[35] Seandainya

108 21 0
                                    

[]

WAKTU itu malam minggu, aku duduk sendirian di teras ditemani dengan segelas coklat hangat dan sekaleng biskuit.

Tiba-tiba Mama ikut duduk di kursi yang satu lagi. Katanya, "Nggak main sama Dimas?"

Saat itu aku menggeleng, dan menjelaskan Dimas sudah punya pacar. Tentunya akan lebih banyak menghabiskan waktunya bersama pacar barunya itu.

Tapi Mama justru membalas, "Kamu sendiri tumben nggak malem mingguan sama Panji." Mama menyeruput tehnya, lalu melanjutkan, "Biasanya Panji ke sini, kok dari kemaren nggak?"

Aku melirik, lalu mengendikan bahu. "Udah putus Gina, Ma."

"Kok bisa?" Mama meletakan gelas tehnya di atas meja, lalu melanjutkan, "Emang kenapa?"

Aku menunduk, memainkan ujung kaos yang aku kenakan. "Ya gitu, deh."

Setelahnya, Mama justru menyayangkan kandasnya hubungan kita. Karena katanya, Mama udah cocok banget sama kamu.

Aku jadi semakin menyesal, Panji.

Seandainya dulu aku nggak mudah terbawa perasaan, dan nggak begitu percaya diri. Mungkin aku masih sama kamu sekarang.

Tapi apa daya, semuanya hanya tinggal seandainya.[]

memori tentang panji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang