[40] Kejelasan (End)

324 31 14
                                    

[]

SETELAH melewati perdebatan yang cukup panjang dengan diriku sendiri, akhirnya aku memutuskan untuk mengajak kamu bertemu suatu sore di belakang sekolah.

Dengan mengulas senyum tipis, kamu bertanya, "Kenapa, Gin?"

Aku menunduk dalam. Berusaha merangkai kata di dalam kepala. "Aku tau semuanya udah telat," Aku mengangkat kepala, menatap kedua mata hitam kamu, "Tapi, aku mau minta maaf."

Sejenak, raut wajah kamu terlihat bingung. Kamu bertanya, "Maaf buat apa?"

Aku diam. Terasa berat untuk menjawab. Tapi nggak lama kamu melanjutkan, "Oh, itu."

"Nggak usah dipermasalahin banget, Gin. Biarin aja berlalu."

Aku menggeleng pelan, "Nggak gampang buat aku biarin semuanya berlalu gitu aja."

Dan aku nggak ngerti kenapa setelahnya aku justru menangis di depan kamu. Yang aku tahu, dadaku begitu sesak saat itu. Ada sesuatu yang mendesakku untuk mengeluarkan semuanya padamu, Panji.

"Seandainya dulu aku nggak kaya gitu, mungkin hubungan kita baik-baik aja sekarang." tambahku.

Aku menunduk, menunggu tanggapan kamu. Tapi, kamu justru bungkam. Sebagai gantinya kamu menarikku ke dalam dekapan kamu.

Kamu masih terdiam, sedang aku menikmati ritme jantung kamu yang entah kenapa berdetak lebih cepat. Lalu nggak lama, kamu membuka suara.

Kata kamu, "Saya nggak pernah tau ke depannya bakal kaya gimana, Gin." Kamu menghela napas perlahan, lalu melanjutkan, "Siapa tau, masih ada waktu buat kita bersama lagi, nanti."

Seketika semuanya terasa jelas. Dan kejelasan itu justru membuatku semakin terisak dalam dekapan kamu, Panji.

Kamu, sudah menutup hati untukku. Setidaknya untuk saat itu. Lalu, biarkan aku berharap, sekecil apapun itu, Tuhan masih memberikan waktu untuk kita bisa bersama lagi.

Suatu hari nanti.[]

End


A/n

Finally, tamat juga akhirnya.

Btw, Cerita ini aku buat tanpa ada perencanaan apapun. Jadi, kalo banyak kurangnya mohon maklum ya, heheh.

Kalo ada kesalahan, bisa komentar kok:)

Dah deh, gitu aja.

Sampai jumpa di cerita-ceritaku selanjutnya--itu pun kalo ada.

Love, Vanillopa.

memori tentang panji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang