29. hamil enggak?

4.8K 295 62
                                    

Votement votement
😋

"Orang orang selalu beranggapan hidup orang lain sangat menyenangkan ketimbang hidupnya sendiri. Padahal mereka tidak tahu saja kerumitan kerumitan hidup dari orang yang mereka bicarakan"

Mereka sedang duduk di kursi kabin pesawat saat ini. Setelah Mondy memaksa Raya makan, memang raya merengek ingin melihat interior pesawat karena bosan hanya di kamar saja.

Raya yang sibuk melihat jendela pesawat pribadi milik keluarga mondy pun menoleh sesaat sebelum kembali melihat gumpalan awan yang begitu putih bersih dan lembut.

"Apa kamu merasa hidupmu begitu rumit?"

Raya berbicara tanpa menatap mondy yang sedari tadi menatapnya.

"Tidak juga. Dari kecil aku selalu menemukan kemudahan dalam hidup. Tetapi akhir akhir ini ada beberapa kerumitan yang aku alami"

"Apa salah satunya karena aku?"

"Kerumitan yang ku bicarakan lebih cenderung dari lingkungan bisnis" mondy menyandarkan punggungnya sambil merangkul kesepuluh jarinya.

Sebelah kakinya ia naikkan di atas kaki yang lain.

"Akhir akhir ini banyak kendala di kantor dan itu sedikit...rumit"

"Oh ku kira karena aku" raya mengetuk ngetik kaca jendela seolah menyentuh nyentuh awan.

Wajahnya juga terlihat ceria bak anak kecil yang cantik. Penampilan raya sudah seperti semula. Rona di wajahnya juga mulai muncul sehingga tidak sepucat saat di rumah sakit. Membuat mondy agak lega melihatnya.

Tunggu dulu...lega?

Baiklah. Mondy akui bahwa ia memang mencemaskan raya.

"Indah sekali..." Bibir raya bergerak gerak. Mungkin karena terlalu senang melihat awan putih di luaran.

Mondy jadi penasaran memangnya apa sih yang menarik dari awan itu?

Sedetik
Dua detik

Hingga lima detik mondy mencoba berkonsentrasi menatap awan seperti yang raya lakukan. Tetapi tidak ada apapun yang membuat Mondy takjub dan sebagainya.

Hingga mondy mengalihkan pandangan kembali ke arah raya.

Mondy terkesima saat sebuah senyum lebar raya tercetak di bibirnya. Memperlihatkan gigi gigi rapi gadis itu.

Mondy mencoba memandang awan kembali dan menatap ke arah raya bergantian dan berulang kali.

Hingga akhirnya mondy melempar pandangan ke arah lain.

Ada yang aneh di tubuhnya. Seperti sebuah desiran aneh dan debaran pelan namun semakin lama semakin cepat.

"Ehem.." mondy berdehem untuk menetralkan gejolak anehnya.

Kenapa jadi canggung begini? Mondy sampai kehabisan kata ingin mengajak raya bicara apa.

Biasanya malah orang yang di dekatnya yang canggung atau grogi tetapi ini malah sebaliknya.

Dan untuk meredakan atmosfer aneh itu, mondy pun bertanya sesuatu.

"Be-berapa usianya?" Agak tersendat, tetapi untunglah mondy berhasil menyelesaikannya.

"Siapa yang kamu maksud?" Raya mengerutkan alisnya dan menatap mondy malas.

Entahlah.

Yang jelas raya lebih suka menatap apapun kecuali mondy. Melihat pria itu hanya akan membuatnya kesal dan emosi.

Aku Cinta Kamu  (ramonstory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang