[13] Tentang Dimas

172 25 0
                                    

[]

SEPULANG aku dari rumah kamu, Dimas masih main di rumahku. Padahal, waktu sudah berpijak di angka sembilan lewat dua puluh tujuh menit.

Aku nggak mau bertanya kenapa dia masih di rumahku, nggak enak. Kesannya mengusir. Jadinya, aku meladeni Dimas yang mengajak ngobrol di teras.

Harus aku akui, Panji. Dimas adalah pribadi yang asik. Nggak butuh waktu lama untuk aku kembali akrab dengannya.

Selama aku di sampingnya, aku jadi banyak tertawa. Dia selalu bisa membuat suasana apapun terasa menyenangkan.

Aku jadi berpikir malam itu, seandainya Dimas satu sekolah dengan kita, mungkin hariku di sekolah juga akan terasa lebih menyenangkan.

Jadinya aku bertanya, "Lo nggak ada niat buat pindah ke sekolah gue? Sekolah lo yang lama 'kan jauh."

Dimas melempar senyum, lalu mengendikan bahu. "Nggak kayanya. Gue udah terlanjur nyaman di sekolah gue yang lama."

Aneh, Panji. Seharusnya, aku nggak kecewa saat itu.[]

memori tentang panji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang