19. kado spesial

3.6K 258 29
                                    

Hay kalian! iya kalian. maaf ya up nya ngaret lama hehe.
sebenernya mau posting dr kmrin. tp gak ada ide. giliran ada malah males ngetik. gitu terus smpai Upin Ipin udah kuliah
# lol . jgn lupa siapin batako buat camilan. Haha.
jgn lupa komen ya guys. suka senyum2 sendiri pas bc komen kalian soalnya.
rasanya manis manis gmn gitu. hehe
yaudah yuk!
cekidot.!!!

----------
mondy menatap amplop putih yang di berikan suster itu. amplop sederhana yang di bagian luarnya di beri sebuah goresan kata yang terasa manis ketika di baca.
.
dari isterimu, raya Aditya__
mondy mengeluarkan isinya. sebuah kertas putih yang hanya di lipat satu arah.

---

Happy birthday to you,

Happy birthday to you,

happy birthday, happy birthday,

Happy bithday to you,

kak mondy, selamat ulang tahun yang ke 25.
semoga saat membuka surat ini kak mondy udah sembuh.
udah semakin baik dan bahkan gak ngerasain sakit. Amin.
raya gak tahu harus kasih kak mondy apa di hari bahagia kakak selain ini. sesuatu yang kak mondy amat inginkan yaitu kebebasan.
iya kak. raya pilih pisah dengan kak mondy. raya bebasin kak mondy buat ngejar siapa pun yang kk mondy mau dan tentunya buat kak mondy bahagia.
raya juga kembalikan cincin dari kakak.
pakaikanlah cincin ini di jari wanita yang benar benar kakak inginkan, yang benar benar kakak cintai.
doa raya, semoga kak mondy bahagia selalu.

isterimu, raya Aditya.

------
mondy masih menatap rangkaian kata sederhana yang tergores dalam kertas putih itu.
ada beberapa jejak air mata disana.
mondy sendiri jg tidak menyadari kalau ternyata hari ini adalah ulang tahunya, setelah ia melirik sesaat kalender di atas nakas.
ini hari bahagia, seperti kata raya tadi, maka dirinya harus tersenyum.
mondy menarik kedua sudut bibirnya hingga mencetak sebuah senyum.
sebuah senyum kecut dan hambar.
padahal seharusnya mondy patut berpesta karena akhirnya tidak ada yang menghalnginya mendekati dara kembali.
tapi ia bahkan tidak merasa bahagia.
tidak sama sekali.
mondy mengeluarkan sebuah cincin emas putih dengan berlian kecil yang bertahta di atasnya.
cincin itu sangat indah. dan mungkin bertambah indah jika ada di jemari dara.
tapi~
kenapa mondy tidak bisa membayangkannya. pdahal dirinya ingin.
mondy menyimpan cincin itu. lalu meraih ponselnya di atas nakas dengan susah payah. mondy menelfon seseorang. tetapi ia berdecih dan mengumpat beberapa kali ketika orang yang di hubungi tak jua menerima telfonya.
.
"Yon awas!" raya mendorong kepala Leon yang dengan bandelnya tidak mau beranjak dari pangkuan raya.
"bentar aja ray. bentarrrr aja. ya ya. Lima menit lagi deh." Leon kekeuh bertahan dengan posisinya. selain karena nyaman, Leon juga ingin menggoda raya.
"Leon!!"
gertak raya yang mulai sebal dengan tingkah Leon.
"mumpung gak ada suami Lo Ray" Leon tidak bermaksud apa apa. hanya murni menggoda tetapi yang tidak ia sangka raut wajah raya berubah sendu.
ya. suaminya memang tidak pernah ada lagi untuknya~
"Ray kamu kenapa?" tanya Leon khawatir.
raya menggeleng sebagai jawaban.
"Ray?"
"Leon minggir aku mau muntah!" teriak raya sembari membekap mulutnya dengan tanganya.
Leon bangkit seketika dan setelahnya raya berlari ke toilet wanita yang kebetulan tidak jauh dari posisinya.
huwekk
huwekk
raya memuntahkan semua yang ia makan sebelum berangkat ke bandara.
disaat raya berjibaku melawan pergolakan di perutnya, seseorang memijit tengkuknya pelan.
raya sempat berfikir itu adalah Mondy.
tetapi ia segera menepisnya. tidak mungkin momdy ada di sini bukan?
"Ray Lo gak papa?"
itu Leon. raya mendongak dan tersenyum dengan peluh yang membanjiri wajahnya.
untuk pertama kalinya Raya bersyukur ada Leon.
"Lo sakit? ayok kita ke dokter. gue anter. soalnya Lo jelek kalo sakit gini. jadi gue gak napsu deh gombalin Lo" raya menoyoer dada Leon dengan lemah. bisa bisanya leon bercanda di saat mereka sedang di toilet wanita begini.
eh tunggu. di toilet wanita?
"gue di kira banci deh Ray karena masuk sini" Leon menatap sekitar dengan risih.
"udah kan? yuk keluar. gue beliin minuman anget" ajak Leon. raya menurut saja.
Leon menyuruh raya duduk kembali.
"bentar ya Ray aku beli minum dulu. jangan kangen. bentar doang kok"
raya terkekeh pelan dan kemudian menatap punggung Leon yang mulai menjauh.
"andai leon itu kamu kak' lirih raya.
raya mendengar ponselnya berbunyi. di rogohnya ponsel dalam tasnya.
kak mondy.
sempat terfikir untuk mengangkat panggilan dari mondy yang raya sudah tebak apa pembicaraannya.
raya merasa menyakitkan jika ia mendengar secara langsung bahwa mondy berterima kasih atas keputusannya.
karena pastinya mondy sudah membaca isin suratnya.
raya berfikir akan mengganti nomor ponsel nanti ketika sudah sampai tujuan.
tanpa pikir panjang. raya mematikan ponselnya.
dan seketika benda pipih yang menyala nyala itu menjadi gelap.
"maaf kak. raya cuma gak sanggup kalau dengar ucapan makasih kakak untuk saat ini. raya butuh waktu."
raya menengadah. mencegah air bening yang sudah membendung di pelupuk matanya.
"maaf juga raya harus menyembunyikan ini" raya mengusap perut datarnya.
"kamu anak pinter sayang. datang saat papanya ultah. tahu banget papanya butuh kado" lirih raya.
tapi sayangnya, papa lebih pingin kado yang lain~
ucap raya dalam hati.
kali ini, raya tak dapat mencegah cairan hangat itu membasahi kedua pipinya.
raya akhirnya menangis.
isakanya bahkan terdengar keras sampai orang orang di bandara menoleh kepadanya dan memandangnya aneh.
biarlah begini.
hanya sebentar saja dan setelahnya, raya tidak akan menangisi semuanya lagi.
.
bersambung....

Aku Cinta Kamu  (ramonstory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang