♥Part 16

28 6 0
                                    

Seorang gadis berlari di koridor kelas XI. Matanya terus mengeluarkan butiran air bening. Untungnya, di koridor itu sepi karena saat itu adalah jam pelajaran sedang berlangsung. Ia masuk ke kelas XI IPA 1 yang kebetulan sedang jam kosong karena Pak Budi ada tugas ke luar kota.

Siswa siswi kelas XI IPA 1 pun kaget melihat salah satu anggota mereka yaitu Tania datang dengan keadaan yang sangat kacau. Ia duduk ditempatnya sambil menenggelamkan wajah di lipatan tangannya di atas meja.

"Ta lo kenapa?"Tanya Vella yang menjadi teman sebangku Tania saat ini.

Para siswi cewek pun langsung menggerumbungi Tania. Sedangkan para siswa cowok hanya diam menatap mereka.

"Ta...Udah dong jangan nangis terus.Nanti Mayang ikut nangis nih"Kata Mayang sambil merangkul Tania.

"Lo bisa cerita sama kita kita kalo itu bisa mengurangi beban pikiran lo" Bujuk Resti.

Tania menegakkan tubuhnya dan menghapus air mata yang membasahi wajahnya.

"Enggak...Gue baik baik aja kok" Kata Tania yang berusaha menciptakan senyum di wajahnya.

"Mungkin mulut lo bisa bicara kaya gitu. Tapi mata lo gak bisa bohong Ta"Kata Milka yang menatap dalam manik mata Tania.

"Gue tau kalo lo lagi berantem sama Alexa. Tapi gue gak tau apa masalahnya"Kata Resti.

Tania hanya menunduk dan diam membisu.

"Kalo lo belum bisa cerita ke kita,kita masih disini untuk berbagi.Entah itu suka atau duka"kata Vella.

"Thanks ya guys.Tanpa kalian, gue bisa apa?"Kata Tania yang terharu atas perhatian dan kepedulian teman temannya.

"Ya elah.Sans aja kali. Kaya sama siapa aja"Kata Resti.

"Lo kan di rumah tinggal sama supir dan pembantu lo doang, gimana kalo malam ini kita bikin party di rumah lo buat menghibur lo. Sekalian nginep dirumah lo"Kata Bella yang kini mulai angkat bicara.

"Gue setuju sama Mak Lampir"Kata Mayang.

"Yah kampret lo yang"Kata Bella yang tak terima dengan julukannya.

"Yang yang pala lu peyang"Kata Mayang.

"Yang lain setuju?"Tanya milka.

Semua mengangguk setuju.

"Gimana Ta?Boleh gak?"Tanya Milka pada Tania.

"Ya boleh lah."Kata Tania mantap.

"Jangan lupa sediain makanan..hehehe"Tambah Vella.

Alexa datang bersama Ken. Keadaan Alexa mulai membaik dari sebelumnya. Matanya kini tidak terlihat merah. Mungkin Ken telah menenangkannya.

"Xa..malam ini kita mau nginep di rumah Tania. Lo mau ikut gak?Buat menghibur Tania yang lagi galau" Ajak Resti dengan wajah polos.

Alexa hanya menggeleng pelan dan duduk di tempatnya.

"Ya elah.Dia yang ngomong beberapa menit yang lalu.Ehh dia sendiri yang lupa"Kata Bella dengan suara yang hanya bisa didengar gerombolan tersebut.

Semua menggeleng geleng melihat kelakuan temannya itu dan memasang ekspresi datar membuat Resti kebingungan.

"Gue salah ya?" Tanya Resti masih belum sadar atas ke blo'on nannya.

"Jadi gini doy...Lo kan tadi bilang kalo Tania sama Alexa itu lagi berantem. Lah kenapa lo malah ngajak Alexa buat ikut kita ke rumah Tania"Jelas Milka dengan penuh kesabaran.

"Terus??"Tanya Resti yang masih belum paham.

"Aaaa dodol"Kata Bella yang greged dengan ke idoy an Resti.

"Kalo lagi berantem ya pasti diem dieman"Tambah Vella.

"Oh...kok gue gak kepikiran kesitu ya?"Tanya Resti yang mulai paham.

"Idoy!"Kata Bella yang mendorong pelan bahu Resti.

♥♥♥♥♥

Alexa memasuki halaman rumahnya dengan wajah tak bersemangat. Pikirannya lelah dengan semua ini. Dilihatnya sang kakak yang berkutik dengan laptopnya.

"Tumben lemes banget. Kenapa sih? "Tanya Rasya yang masih fokus mengerjakan skripsinya.

"Gak papa"Jawab Alexa cuek.

"Makan dulu gih. Itu bibi udah masakin rendang kesukaan kamu"Kata Rasya lagi.

"Nanti"Jawab Alexa singkat yang terus berjalan menaikki anak tangga menuju kamarnya.

Akhir akhir ini Rasya memang sangat sibuk untuk menyelesaikan tugas akhirnya. Tapi masih ada koass dan rekan rekannya yang menunggu. Jadi dokter itu ribet tapi sungguh pekerjaan yang mulia.Insyaallah. Itulah alasan Rasya memilih jurusan Fk.

"Alhamdulillah. .selesai juga nih tugas"Kata Rasya yang merenggangkan otot ototnya yang kaku.

"Kok laper lagi ya?Makan makan makan"Kata Rasya yang menutup laptop dan beranjak menuju dapur.

Rasya membuka tudung saji yang ada di meja makan. Ia tampak heran melihat daging rendangnya masih utuh.

"Kok masih segini aja nih daging? Jadi Alexa belum makan dong"Kata Rasya yang mulai khawatir.

Rasya menutup kembali tudung saji itu. Rasa laparnya hilang diganti oleh rasa cemas. Ia melangkah menuju kamar sang adik.Diketuknya pintu kamar Alexa.Namun tak ada sahutan sama sekali.

"Xa...buka pintunya. Abang mau masuk"Kata Rasya yang masih berdiri didepan pintu kamar Alexa yang tertutup.

Sekian lama tak dibuka,akhirnya Rasya memberanikan diri membuka pintu kamar yang ternyata tidak dikunci. Ia melangkah kedalam ruangan itu yang tampak gelap karena tirainya menutupi jendela dan lampu yang tidak dinyalakan.

"Xa...Abang masuk!"Kata Rasya sambil tangannya meraba raba tembok untuk mencari saklar.

Setelah ia menyalakan lampu, terlihat sang adik yang meringkuk diatas ranjang. Selimut tebal menutupi seluruh tubuhnya.Rasya mendekati Alexa dan duduk ditepi ranjang.

"Heyy!!!Bangun!!Makan dulu!!"Kata Rasya yang menepuk pelan bahu Alexa.

Dengan lemas Alexa beranjak menjadi posisi duduk.Sontak Rasya kaget melihat wajah sang adik.

"Ya Tuhan....Tuh mata kenapa bengkak gitu?"Tanya Rasya yang memegang wajah Alexa.

"Coba cerita!"Titah Rasya tegas.

Alexa pun menceritakan masalahnya kepada Rasya. Air matanya sudah habis ia keluarkan pada hari ini. Ia tenggelam di dada bidang Rasya.

"Dasar abg labil!"Ejek Rasya.

"Tapi kalo abang liat liat sih kayaknya kamu suka deh sama Ken"Selidik Rasya.

"Enggak"Jawab Alexa gugup.

"Gak percaya.Kamu tuh gak bakalan bisa bohong sama abang"Kata Rasya.

"Iya deh iya abang menang"Jawab Alexa pasrah.

"So?"Tanya Rasya dengan mengangkat satu alisnya.

Dilema Sahabat

Dilema SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang