❤️ Part 22

9 3 1
                                    

lu ngejar seseorang yang gak bakal menoleh ke belakang. Sedangkan di belakang lu ada gue yang siaga mendekap lu seumpama lu jatuh.

❤️❤️❤️

Tania duduk di balkon apartemen menikmati kesunyian malam. Ditemani secangkir kopi untuk mengobati hawa dingin di kota itu. Pikirannya kacau. Seseorang telah memporak porandakan isi hatinya.
Seseorang menghampiri Tania dan duduk di sebelah gadis itu.

"Udah tenang?"Tanya seseorang itu.

Tania hanya tersenyum sebagai jawabannya. Tangan seseorang terulur mengusap rambut Tania. Membuat gadis itu kembali mengulas senyuman.

"Dari dulu sampe sekarang lu masih tetap sama Lan"Kata Tania.

"Gue Dylan Fernandes akan selalu ada disamping lu Nia. Buat lu"Kata Dylan.

Ya. Seseorang itu adalah Dylan. Tania biasa memanggilnya Ilan, nama kecilnya. Mereka telah bersahabat sejak kecil karena persahabatan kedua orang tua mereka.

"Lu memang sahabat terbaik gue Lan"kata Tania. Hati Dylan mencelos.

'Sadar Lan! Tania cuma nganggep lu sahabat' batin Dylan yang memaksakan senyumnya.

"Terus apa yang bakal lu lakuin?" Tanya Dylan.

"Gue bingung Lan. Di satu sisi gue- gue sayang banget sama Ken. Gue cinta sama dia."Kata Tania dengan pandangan ke arah langit malam.

'Ngapain lu ngejar seseorang yang gak bakal menoleh ke belakang. Sedangkan di belakang lu ada gue yang siaga mendekap lu seumpama lu jatuh.' batin Dylan

"Di sisi lain, gue gak mau persahabatan gue dan Alexa hancur begitu saja." Sambung Tania.

"Nia... Lu inget gak? Waktu gue nembak lu pas perpisahan SMP?"Tanya Dylan dengan wajah serius.

Tania tertawa. "Muka lu lucu waktu kejadian itu"

"Yeyy lagi diceramahi juga. Untung sayang"Kata Dylan yang mengacak acak rambut Tania.

"Ishh Ilan rese ih"kata Tania cemberut.

"Balik ke topik awal. Lu sendiri yang bilang ke gue kalo persahabatan itu di atas cinta. Jika putus, persahabatan yang terjalin akan bubar. Lu nolak gue dengan alasan itu Nia. Dan sekarang lu bingung apa yang harus lu lakuin??" Ceramah Dylan.

Tania berhamburan ke pelukan Dylan.

"Maafin gue Lan. Gue salah. Gue egois." Kata Tania yang kembali mengeluarkan sisa air matanya.

"Gak Nia. Gak ada yang salah di sini" kata Dylan yang mengusap rambut Tania dengan sayang.

Tania menegakkan tubuhnya. Mata dan hidungnya kembali memerah akibat menangis.

"Sekarang gue tanya. Ken cinta sama siapa? Hmm"Tanya Dylan yang menatap manik mata Tania.

"Alexa."lirih Tania.

"Dan Alexa? Dia cinta sama Ken gak?" Tanya Dylan.

"Tapi dia udah janji bantuin gue buat pdkt sama Ken"Jawab Tania.

"Itu rencana manusia. Inget! Skenario Tuhan jauh lebih indah" tutur Dylan.

Tania tertunduk.

"Lu harus terima apa pun keputusan mereka. Toh kalo Ken ditakdirin buat lu ya pasti dia kembali ke lu"Saran Dylan.

"Iya Lan. Gue sadar sekarang. Gue juga salah kalau ninggalin masalah kayak gini"Jawab Tania. Sedikit bebannya sudah hilang terbawa angin malam yang semakin dingin.

Dilema SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang