3. hari kelulusan

304 11 0
                                    

"Kak!!! Bukannya gaunnya udah dibeli mama ya? Mama bilang gitu kemarin..." Ujarku.
" Yah.... Memang udah sih. Cuman aku mau beli gaun pengantin untuk foto pre wedding kita."
" Hah??? Pakai gaun itu aja napa?!"
" Ya nggak wow dong kalau pakai itu. Lagian mama setuju kalau ada gaun lain untuk foto pre
wedding."
" Tapi uangnya kan sayang kak?! Mending buat belanja habis nikah aja. .."
" Kalau yang untuk itu uangnya ada juga, sayang. Lagian kita nikah cuman sekali seumur hidup. Bagus dong kalau kita buat yang semeriah mungkin."
" Tapi,...."
" Daripada itu kamu kayaknya udah setuju ya nikah sama aku hm?"
" Di tolak juga nggak bakal ngefek. Mama pasti tetep ngotot nikahin kita kan???"
" Tapi kalo kamu nggak setuju, kita 'kan bisa nolak pas mama bilang nikahannya dipercepat
seminggu lagi."
" Hah!!! Dipercepat??? Nggak salah kak?? Kok bisa??"
" Mama bilang gitu 'kan pas persetujuan kemarin? Kamu nggak denger??"
" Nggak , aku nggak denger....aku nggak tau kak!!!! HUUWAAAA... Aku nggak mau. "
" Makanya kalau orang tua ngomong thu di dengerin !!!"
" Tapi 'kan waktu itu aku syok pas tau kakak calonnya aku...."
" Ya mana kakak tau,!? Kamu 'kan nggak bilang."
" Huwaaaa.... Nggak mau... Masa aku nikah sebelum dapet tanda kelulusan... Nanti kalo aku nggak
lulus tapi udah jadi istri orang 'kan malu..."
" Sayang.... Kamu bukannya ambil tanda kelulusan 2 hari sebelumnya ya??"
" Eh.? Tunggu dulu..... Ah iya!!! Fuuhh.. Untung aja...."
" Nggak perlu takut sayang, kamu pasti lulus. Otak pinter gini nggak mungkin nggak lulus..." Ujar
kak rea sambil mengelus kepalaku. aku langsung menghindar sambil melotot.
" Kakak !!! Jangan sentuh... Kita belum resmi kak!!!"
" Iya iya , bawel..."
" Kakak yang bawel !!! Diperingatin nggak ngerti-ngerti!!"
" Ya gimana lagi, aku kan udah nggak sabar buat jadiin kamu milik aku.! Nikah nya lama amat !
Apa di minta percepat supaya 2 hari lagi aja ya?!"
" Kakak minta di gigit?"
" Gigit disini, mau sayang!" Jawab kak rea sambil menunjuk bibirnya.
" Ihhh nggak mau, jijik !!!"
" Yakin jijik??? Nanti habis nikah pasti minta minta dicium ,'kak!!! Mau donk di dicium kayak
tadi' "
" Ih nggak bakal! Aku nggak bakal ngomong kayak gitu. Yang ada pasti kakak yang kayak gitu."
" Kalau iya, kamu mau 'kan sayang ??"
" Nggak!!!!"
" Yah nggak seru! Nanti biar sama sekretaris aja deh. Sama ahli pasti lebih enak."
" Eh??? Jangan!!!"
" Kenapa?"
" Kakak 'kan suami aku!!! Nggak boleh cium orang selain aku dong!!!" Protesku.
Kak rea tersenyum mendengar itu, dan aku akhirnya sadar udah ngomong sesuatu yang bakal buat kak
rea menggoda aku lagi.
" Jadi kamu mau 'kan kakak cium? "
' Oh tidak!!! Mau bilang apa aku nih??'
" Tenang aja kakak nggak bakal cium sekretaris kakak kok... Orang sekretarisnya laki
laki...HAHAHAHA" ujar kak rea sambil ketawa.
" Ihh kakak rese' nyebelin!!!"
" Tapi tetap suka 'kan??"
" Serah!! Nggak peduli!!"
" Bwahahaha. Ngambek lagi..."
"Cih!!"
Kakak rea terkekeh pelan . Aku tau dia nggak bakal berhenti menggoda ku. Jadi lebih baik aku seperti
ini. Oh tuhan !!! Cowok kok suka ngegoda sih? Nyebelin!!!
Beberapa waktu dilewati dengan keheningan. Sampai kami tiba di sebuah boutique tempat gaun
pengantinku yang sebelumnya dipesan.
" Yuk turun. Udah sampai." Ujar kak rea yng sudah membukakan pintu mobil untukku.
Aku bergeming. Aku tak mau masuk ke dalam dengan pakaian sekolah seperti ini. Nanti di kira aku
bukan perempuan baik baik karena menikah di usia yang masih muda.
" Kak... Pulang dulu aja yuk!? Aku nggak mau masuk dengan pakaian ini. Nanti dikira aku bukan
cewek baik baik lagi ?! " Pintaku pelan.
Aku tak berani menatap kak rea. Aku takut dia marah karena tak mengatakannya dari tadi. Aku juga
baru ingat ini barusan.
" Nggak apa apa sayang. Kamu nggak perlu takut. Lagian ngapain kamu pikirin omongan orang ?
Nggak ada gunanya. Yang penting kamu nggak kayak gitu. "
" Tapi kak.... Aku nggak mau... Aku takut.."
" Ya udah... Kita ke mall dulu. Cari baju buat kamu."
" Eh? Jangan !!! Aku nggak bawa uang banyak kak. Uang aku cuman ada 100.000 . Nggak bisa
buat beli baju. Kita pulang aja ya kak?"
" Rumah kamu jauh dari sini sayang . Mending ke mall. Masalah uang jangan dipikirin. Kakak
yang bayarin."
" Eh? Tapi aku nggak mau ngerepotin kakak. Ya udah nanti pas pulang aku ganti uangnya ya. Aku
minjam aja. Nggak enak 'kan aku ngabisin uang kakak."
" Nggak ngerepotin sayang. Kamu 'kan istri kakak."
" Tapi 'kan masih belum..."
" Udah jangan bawel. Uang untuk beli gaun pre wedding kamu aja kakak yang bayar.lebih Mahal
gaun ini dari pada baju yang mau kita beli."
" Eh... Bukan papa yang bayarin kak?? "
" Kakak nggak mau nerima uang dari papa kamu. Ini kan nikahan kita . Jadi aku yang bayar."
" Eeehh? Ya udah nanti kita ke bank ya kak. Aku bantu pake tabungan aku."
" Hah??? Nggak perlu sayang ... Aku 'kan direktur perusahaan. Aku nggak semiskin itu sampe
minta tabungan kamu"
" Tapi ini 'kan nikahan aku juga, aku bantu ya."
" Diam liqa!!!! Kamu kok susah banget sih di bilangin. Jadi gemes deh!!!!" Ujar kak rea sambil
nyubit pipi aku.
" Ih kakak!! Jangan sentuh!!"
" Iya iya... Ini kakak lepas" ujar kak rea sambil melepas cubitannya.
" Ya udah. Kita pergi ya.." Kak rea pun langsung menghindupkan mobil dan kami pun pergi dari
sana.
Hari kelulusan.
" Rena!!! "
" Eh ? Liqa? "
" Sama dong.."
" Okey."
" Kamu kenapa? Wajah kamu pucat."
" Hah?? Aku nggak apa apa kok. Cuman perasaanmu mungkin?!"
" Eh? Mungkin sih."
" Kamu kenapa? Senang banget kelihatannya."
" Ya iyalah! Aku lulus!!"
" Oh. Itu aja? Biasanya kamu cuek aja tuh masalah nilai."
" Ini beda sayang, aku lulus peringkat 2 UN sekota!!! Siapa yang nggak senang??"
" Iya sih..."
" Kamu perinkat 5 'kan kok nggak senang sih??"
" Ya biasa aja sih. Soalnya 'kan cuma ranking 5."
" Cuma!?"
" Ya ... Cuma"
" Dasar. Ini anak nggak pandai bersyukur ya!!"
" Hahahaha"
" Kok kamu ketawa?"
" Lucu aja .."
" Oh, gitu,ya udah... Aku duluan ya... Kakak rea udah nunggu."
" Oke..."
Beberapa saat setelah itu seyhan datang.
" Kita pulang??"
" Iya... Aku capek.. Perut aku mual."
" Itu pasti baby aku minta dipeluk."
" Eh??"
" Ya udah. Yuk pulang yang,!"
" Kamu nggak biasanya kayak gini."
" Aku lagi seneng aja. Apalagi denger kamu udah ngasih baby buat aku."
" Ihh!!! Jangan keras keras ... Nanti ada yang denger."
" Iya iya..."Cup!! Seyhan langsung dengan secepat kilat menyambar bibir rena saat di rasanya
nggak ada yang melihat mereka.
" Seyhan!!! Ini masih di sekolah."
" Iya sayang... Makanya pulang yuk. Biar aku bisa cium kamu lebih leluasa."
" Eh??"
Seyhan langsung menarik tangan rena untuk ikut dengannya ke parkiran pulang.
Sejak seminggu yang lalu kak rea sudah biasa menjemputku dari sekolah. Kak rea bilang dia ingin
kenal aku lebih dekat supaya pas nikah dia bisa mengontrol diri. Tapi kenyataannya dia malah selalu
kelepasan. Kadang dia nggak sengaja gandeng tanganku atau mengelus kepalaku. Padahal aku sudah
bilang nggak boleh main sentuh. Coba saja kalo kami tidak nikah sebentar lagi aku bakal nonjok dia
pas dia menyentuhku.
" Liqa... Ke rumah kakak yuk!?"
" Ngapain? Aku mau pulang ngasih ini ke mama sama papa. " Ujarku sambil menunjuk tada
kelulusanku.
" Habis ke rumah kamu, ke rumah kakak ya?!"
" Mau ngapain??"
" Kamu 'kan belum pernah ke rumah kakak..."
" Nanti habis nikah aja..."
" Eh? Kelamaan .... "
" Hmmm? Ya udah. "
" Yess...."
Setiba di rumah aku langsung menghampiri mama yang sedang duduk santai di ruang keluarga
sambil nonton tv. Mama kalau lagi senggang emang gini. Nonton tv nikmati cake, benar benar kayak
orang yang lagi keluyuran.
" Mama!!!" Aku langsung mencium pipi mama sambil ngasih tanda kelulusanku.
" Apa? Senang amat? Gimana lulus??"
" Ya dunk.."
" Pinter. Kalo gini 'kan kamu santai nikah lusa besok."
" Ehh?? "
" Selamat siang ma." Kak rea langsung masuk setelah memarkirkan mobil dan menyalami tangn
mama.
" Ah siang, mantuku yang ganteng."
" Mama bisa aja.. Mama giman kabarnya ? Sehat 'kan ?"
" Tentu sayang, oh ya! Gimana persiapannya? Udah kelar??"
" Udah ma. Tinggal laksanain aja. Tempat resepsi juga sedang di tata. Insyaallah besok selesai."
" Syukurlah!!"
" Hei. Cepetan.... Ganti baju! Kita langsung pergi..." Ujar kak rea padaku.
" Eh iya kak!"
Aku segera meluncur ke kamar siap siap.
" Eh?? Mau kemana cepat cepat?"
" Ke rumah aku ma... Liqa 'kan belum pernah kerumah..."
" Oo."
" Boleh 'kan ma?"
" Ya nggak apa apa sih. Cuman jangan sampai kelewatan ya ! Kalian 'kan belum nikah"
" Nggak bakal ma... Aku bisa jaga diri."
" Ya udah. Nggak apa apa."
10 menit kemudian
" Ayo kak.... Kita pergi!!"
" Okey. Ma kita pergi dulu."
" Iya.. Hati hati di jalan ya.."
" Iya ma" jawab kami berbareng.
Di mobil.
" Kakak tinggal dimana??"
" Nanti kamu juga tahu."
" Kakak , nanti habis nikah kita tinggal dimana?"
" Liat aja nanti !!"
" Kakak, kita foto prewed-nya besok ya??"
" Iya."
" Kakak, di rumah kakak ada makanan nggak?"
" Nggak."
" Kakak..."
" Diam liqa! Kakak lagi ngemudi mobil. Jangan banyak tanya!"
" Eh? I..I..iya kak."
.
.
To be continued.

Buka Hati? Atau Tetap Bertahan? ( Liqarea ) ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang