28. cemburu~

4.6K 319 56
                                    

"singkirkan tanganmu Mon? Jangan sakiti dia. Dia tidak tahu apa apa?!" Mohon Raya saat Mondy terus melakukan aksinya.

"Kau! Memangnya aku akan melakukan apa raya?" Mondy menatap Raya tidak suka.

Gurat kekesalan nampak jelas dimatanya.

"Kau akan memukul perutku, menonjoknya atau bahkan menindihnya dengan tidak berperasaan...."

Mondy berdecih. Pri itu menaikkan tanganya. Meraba area dada raya yang padad dan kenyal.
"Kamu pikir aku ini apa raya? Monster?" Mondy tersenyum sinis.

"Itu bisa saja terjadi Mon. Jangan cegah aku berfikiran demikian kerena memang sedari awal kamu tidak menginginkan ank ini"

"Kamu bisa saja ingin melenyapkanya. Kamu bisa saja ingin aku keguguran...eumbbb"

Raya merasa kaget hingga jantungnya hampir copot saat mondy tiba tiba membungkam bibirnya dengan ciuman.

Rasanya panas dan basah. Mondy melumat bibir raya tanpa ampun membuat raya meronta dengan menjambak rambut mondy seiring ritme ciuman mondy yang menggila.

Mulut raya terasa penuh. Ada sensasi geli ketika lidah mondy masuk ke mulutnya, membelit lidahnya hingga mengambes gigi giginya secara liar.

Mondy baru melepaskan pagutanya saat raya sudah kehabisan nafas.

Rasa legah luar biasa dirasakan oleh raya.

Gadis itu terengah-engah dengan butir keringat yang mulai bermunculan di wajahnya.

"Berhenti bicara seperti itu lagi!" Mondy menyingkirkan beberapa anak rambut yang bercampur keringat di dahi raya.

"Kamu pikir aku kriminal?" Ucap mondy sembari menarik dagu raya membuat raya mendongakkan wajahnya.

"Aku tidak sekejam itu"
Dan detik berikutnya mondy kembali memagut raya.

Kali ini sebuah ciuman tanpa nafsu yang ia berikan.

"Jadi berhenti memojokanku raya" ucap Mondy di sela ciumanya.

.

Raya merapikan pakaianya yang berantakan karena mondy tadi.

Mondy sendiri sedang berada di dalam kamar mandi. Entah apa yang pria itu lakukan di sana.

Yang jelas, setelah aktivitas mereka kepergok seorang suster tadi, mondy langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

"Sebaiknya nyonya raya jangan melakukan aktivitas dengan suaminya terlebih dahulu." Suster itu mulai memasang selang infus yang tadi sempat raya cabut dari tanganya.

"Ingat nyonya hampir saja keguguran. Jadi aktivitasnya harap di tunda dulu. Ya..sampai minimal Anda keluar dari rumah sakit"

Terang sang suster membuat pipi raya memerah. Raya merasa malu bukan main akibat ulah si kampret mondy tadi.

Dan gilanya, raya malah ikut terhanyut. Apalagi saat dirinya ikut mendesah ketika mondy melumat puncak payudaranya dengan kuat tadi.

"Saya permisi dulu. Nanti dokter akan datang dan memeriksa Anda. Ingat ya, ini rumah sakit jadi ya... Harap mengkondisikan diri"

Raya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Ia mengangguk dan mengucapkan maaf saat Suster itu beranjak pergi.

"Apa suster itu sudah pergi?" Raya menoleh dan melihat kepala Mondy menyembul dari balik pintu kamar mandi.

Apa apaan ini! Dasar cowok pengecut!

"Aduh" mondy mengaduh tak kala sebuah bantal melayang dan tepat mengenai kepalanya.

Aku Cinta Kamu  (ramonstory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang