34. Mondy marah

4.2K 292 55
                                    

Di saat aku
Ingin berubah
Tapi kamu
Tidak menghargainya
Maka semua terasa
Percuma!!
.
Happy reading!
.

Selepas kepergian Mondy, mendadak Raya menjadi gusar. Ia mondar mandir sambil menggenggam ponselnya kuat kuat.

"Mondy..."

Raya membuka ponselnya. Ia mencari nomor mondy. Kali ini raya berfikir untuk menelfon mondy. Raya tidak mau jauh dari mondy untuk seminggu ke depan.

Di tekanya tombol hijau di ponselnya.

Sementara di tempatnya, mondy tak kalah gusar. Ia menatap keluar jendela lalu ke benda pipih yang ia pegang secara berulang kali.

"Dia tidak menelfonku..." Lirihnya sedih.

Mondy berfikir, mungkin saat ia memilih pergi ke luar kota, maka raya akan menahanya. Tapi ternyata tidak.

Raya begitu sulit di tebak.

"Apa aku telfon aja?" Pikir Mondy.

Maka ia pun menekan tombol hijau yang ada di ponselnya.

Nomor yang Anda tuju sedang sibuk....

Suara mbak mbak operator terdengar jelas di telinganya.

"Sibuk? Sedang apa raya?' pikir Mondy.

Kemudian mondy mencoba menghubungi raya kembali. Dan lagi lagi suara operator yang terdengar.

Mondy menghela nafas lelah. Mungkin memang sudah takdirnya ia harus  pergi.

Jaga kesehatan. Jangan lupa istirahat...

Satu pesan ia kirimkan pada raya lalu mondy menonaktifkan ponselnya.

.

"Kok sibuk?" Desis Rara.

Wajahnya tertekuk sedih. Buru buru ia ulangi panggilanya.

"Gak Aktiv..."

Raya terlihat sedih. Ia memandang ponselnya nanar.

Satu pesan masuk dan menambah kesedihan raya.

Jaga kesehatan. Jangan lupa istirahat...

Raya mengusap air matanya. Hatinya terasa di cubit cubit. Rasanya sakit dan sesak.

"Ya Ampun sayang"

Raya menoleh dan melihat Mama mondy masuk ke kamarnya dengan baki berisi sarapan dan susu untuk raya.

Sontak raya mengusap air matanya. Ia tidak mau mertuanya itu menanyainya macam macam.

Tapi sepertinya sudah terlambat. Mama mondy sudah mengetahuinya.

"Kok nangis gini? Ada apa sayang?" Setelah meletakkan baki di atas nakas, Mama mondy membelai rambut raya dengan lembut.

"Cerita sama Mama. Kalian sedang ada masalah?"

Raya menggeleng. Raya sendiri bingung. Masalah apa yang sedang terjadi antara dirinya dan mondy.

"Mondy jahatin kamu ya? Dia keras kepala ninggalin kamu buat proyek ya nak?"

Bukan itu. Tapi malah sebaliknya. Mondy menawarkan raya agar mencegahnya tapi malah raya menyiakanya.

"Udah mama bilang sama tuh anak. Buat di rumah aja. Jagain kamu. Eh malah kekeuh pergi. Papanya juga sih!! Kenapa harus mondy yang turun tangan. Padahal kalian kan baru balik dari liburan"

Mama mondy terus menggerutu. Raya sendiri sibuk mengendalikan perasaanya.

Ia merasa bersalah pada mondy.

Aku Cinta Kamu  (ramonstory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang