sequel 2

188 4 0
                                    

" Ck. Liqa! "

" Apa lagi kak??"

" Sekali kali mainnya sama aku dong. Kok sama nisa terus sih. Kamu jadi kayak ngabain suami kamu sendiri deh, sayang.."

" Kakak... Plis... Aku baru pulang kerja kak. Aku kangen sama nisaa..." Sambil mencium pipi
putrinya yang tembem.

" Kamu nggak kangen aku hm?" Sambil berbisik di telingaku.

" Kangen. Tapi lebih kangen nisa." Jawabku tanpa peduli rengekan suamiku yang tambah menjadi jadi.

" Terserah deh liqa. " Ujarnya sambil berlalu ke kamar kami.

Dan aku tetap tidak peduli.

.
.
.
.
.
.

" Apa? Mama mau ambil alih anakku?? Nggak mau!!!"

" Bukan ambil alih sayang, cuma sehari aja... Mama mau main sama cucu. Besok kamu bisa ambil lagi putrimu."

" Tapi ma-"

" Ya udah ma, nggak apa apa. Akhir akhir ini liqa juga kecapekan kerja trus ngurus anak. Besok biar ku jemput ke rumah mama!" Tiba tiba kak rea menyela.

" Ap- kakak!!"

" Wahh. Menantuku memang pengertian. Ya udah. Mama bawa nisa ya!!" Mama langsung menggendong nisa yang terlihat senang di gendong neneknya. Dia bahkan melambaikan tangan saat mereka meninggalkan liqa, juga rea.

" Haahh. Padahal besok libur. Kenapa mama malah merebut nisa dariku??"

" Ya, nggak apa apa liqa. Kasian kan mama kangen sama nisa..."

" Tapi 'kan ini kesempatanku menghabiskan waktu dengan nisa... Kontrak kerjaku masih ada 2 bulan lagi. Aku tidak bisa berhenti bekerja sekarang. Hiks..."

Kak rea langsung memeluk pinggangku dan tersenyum.

" Setelah 2 bulan kamu bisa menikmati sepuasnya waktu bersama nisa. Jadi bersabarlah
sayang...... Lagian waktu selalu berlalu dengan cepat 'kan?"

" Ya udah..."

" Yuk, masuk."

Aku pun masuk bersamaan dengan tangan kak rea yang tidak berhenti memeluk pinggangku.

" Mungkin kamu di suruh buat memperhatikanku saja hari ini."

" Eh??"

" Kakak kangen liqaaaa..." Kak rea langsung menarik aku ke sofa dan memelukku.

" Bagaimana kalau kita menonton??"

Kak rea menunjukkan kaset film horor di depan ku. Membuatku bergidik ngeri.

" Nggak mauuuu!!!" Aku segera beranjak dari sofa, tapi di tahan oleh kak rea.

" Sayangg... Temenin kakak yaaa..."

" Nggak mau. Kakak! Lepas!!"

" Hahaha... Nggak mau! Kamu harus nemenin kakak."

" Eeehhh.!!!"

.
.
.
,
.
.
.

" Terimakasih mama. Maaf merepotkan."

" Nggak apa apa rea. Mama juga kangen sama cucu. Trus liqa sekarang gimana?"

" Sedang tidur ma. Dia ketakutan sekali."

" Kenapa?"

" Aku mengajaknya menonton film horor."

" Ha? Dia  benci sekali film seperti itu."

" Hahahah. Iya ma. Dia tidak melepas pelukannya ketika kami menonton."

" Hahahahaha."

.
.
.
.
.
.

Tamat!

Buka Hati? Atau Tetap Bertahan? ( Liqarea ) ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang