[]
AKU merasa asing dengan semuanya, Panji. Maksudku, aku nggak pernah menyangka kita bisa berada di posisi sejauh ini.
Entah siapa yang memulai, tapi aku merasa kita bersikap seolah kita nggak saling mengenal.
Hanya sekadar melempar senyum ketika bertemu, atau saling pandang beberapa detik, lalu berpaling.
Aku nggak tahu bagaimana dengan kamu, tapi aku merasa tersiksa. Terdengar berlebihan, tapi itu yang aku rasakan.
"Ganti baju, nggak?" Zahra bertanya. Memecah lamunanku.
Aku menghela napas, sekali lagi memerhatikan wallpaper ponselku. Aku menjawab, "Duluan, nanti gue nyusul."
"Cepetan, Pak Bobi udah nungguin di bawah." peringat Zahra sebelum dia melangkah pergi.
Seperti yang kamu tahu, aku nggak begitu suka olahraga. Mangkannya dulu kamu sering mengomel soal aku yang malas gerak. Nggak sehat, kata kamu.
Aku tersenyum tipis, mengusap layar ponsel yang terpampang jelas gambar kamu dengan aku di sana. "Aku kangen, Kak." gumamku pelan.
Aku selalu berpikir, seandainya waktu bisa aku ulang.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
memori tentang panji
Storie breviNamanya Panji Danuarta. Lelaki spesial dan akan selalu menjadi yang spesial. Copyright @2018 by vanillopa