepas juga, Leo menggerutu, "Kenapa kamu milih spesialisasinya urologi sih??"

Ruri mengelus dada Leo dengan lembut. "Aku ini mahasiswa pengejar beasiswa. Tidak punya cukup uang untuk membiayai sendiri kuliah s2 yang mahal. Waktu itu yang terbuka kesempatan ya scholarship spesialisasi urologi. Jadi aku masuk ke situ"

Leo menatap Ruri. "Aku bakal kangen kamu terus."

"Aku akan pulang saat jam makan siang."

Leo memeluk Ruri.

"You're mine..."

"Your's", balas Ruri menenangkan hati Leo. Ah...suaminya bertingkah seakan ia akan pergi jauh saja. Dia kan hanya akan keluar beberapa jam.
'He loves me too much'.

🌹🌹🌹

Leo tidak menyangka akan mendapat kiriman surat ini.
Ia dan Ruri sepakat tidak akan mengambil hasil tes, tetapi pihak lab malah mengirim hasilnya ke kantor Leo.

Menulis alamat lengkap kadang menyusahkan juga.

Leo membuka amplop itu.

Tidak jelas....

Ketikan kalimat kedokteran yang Leo tidak mengerti mengartikannya, dan tentu akan dipahami Ruri.

Leo menimbang nimbang untuk menyembunyikan surat itu. Tetapi ingatan beberapa minggu lalu ketika sang istri menangis tersedu sedu mengetahui Leo ke pengobatan alternatif sembunyi sembunyi menghentak Leo.

Ia tidak boleh menyembunyikannya.
Ruri akan kecewa...

Leo memasukkan surat ke dalam saku kemejanya. Nanti akan ia ceritakan pada Ruri.

Deringan telpon mengagetkan Leo. Di balik gagang telpon suara Ruri terdengar.

"Ada sms dari lab, bilang kalau mereka mengirim hasilnya ke alamat kita!!" suara Ruri tidak sabaran.

"Iya sudah kuterima" Leo berkata

"Mas sudah baca isinya?"

"Sudah. Tapi nggak ngerti sama sekali."

"Ok. Sebentar lagi jam kerjaku selesai. Aku pulang. Kita lihat bareng bareng"

Leo menghela napas.
Ia tidak mau Ruri menangis lagi gara gara masalah ini. Dua minggu belakangan mereka sudah normal dan tenang.

Tetapi mendengar bagaimana suara Ruri barusan di telpon, Leo tahu bahwa 'Ruri tidak melupakan sama sekali keinginan untuk menimang anak.'
Istrinya tidak ingin berhenti seperti apa yang ia ucapkan tempo hari.

THE LOVE I NEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang