[11] Bertemu Dimas

174 30 0
                                    

[]

KAMU benar sore itu, Panji. Sudah hampir seminggu aku mempunyai tetangga baru, dan aku nggak kesepian lagi.

Kamu sudah tahu siapa dia--tetanggaku, Dimas Ajinegara. Teman les waktu SMP dulu yang pernah menempati posisi kamu di hatiku.

Hampir setiap malam dia rutin main ke rumahku. Mengisi canda dan tawa malam hariku disaat kamu tengah berkutat dengan buku-buku.

Hingga suatu hari, untuk pertama kalinya, kamu bertemu dengan Dimas.

Aku masih aja nggak enak hati mengingatnya. Masalahnya, pertemuan kamu dengan Dimas selalu membuatku meringis akan kebodohanku.

Sore itu, kamu mengantar aku pulang sekolah. Aku nggak tahu kalo di dalam ada Dimas, jadi aku menyuruh kamu mampir karena memang biasanya seperti itu.

Jadilah kamu masuk, dan Dimas menyambut ceria di depan pintu. Sejenak, kalian saling tatap tapi Dimas cepat-cepat menyuruh aku dan kamu masuk.

Nggak lama, kamu pamit pulang. Kita bahkan belum sempat bertukar sepatah kata pun.

Semuanya memang salahku. Harusnya aku juga mengajak kamu berbincang, nggak cuma asik dengan Dimas dan leluconnya.

Tapi kata kamu waktu aku minta maaf esoknya, "Nggakpapa, Gin. Saya juga pasti gitu kok kalo tetangga saya asik."

Dan setelahnya, kamu bersikap seperti biasa. Bodohnya, aku percaya.[]

memori tentang panji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang