DUA PULUH DUA

10.9K 774 16
                                    

Menjelang tengah malam barulah semua instalasi keamanan klinik urologi milik Ruri selesai. Dari pagi bekerja tiada henti, Ruri mengucapkan terimakasih pada para karyawan kantor Leo yang berpamitan pulang.

"Ayo kita juga pulang" ajak Ruri meraih tasnya.

"Kita ujicoba dulu."

"Kan tadi udah..."

"Sekali lagi...ayo!"

Ruri dengan tidak sabar mendekat pada kursi kerjanya di ruang praktek. Jarinya menekan tombol tersembunyi yang diletakkan dalam lengan kursi.

Suara heboh yang berasal dari hp Leo langsung terdengar.

Leo mengacungkan jempol, puas.

"Kapanpun kamu dalam bahaya, aku akan datang menyelamatkanmu, apapun yang terjadi..." Leo menggombali Ruri.

Yang digombali menggeleng gelengkan kepala dan berlalu ke luar ruangan. Sangat absurd... ruri tidak akan termakan rayuan jenis itu. Seperti ia heroine film laga saja! Yang perlu dilindungi sang superhero karena maut selalu mengintai!

Ini dunia nyata...

"Kamu sangat butuh perangkat keamanan ini loh..." Leo menjejeri langkah Ruri

"Ok"

"Tanggapanmu dingin banget..."

Ruri menghentikan langkah, menatap Leo meminta pengertian," Ini sudah lewat setengah satu malam. Kita butuh istirahat..."

"Besok Minggu, traktiran terimakasihnya ya..."

Ruri mendesah. Lelaki di sebelahnya ini ngeyel banget sih! Sudah seminggu ini mereka selalu bertemu membahas instalasi keamanan, sekarang urusan selesai masih saja mencari celah untuk bertemu.

"Aku besok ingin istirahat di rumah"

"Kalau aku datang ke apartemen kamu gimana? Kamu masakin apaaaa gitu"

Ruri ternganga. Ada ya, orang sengotot Leo di dunia ini! Sudah ditolak halus ataupun kasar nggak mempan mempan...

"Nggak. Aku pengen santai santai. Nggak pengen masak!"

"Aku yang masakin...gimana?"

Yang akhirnya diangguki oleh Ruri karena terlalu lelah berdebat dengan Leo.

Leo tersenyum lebar penuh kemenangan. Soal skill memasak jangan ditanya! Dia nol experience...

Tetapi era digital memudahkan siapapun di zaman modern ini. Tinggal buka youtube, searching, boom! Banyak pilihan... Bahkan kursus masak live pun bisa ditemukan!

Leo masih senyum senyum sendiri ketika di lobi klinik berdiri penuh prasangka, dan bertanya tanya, Rahadi. Perawat pendamping Ruri yang bekerja di klinik ini.

"Saya kebetulan lewat sini, dan melihat lampunya hidup, dan pintu terbuka..." Rahadi menatap tajam Leo,"Saya kira ada apa apa. Makanya mampir"

"Oh iya....saya lupa bilang kalau hari ini..." Ruri berusaha menjelaskan tetapi kalimatnya langsung dipotong oleh Leo
"Dr Ruri melakukan pemeriksaan khusus untuk saya...!"

"Pemeriksaan khusus seperti apa?" Rahadi mengernyit.

"Ini antara kami. Dokter dan pasien..." Leo menjawab sambik tersenyum, yang membuat sang perawat menyipit curiga.

"Ini sudah larut. Ayo kita semua pulang,"Ruri membubarkan

"Mobil dokter saya lihat tidak ada di luar" cetus Rahadi

"Masih di bengkel" Ruri memandang dongkol Leo. Mengira ngira bengkel macam apa yang menahan mobil pelanggan begitu lama hanya karena ban kempes? Yang jelas Ruri dengan mata kepala melihat bagaimana akrapnya Leo berbincang dengan pemilik bengkel ketika mereka menjemput mobil yang belum siap di service itu padahal sudah seminggu berlalu

"Saya yang mengantar dr. Ruri " ucap Leo.

Rahadi mengangguk, bergumam 'hati hati ' pada keduanya ketika mobil SUV itu meluncur pergi membelah malam yang lengang.

📕📕📕📕

Leo keluar dari mobil dengan tas belanjaan berisi bahan yang ia butuhkan untuk membuat nasi goreng seafood spesial!

Ia melangkah dengan semangat di dada menuju lantai kamar Ruri.

Semua sudah ia siapkan!

Dandanan keren meliputi kaos polo hijau lumut, dipadu jeans hitam, dan sepatu new balance andalannya yang sangat nyaman. Ia harus bisa bergerak leluasa di dapur nanti.

Ia juga sudah mendownload video tutorial memasak sehingga ia yakin akan bisa menghidangkan nasi goreng seafood enak selevel chef profesional.

Leo memakai parfum berbeda dari yang biasa... siapa tahu dia mendapat peruntungan yang bagus jika Ruri mencium aroma maskulinnya hari ini.

Leo menekan bel dengan mantap...penuh antisipasi. Mengharapkan Ruri yang berdandan ala rumahan muncul dari balikpintu.

"On time! Tumben..." suara Gerard lah yang menyambut Leo.

Leo mematung, tak bisa berkata kata.

"Masuk... ayo masuk..."kali ini Aminalah yang muncul.

Gerard memegang bahu Leo, setengah mendorong sahabatnya itu masuk.

"Ruri lagi bikin teh" ujar Amina

Leo memandang kotak sterofoam yang memenuhi meja ruang tamu. Seakan tahu rasa penasaran Leo, Gerard membantu menjelaskan.

"Saga bento mau ada menu baru. Jadi, Nana minta Ruri jadi pencicip pertama."

"Karena kata Ruri kamu juga mau ke sini, jadi kita bawain banyak nih...buat makan sama sama..."

Semangat Leo langsung kendur. Kecewa. Ini nih seperti piknik keluarga, rame rame makan bersama. Ironisnya lagi makanannya dari cateringan!

"Sudah sampai ya..."Ruri menyapa Leo dengan membawa nampan teh

"Ini loh...dvdnya!" Ruri memberikan keping dvd yang ia letakkan di samping jejeran cangkir teh pada Amina

"Nonton di sini saja kalau begitu..."cetus Amina

"Kebetulan aku punya kripik. Buat teman nonton" Ruri berbalik menuju dapur yang segera diekori oleh Leo

"Apa kamu sengaja?" Leo bersandar ke meja dapur memperhatikan ruri yang jongkok membongkar laci bawah kitchen setnya

"Apanya?" Ruri tidak menoleh. Ia masih sibuk mengeluarkan beberapa cemilan.

"Kamu tahu aku akan ke sini...lalu sengaja meminta dua orang itu datang." nada menuduh jelas terdengar dari suara Leo

Ruri menghela napas. Susah rasanya membicarakan hal hal dasar yang harusnya diketahui Leo tentang agama tetapi nyatanya lelaki ini tidak tahu apa apa. Menjelaskan ini...itu...pada Leo yang buta akidahnya sendiri.

"Ada batas batasannya jika dua orang yang bukan mahram berduaan"

"Memangnya aku akan menyerangmu?!"

"Tidak begitu Leo....maksudnya..."

"Kamu selalu berpikiran buruk tentangku kan?"

Ruri menggeleng, "Bukan. Tetapi sudah ketentuannya berduaan seperti itu dilarang. Karena yang ketiga adalah setan yang datang menggoda kedua manusia itu"

Leo sulit menerima alasan itu. Ia memilih diam dan kembali ke ruang tamu.

Sulit...kenapa Ruri menjadi perempuan yang sulit sekali didekati?

THE LOVE I NEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang