Hafiza-(3)

92 10 0
                                    

"Woy! Kenapa lo bengong?" tanya Dharsal Pangestu kepada Alif.

Darshal Pangestu ini adalah teman sesekolah sebangku dengan Alif yang pasti juga temannya Farah.

"Ah kenapa?" Alif tersadar dari lamunannya.

"Lo mikirin apaan sih Lif? Cerita elah ke gue,"

"Gue.."

Tiba tiba Farah datang mengagetkan kedua cowok itu. Farah tidak tahu bahwa mereka sedang membicarakan hal yang mengarah ke dalam topik serius. Farah hanya bisa tersenyum cengengesan.

"Lo! Gue lagi serius nanya nih ke si Alif, lo dateng aja tiba-tiba kaya petir" ucap Darshal.

"Sorry sorry elah, gue kan enggak tau. Tau tau kalian duduk berdua di sini,"

"Makanya punya mata lo pake," timbal Darshal.

"Pedes banget sih lo bilangnya" Farah berucap dengan laganya yang sok sedih.

"Udah udah, berisik kalian." timbal Alif.

Dirinya memang sedang ada di depan mereka, tapi pikirannya? Ntah apa yang dipikirkan Alif. Pikirannya itu selalu terngiang di kepalanya. Memikirkan seseorangkah? Sepertinya begitu. Karena wanita itu mampu membuat Alif khawatir akhir akhir ini.

"Gue tau lo lagi mikirin Hafiza kan? Jujur lo!?" ucap Farah membuat Dharsal semakin bingung.

"Siapa sih Hafiza?" tanya Darshal.

"Dia sahabat gue dari SD sal,",

"Terus apa hubungannya sama Alif? Kan dia enggak seSD sama lo"

"Lo itu makanya otak dipake!" balas Farah dengan penuh penekanan.

"Wah wah lo berani sama gue?" tanya Darshal kepada Farah dengan raut wajahnya yang penuh tatapan tajam.

Menyeramkan!

Alif memikirkan Hafiza. Ya! Dari hari hari kemarin Farah menjenguk Hafiza memang Hafiza belum pulang ke rumahnya. Memang cukup aneh, kenapa Alif bisa sampai segitunya memikirkan Hafiza. Padahal mereka belum saling mengenal, tapi Alif cukup tau lebih tentang hidupnya. Tidak dengan Hafiza, Hafiza malah lupa telah bertemu Alif pada saat masih SD dan itu di acara lomba puisi.

Maklum saja umur Hafiza saat itu masih 10 tahun, belum terlalu mengerti dengan keadaan seseorang yang sesungguhnya. Masih sangat polos. Tapi lain dengan Alif, Alif malah pada saat itu mulai mengerti akan adanya seseorang di dalam hidupnya yang mampu membuatnya penasaran sampai beberapa tahun yang lalu.

Akhirnya rasa penasarannya itu telah terbalaskan karena adanya Farah. Untuk itu seharusnya Alif patut berterimakasih kepadanya. Berkat Farah, Alif bisa mengenali Hafiza lebih jauh.

"Far.." panggil Alif.

"Ya?"

"Kapan ya gue bisa ketemu sama dia?"

"Hmm.. Ntahlah"

"Gue kasih saran nih broh, lo harus kenal lebih dalam dulu sama dia baru lo sama dia bisa ada peluang buat ketemu." timbal Dharsal dengan menepuk pelan punggung Alif.

"Tumben lo pinter," balas Farah.

"Makanya otak lo harus kaya otak gue, 'pinter' " sindir Alif.

"Cih, ogah gue.. Otak lo mesum!"

"Lo! Gue gak mesum!"

"Gak ngaku gak gentle"

"Serah lo!"

Ya. Mungkin sekarang Alif harus berusaha untuk mendekati Hafiza terlebih dahulu. Agar Alif bisa kenal lebih jauh tentang dirinya, pengakuan kisah cerita hidup dari Hafiza sendiri. Mungkin akan lebih baik, karena Tuhan pasti merencanakan yang lebih baik juga dari rencana manusia.

HAFIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang