39. Pengakuan

3.3K 275 28
                                    

Raya tentunya tak bisa percaya begitu saja pada Mondi. Terlebih lagi dengan pujian yang Mondy lontarkan untuk Dara kemarin.

"Aku cemburu Raya. Aku tidak bisa melihatmu bersama pria lain. Bahkan disaat kamu memberikan senyum untuk pria selain aku, aku tidak bisa Raya.."

"Tapi kemarin kamu puji Dara Mon? Kamu jelas jelas masih suka sama Dara..."

"Itu karena aku panas Raya. Kamu terlihat akrab sekali dengan Leon. Sampai sampai kamu mengabaikanku?"

Mondy melepas pelukannya. Ia menghadapkan tubuh Raya tepat di depannya.

"Aku jujur Raya. Aku berkata jujur. Entah kenapa kamu, kamu perlahan telah ada di hatiku..."

Raya masih diam. Ia menatap dalam dalam manik kelas milik Mondy, raya berusaha mencari kebohongan di sana tapi tidak ada.

Mondy berkata jujur.

"Bisakah kita mulai dari awal lagi? Aku berjanji aku akan memperbaiki semuanya?"

"Semuanya?" Ulang Raya.

"Semuanya Raya. "

"Termasuk melupakan Dara?"

"Oh God! Aku bahkan sudah mencoret daftar namanya dari hatiku."

"Benarkah?"

Mondy mengangguk lucu. Ia terlihat seperti kucing manis yang penurut.

Sangat menggemaskan.

"Jadi?"

"Aku mau pikir pikir dulu..."

Terlihat wajah sedih Mondy. Raya menahan tawanya karena lagi lagi Mondy terlihat lucu sekali.

"Aku harus lakuin apa supaya kamu percaya Ray?" Mohon Mondy.

Raya menarik nafas lalu mengetuk jari telunjuknya seolah tengah berfikir.

"Mungkin...menggendongku ke ranjang?"

Mendengar arti dari ucapan Raya membuat Mondy tersenyum lebar. Ia mengangkat tubuh Raya namun tidak menyakitinya.

"Makasih Ray?" Ucap Mondy tulus ketika mendaratkan tubuh Raya di atas ranjang.

"Untuk?"

"Untuk semuanya, semua yang sudah kamu lakukan untuku"
Raya merasakan sesuatu yang kenyal mendarat di keningnya. Meninggalkan jejak hangat dan gelenyar aneh yang menjalar di sekujur tubuh.

Lalu Mondy merebahkan dirinya di samping Raya. Memeluk tubuh Raya dengan kedua tangannya.

Rasanya seperti mimpi. Di peluk oleh Mondy seperti ini.

.

Matahari bersinar cerah. Masuk ke celah kamar Raya hingga mengusik tidur nyenyak Raya.

Perlahan kelopak mata Raya terbuka. Mata indah nan bening milik Raya terlihat dengan jelas.

Hal yang pertama di tangkap oleh penglihatannya tentu membuat Raya kaget dan bahagia dalam waktu yang bersamaan.

Kedua sudut bibir Raya terangkat membentuk sebuah senyum.

Raya menyentuh bulu bulu halus di sekitar area rahang kokoh Mondy, seolah menegaskan bahwa yang dilihatnya bukanlah sebuah mimpi.

Mondy menggeliat sebagai respon sentuhan Raya. Pria itu menggesekkan pipinya di tangan halus Raya dan semakin menempelkan pipinya di telapak tangan Raya.

"Pagi sweet heart" sapa Mondy dengan manis.

Semburat merah tercetak jelas di wajah polos Raya.

Ah kenapa Mondy jadi romantis begini.

Mata Mondy terbuka. Raya bisa melihat pantulan dirinya di sana.

"Pagi Kak"

Sejenak Mondy terdiam. Ia memiringkan kepalanya seperti orang linglung.

Apa Raya bilang tadi? kak? Dia memanggil Mondy Kak?

"Ulangi"

"Apanya?"

"Yang kamu bilang tadi Ray?"

"Pagi"

"Ya. Yang satunya lagi"

"Apa?" Raya mengerutkan dahinya. Ia berpura pura bodoh dan tak tahu maksud Mondy. Padahal, Raya melakukanya hanya untuk menggoda pria itu.

"Ya sudahlah. Mungkin aku salah dengar " pasrah Mondy.

Ia tak mau terlalu memaksa Raya. Lagipula ia sendiri juga tidak benar benar percaya bahwa Raya mengucapkannya.

Pasti Mondy hanya berhalusinasi. Ya! Pasti cuma halusinasi saja!

"Aku akan bawakan kamu sarapan. Tunggu sebentar ya" Mondy sudah hampir menyibak selimutnya saat tiba tiba Raya menahan dirinya.

"Biar aku saja kak" ucap Raya.
"Itu sudah kewajibanku" imbuhnya.

Raya berdiri dan berjalan ke luar kamarnya.

"Kak?" Ulang Mondy.
Lalu pria itu meninjukan tangannya ke udara.

Ia sangat senang akhirnya Raya memanggilnya kak kembali.

Mondy memandang kepergian Raya hingga gadis itu hilang di balik pintu kamar.

Mondy melihat ke sekeliling kamarnya. Semua terlihat berantakan.  Mulai dari bantal dan juga pakaiannya. Mondy melihat penampilannya sendiri. Ia terlihat acak acakan dan hanya memakai boxser untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.

Oh astaga! Ia tidak percaya bahwa semalam telah melakukanya.

Emm maksudnya melakukan pengakuan tentang perasaannya kepada Raya.

Kalian jangan berfikir yang "iya iya " ya haha.

.
Bersambung..

Aku Cinta Kamu  (ramonstory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang