♥Part 19

28 7 0
                                    

↑↑↑
Dengerin musiknya sambil baca ya

Mobil Ken berhenti di sebuah rumah elit. Ia menerobos hujan untuk sampai di depan pintu. Ia menekan bell beberapa kali. Namun tak ada yang membuka pintu.

Ken melihat lampu di kamar Tania yang masih menyala. Kemungkinan Tania belum tidur.
Kemudian ia berdiri lurus tepat dengan kamar Tania di lantai 2. Sehingga air hujan membasahi tubuhnya.

"Tania!! Ku mohon turun lah! Aku tahu kalo kamu belum tidur" Teriak Ken agar suaranya tidak kalah dengan runtuhan hujan.

Tak ada sahutan. Ken tahu Tania belum tidur. Ia melihat siluet bayangan Tania. Tania yang sedang menatap dirinya yang menyatu dengan derasnya hujan.

"Ku mohon!"Teriak Ken sekali lagi.

"Aku gak akan pergi sebelum kamu keluar nemuin aku"Teriak Ken yang terdengar cukup serius.

Akhirnya Tania menampakkan dirinya dari balkon kamarnya.  Ia menatap datar Ken. Sangat sangat datar. Mungkin dengan cara itu ia dapat menutupi luka hatinya dihadapan Ken.

"Mau apa sih lo?"Tanya Tania sedikit berteriak agar suaranya terdengar sampai bawah.

"Aku mau jelasin semuanya sama kamu"Balas ken.

"Gak ada yang perlu dijelasin lagi. Karena semuanya sudah jelas." Kata Tania yang bersikeras dengan pendiriannya.

"Tapi Ta...Aku mohon sama kamu"Pinta Ken dengan wajah memelas.

"Pergi lo dari sini"Teriak Tania mengusir Ken dari rumahnya.

Dalam hati kecil Tania, ia tidak tega melihat Ken kehujanan. Dia terlihat kedinginan dengan wajah yang sedikit pucat. Namun semuanya kalah dengan keegoisan Tania.

"Pergi lo!! Jangan ganggu hidup gue lagi!! Bawa semua rasa bersalah lo. Itu pun kalo lo ngerasa salah" Kata Tania jutek.

"Aku akan tetap disini sampai kamu mau dengerin penjelasan aku"Teriak ken.

"Terserah lo.Gue gak peduli lagi sama lo" Kata Tania yang kemudian masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Ken yang menyatu dengan derasnya air hujan.

♥♥♥♥♥

Tania bangun dari tidurnya. Matanya sembab karena semalaman ia menangis. Entah untuk apa ia menangis. Gak ada gunanya.

Ia bangkit dari ranjang karena perutnya berontak minta diberi jatah. Akhir akhir ini nafsu makan Tania bertambah. Biasanya sih kalo nafsu makan memuncak dan jatah ngemil melonjak gitu ciri ciri orang lagi galau. Dan itu terbukti oleh sebagian cewek cewek di dunia.

Tania duduk di meja makan menatap garang capcay yang tersaji di atas meja.

"Wuihhh...Capcay kesukaan gue" teriak Tania girang.

Tanpa dikomando, ia langsung menyantap capcay dengan lahap. Melupakan sejenak masalah percintaanya. Mungkin jika lupa selamanya itu lebih baik. Atau ia kecelakaan dan kepalanya terbentur batu. Dan akhirnya ia sekarat dan masuk rumah sakit. Jika ia bangun akan amnesia dan kedua orang tuanya akan datang dengan setumpuk kasih sayang. Dan ia akan hidup bahagia. Itu pun jika

......

......

......

......

Jika

......

......

Jika tuhan membangunkannya.

.....

.....

.....

Mbok Lin menatap anak majikannya itu dengan tatapan sendu. Tania mampu menutupi segala masalahnya dengan senyum dan keceriaannya.

"Si Mbok mau cuci baju dulu ya Non"Kata Mbok Lin yang membawa keranjang berisi pakaian kotor.

Tania hanya mengacungkan jempolnya karena mulutnya penuh dengan makanan. Setelah makanan yang ada di mulutnya tertelan, ia angkat bicara.

"Nanti biar Tania aja ya Mbok yang menyiram Bunga di halaman depan" Kata Tania.

"Baik Non"Kata Mbok Lin

♥♥♥♥♥

Tania keluar dari kamarnya. Ia terlihat lebih segar sekarang. Penampilannya juga seperti biasanya. Rapi dan wangi.

Ia berjalan keluar menuju halaman depan rumahnya. Betapa terkejutnya ia saat matanya mendapati sosok itu dengan keadaannya yang sangat mengenaskan.

Tania membenci orang itu. Namun hatinya masih mencintai orang itu. Ia tidak tega melihat seseorang itu tergeletak lemas di halaman rumahnya. Mobilnya juga masih bertengger setia di depan rumahnya.

"Ken bangun!! Maafin gue"Kata Tania yang menepuk nepuk pipi Ken.

Air mata sudah membanjiri pipi Tania. Ia tidak menyangka Ken akan senekat itu. Ia pun berlari meminta bantuan Mbok Lin dan supir pribadinya, Mang Ujang untuk membawa Ken ke rumah sakit.

Mang Ujang bergegas menyiapkan mobil dan mengangkat tubuh Ken ke mobil tersebut dibantu oleh Tania dan Mbok Lin.

♥♥♥♥♥

Ken sudah ditangani oleh dokter. Ia terkena demam tinggi dan kedinginan hebat. Untung Tania langsung membawa Ken ke Rumah Sakit terdekat.

Ken sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Tania masih setia menemaninya. Matanya masih saja mengeluarkan air mata. Padahal kata dokter Ken akan segera pulih. Disana ada Mbok Lin dan Mang Ujang juga.

Tania duduk dikursi yang ada disebelah ranjang Ken. Ia terus menerus menatap wajah Ken dengan tatapan sendu. Tangan Tania mengelus punggung tangan Ken dengan penuh kasih sayang.

"Mending Mang ujang sama Mbok Lin pulang aja. Biar Tania yang nunggu disini"Perintah Tania yang memecahkan keheningan.

"Tapi Non"

"Gak papa Mbok"Kata Tania meyakinkan dengan suara serak khas seperti orang yang terlalu lama menangis.

Mbok Lin memang menjadi tempat Tania mengungkapkan keluh kesahnya. Jadi dia tau tentang masalahnya dengan Ken dan Alexa.

Dengan berat hati, Mbok Lin dan Mang Ujang pulang ke rumah.

Tangan Tania menopang Kepalanya sendiri. Sedangkan tangannya yang lain menggenggam erat tangan Ken seperti takut kehilangan.

Tiba-tiba ia menengakkan tubuhnya ketika tangan Ken bergerak kecil. Itu artinya Ken akan segera siuman. Ia segera mengelap air matanya. Senyuman pun merekah di wajah cantiknya. Segera ia tekan tombol darurat.

Tak lama kemudian, Dokter dan asistennya datang. Ia segera keluar ketika mendapat kode dari sang Dokter.

Tania menunggu diluar dengan perasaan cemas. Ia berharap seseorang yang ada didalam itu kembali pulih.

Dilema Sahabat

Dilema SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang