♥Part 11

33 6 0
                                    

Jika disini aku hanyalah orang ke-3 ,
ku rela kau bersamanya
Ku lepaskan dirimu
Kejarlah kebahagiaan mu
Tak usah pikirkan perasaanku
Biarlah ku sendiri
Menikmati gelap dan sunyinya dunia

~Tania Angella~

Raut wajah Ken berubah.Tak ada lagi senyum manis di wajahnya.

"Are you okey?"tanya Alexa. (Apakah kamu Baik-baik saja?)

"Aku keringat sesuatu hal yang sangat menyedihkan"kata Ken.

Alexa tertawa kecil.

"Aku serius Alexa.Mengapa kamu tertawa?"Tanya Ken heran.

"Teringat bukan keringat."koreksi Alexa.

"Benarkah?Ku rasa aku perlu menghafalkannya lagi.Back to problem"kata Ken. (Kembali ke masalah)

"What happen?"tanya Alexa. (Ada apa?)

"Aku ter-ingat mamah"kata Ken lirih.

"Mamah kamu kenapa?"tanya Alexa.

"Tuhan lebih sayang mamah.Tuhan memanggil mamah sebelum aku bertemu dengannya 2 tahun yang lalu .Penyakit yang kamu derita itu memisahkan dunia aku dan mamah"Kata Ken terisak.

"Dan aku tidak ingin penyakit yang sama memisahkan kita berdua Alexa"lanjut Ken dengan tersenyum tipis.

"Kita bernasib sama Ken."kata Alexa tersenyum walaupun air matanya menetes.

♥♥♥♥♥

085658******
Kamu masih ingat pesan saya 6 hari yang lalu kan Tania?
Saya hanya mengingatkan besok temui saya di cafe green holic jam setengah 5.
See you tomorrow.

Tania mengetuk ngetuk dagunya dengan jari telunjuknya.Apakah ia harus menemuinya?atau tidak?

"Kira kira siapa yah yang ngirim?"ucap Tania.

"Kalo ketemu aku takut.Kalo gak ketemu aku rindu ehh kok malah jadi curhat sih"Kata Tania nge- blank.

"Dateng aja deh"Ucap Tania menyimpulkan.

Tania beranjak dari sofa menuju taman belakang rumahnya.Ia memang menyukai suasana taman itu. Disana ia dapatkan ketenangan dan ketentraman. Pikirannya kacau.

Haruskah 1 hati yang terluka agar 2 hati dapat bersatu?? Bagaikan gunting. 2 hati itu berada di lubang tempat memasukkan jari sedangkan 1 hati berada di antara 2 besi yang fungsinya memotong. Jika 2 hati itu bersatu maka 1 hati akan terpotong.

Itulah Tania.Membayangkannya saja membuat sesak didadanya.

♥♥♥♥♥

Sebuah mobil melaju membelah hiruk pikuk perkotaan. Menyusuri keramaian yang terjadi . Seorang gadis duduk manis tengah bersandar didalam mobil yang melaju tersebut . Wajahnya begitu datar memandang keluar tak ada warna sedikitpun. Kantung matanya besar dan hitam. Bibirnya sedikit kering .

085658******
Aku sudah menunggumu di cafe green holic. Meja nomor 20 dekat jendela. Ku harap kamu datang.

Tania membaca pesan dari seseorang itu tanpa ada niat untuk membalasnya. Kepalanya pusing ketika memikirkan kisah cintanya yang tak terbalas. Miris memang.

"Sudah sampai non"kata Mang Yaya,supir pribadi Tania.

Mungkin karena Tania melamun jadi tidak terasa kalau ia sudah sampai di cafe tersebut.

"Eh iya mang.Mang Yaya tunggu disini ya.Tania cuma sebentar kok"kata Tania.

"Baik non"Kata Mang Yaya patuh.

Tania keluar dari mobilnya.Ia mulai melangkah pelan menuju meja nomor 20. Keadaan di cafe ini menyenangkan. Tania mengedarkan pandangannya. Disana juga ada musik jazz yang mengalun indah. Sebuah cafe yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Menenangkan,itu yang ada dibenaknya. Matanya terbelalak ketika ia melihat Ken duduk ditempat itu.

Beberapa kali ia mengerjapkan penglihatannya.Ahh..mungkin Tania hanya halusinasi sebab yang ada dipikirannya hanya Ken.

Tania tidak melanjutkan langkahnya menuju meja tersebut. Ia hanya menatapnya. Ken yang menyadari kehadiran Tania pun melambaikan tangan ke arah gadis itu.

Tania masih tak percaya dengan penglihatannya. Si pengirim pesan itu adalah Ken. Makhluk indah ciptaan Tuhan yang akhir akhir ini berlarian dipikirannya.

"Hey...Tania.I'm here"kata Ken yang berdiri dari kursinya (aku disini)

Tanpa menjawabnya,Tania langsung menghampiri Ken.

"Silahkan duduk Tania.Mau pesan apa?Biar aku yang pesankan."Tawar Ken yang menarik kursi untuk mempersilahkan Tania duduk.

Bagaikan mendapat energi baru, dalam sekejap senyum Tania kembali merekah.

"Kenapa diam saja?Apakah kamu sakit?"Tanya Ken yang melihat wajah Tania yang sedikit pucat.

"Aku baik baik saja Ken."kata Tania dengan senyum tipisnya.

"Kalau begitu kamu mau pesan apa?"Ulang Ken.

"Red velvet sama green tea hangat."Kata Tania yang tanpa henti membuat lengkungan di bibirnya.

"Oke"kata Ken yang beranjak dari posisi duduknya menuju tempat pemesanan sekaligus tempat pembayaran.

Apa yang akan dikatakan Ken?

Itu yang ada dibenak Tania.Namun disatu sisi ia merasa senang bisa nongkrong berdua dengan Ken sebelum Ken menjadi milik orang lain. Setidaknya ia sudah mendapatkan Quality Time bersama Ken.Tak lama kemudian Ken datang.

"Apa yang akan kamu bicarakan??"tanya Tania yang kini membuka suara.

"Hmmm....eh- itu pesanan kita sudah datang"Jawab Ken yang sengaja menunda untuk menjawab pertanyaan Tania.

"Lebih baik kita nikmati makanan ini terlebih dahulu. Sedari tadi perutku meminta untuk diisi."kata Ken yang hanya dibalas anggukan oleh Tania.

Entah mengapa Tania bersikap lebih dingin dan tak banyak bicara. Mungkin jika suatu saat nanti ia akan kehilangan Ken,ia sudah terbiasa . Biar gak baper.Mungkin....

Dilema Sahabat

Dilema SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang