[]
SAAT itu, sedang ramai-ramainya film horror. Aku tertarik ingin menonton--walaupun aku penakut.
Jadinya, waktu istirahat, aku mengajak kamu untuk menonton salah satu film horror yang beberapa hari lalu tayang serentak di seluruh Indonesia.
Tapi kamu menolak. Kata kamu, "Maaf, Gin. Saya nggak bisa nemenin. Saya kurang suka film horror."
Sedikit kecewa, saat itu. Cuma, aku nggak bisa maksa kamu. Itu pilihan kamu, 'kan?
Sejenak kita sama-sama terdiam. Lalu kamu menambahkan, "Gimana tetangga baru kamu? Kayanya kamu udah lumayan akrab sama dia, ya?"
Aneh, Panji. Saat itu, jantungku mendadak berdetak lebih cepat. Aku takut. Jadi aku hanya menjawab kikuk, "Ya, gitu lah."
Tapi kamu malah tersenyum lebar, "Yaudah, nonton sama dia aja."
Aku sedikit terkejut waktu itu. Maksudku, kenapa kamu menyuruhku dengan cowok lain, sih?
"Kamu tau 'kan, tetangga aku cowok?"
"Tau. Emang kenapa?"
Aku sedikit meringis, "Kamu ... nggak cemburu?"
Anehnya, kamu tertawa kecil saat itu, lalu berkata, "Buat apa saya cemburu? Kalian cuma tetangga, 'kan?"
Aku nggak ngerti lagi, Panji. Kenapa kamu kaya gitu? Seandainya jika kamu melarang, aku mungkin nggak akan sejauh itu.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
memori tentang panji
Short StoryNamanya Panji Danuarta. Lelaki spesial dan akan selalu menjadi yang spesial. Copyright @2018 by vanillopa