sequel 1

170 4 0
                                    

Ini hari yang menyenangkan bagi kami.
Kenapa?

Karena ...... AKHIR PEKAN!!!!!

" WAAAAAAAAA......." Teriakan dan teriakan menggema, dari berbagai belokan si mesin
terbang.

Hari itu kami pergi ke taman bermain bersama. Karena kak rea dan aku libur, kami berencana menikmati waktu bersama hari ini.

Aku batal kuliah, karena kak rea memergokiku menggambar di tengah malam dan dia kagum pada gambarku. Katanya, lebih baik aku langsung bekerja membuat komik, dan benar saja...

Aku berhasil jadi komikus dan editor di sebuah perusahaan penerbit.

" Kakak lapar... Ayo makan..."

Setelah mencoba beberapa wahana, kak rea menarikku ke cafe yang ada disekitar sana.

" Okeee..."

Aku mengikuti kak rea dari belakang. Tapi tiba tiba ada yang membentur punggungku keras. Aku hampir saja terjatuh, kalau saja kak rea tak segera menopang tubuhku.

" Ah..maaf .. Maaf nak..." Aku menoleh pada orang yang menabrakku itu, sambil mencoba tersenyum.

" Tidak apa apa bu..." Ujarku.
Wanita paruh baya itu menoleh padaku setelah mencoba memperbaiki kekacauan yang dia lakukan.

Dan betapa terkejutnya aku saat melihat wajahnya. Begitu pula dia.

" Bunda?" Ujarku tak sadar.

Wanita itu mencoba meraba wajahku, dan aku tentu saja
menghindar.

" Kamu.... Liqa?" Tanyanya. Dia menarik tangannya kembali dan langsung memelukku.

Aku tak bisa menghindar karena masih syok melihatnya.

" Maafin bunda sayang...." Ujarnya aku bisa mendengar isakan harunya dan pelukan di tubuhku.

Beliau memelukku erat.

" Bun... Bunda?"

.
.
.
" Jadi.... Sekarang bunda tinggal dimana??"

Kami sekarang berada di cafe, makan siang. Bersama bunda.

" Bunda sekarang jadi pengurus panti asuhan di kampung."

" Oo.... Wah... Seru juga dekat sama anak anak..." Ujarku tersenyum.

Aku tidak tahu mengapa, tapi bunda memandangku tak enak. Dia berkali kali melihat aku dan kak rea bergantian.

" Oh ya bunda!!! Kenalin.. Ini suami aku. Kak rea. Dan kak rea... Ini bundaku." Aku baru ingat belum memperkenalkan keduanya.

" Salam kenal bunda.... Saya realif nathan." Ujar kak rea sambil menyalami tangan bunda.

" Salam kenal juga, saya bundanya liqa..."

" Bunda ini, istrinya saudara papa yang udah meninggal. Selama mama di rawat karena demam berdarah, bunda yang jaga aku. " Ujarku pada kak rea.

Bunda tersenyum canggung menanggapi.

Mungkin sadar 'bunda yang jaga aku' tidak layak di gunakan untuk situasi saat itu. Bunda lebih sering menyiksaku daripada 'menjagaku'.

" Oh!! Berarti bibi kamu dong ?!"

" Iya..."

Beberapa saat hening. Tak ada yang membuka suara. Kami sama sama menikmati hidangan yang di sediakan.

Sampai akhirnya.

" Kamu sedang kuliah 'kan sekarang?" Tanya bunda.

" Ehm.... Nggak bun. Aku nggak kuliah."

Buka Hati? Atau Tetap Bertahan? ( Liqarea ) ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang