[36] Malu

116 21 0
                                    

[]

SAMA seperti acara sekolah lainnya, aku begitu malas hadir. Rasanya lebih baik aku di rumah saja, menonton film yang masih mengantre untuk aku tonton.

Tapi waktu itu aku disuruh--secara paksa--untuk mengikuti lomba puisi. Jadinya, terpaksa aku hadir dengan baju kebaya dan make-up tebal.

Waktu itu, Zahra mengajak aku ke kantin. Dan nggak sengaja ketemu kamu di sana yang tengah asik berbincang dengan teman-teman kamu.

Aku nggak ngerti kenapa saat itu mata aku terpaku pada kamu. Hingga akhirnya, salah satu teman kamu menyadarinya dan berteriak keras, "Jangan diliatin doang, atuh Gin. Samperin akang Panjinya."

Lantas, cepat-cepat aku berpaling ketika kamu menoleh. Aku nggak tahu gimana raut wajah kamu. Yang aku tahu, aku begitu malu.

Zahra sendiri gencar menggodaku. Katanya, "Cie, masih diliatin aja, Cie."

Aku berdecak, "Apaan sih, Ra."

Setelahnya, aku segera meninggalkan kantin sembari menahan malu. Karena saat itu pun, teman-teman kamu masih ramai menggoda.

Sejenak, aku sempat melirik ke arah kamu. Ternyata kamu memerhatikan aku, dan ketika kita saling tatap, kamu melempar senyum.

Entahlah, saat itu aku bertanya dalam hati, apa aku bisa kembali lagi sama kamu?[]

memori tentang panji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang