11. bukan siapa siapa.

224 12 0
                                    

Rea pov.
' Liqa.... Kamu di rumah 'kan?! Kamu nggak kemana mana 'kan sayang.'

Aku segera berlari setelah mengunci mobil ke rumah.

Aku membuka pintu tergesa gesa.

Aku benar benar takut liqa tidak pulang.

ku harap dia ada di rumah. Aku benar benar tak ingin dia salah paham.

Tapi yang kutemukan hanya ruang kosong. Dia tidak ada dimanapun. Aku tak bisa menemukannya.

Dan saat itu seperti tuhan benar benar membenciku telfonku tidak di angkat oleh liqa.

Aku terus mencari keberadaannya, tapi dia tidak kutemukan.

Di rumah mama mertua, di sekolahnya, di rumah rena, di rumah mama, di taman dekat rumah, di cafe tempat kami pertama kali makan, dia tidak ada dimanapun.

Kemana dia??

Aku tak berhenti menelfonnya dan masih tak ada jawaban dari liqa.

Aku benar benar khawatir
padanya.

Bahkan keluarga dan teman temannya sudah mencari ke mana mana tapi tidak ada kabar baik yang bisa kudapatkan dari mereka.

Aku terus mencari dan mencari, hingga malam datang.

Dan liqa tidak dapat di temukan.

Hingga aku tak bisa tidur malam itu.

Dan terus menelfonnya, berharap dapat jawaban.

Tidurku tidak nyenyak.

Aku terus terbangun malam itu takut jika seandainya liqa pulang dan aku tidak menunggu kepulangannya.

Hingga pagi.

Liqa tidak pulang.
.
.
.
.
.
Pagi itu aku mencoba untuk meminta bantuan pada rena untuk menelfon liqa.

Tapi rena bilang kalau nomor liqa tidak aktif.

Aku tidak tau harus mencari kemana lagi.

Sehingga pagi itu aku hanya bisa berdiam diri berharap liqa pulang.

Tapi tidak ada tanda apapun.

Apa dia melihat arla memelukku kemarin??

Dan dia membenciku karena aku membiarkannya?

Apa yang telah kulakukan??

Kenapa aku terlalu bodoh.

Aku tidak tahu mengapa tubuhku tak menolak wanita itu.

Aku tak tahu kenapa aku tak berusaha menjawab pertanyaan menyebalkannya.

Hanya saja aku tau waktu itu wanita itu hanya bercanda mengatakannya.

Dia teman perempuanku satu satunya yang mengerti aku saat aku di gandrungi banyak perempuan.

Kami memutuskan untuk pura pura berkencan untuk menyingkirkan perempuan perempuan menyebalkan itu, dan semua itu tidak berhasil karena arla harus keluar negri.

Dan aku memanfaatkan itu untuk memberi tahu para perempuan kalau aku sedang galau di tinggal pacar, dan mereka tidak mau menggangguku beberapa minggu.

Jika seandainya si ratu paling centil tidak mencoba mendekatiku untuk menghiburku yang pura pura
kesepian dan galau.

Para perempuanpun kembali mencoba mendapatkan hatiku.

Dan dengan terpaksa aku menghancurkannya dengan mengencani orang paling cantik di sekolah dan setelah itu
mempermalukannya di depan banyak orang.

Saat itu aku pun dikenal sebagai laki laki brengsek, dan tidak ada lagi yang mendekatiku.

Arla yang mendengar kalau aku galau ditinggal olehnya membuat dia merasa kalau aku benar benar menyukainya.

Dan dia mengira sampai sekarang aku memang menyukainya.

Karena dia melihat wajah galau yang kurasakan di tinggal liqa membeli minum.

Untuk itu dia memelukku dan mengatakan hal hal yang tak mau ku dengar.

Aku ingin menemui liqa secepatnya dan mengatakan pada arla kalau aku sudah menikah.

Sayangnya hal buruk terjadi.

Dan tidak seperti yang kubayangkan liqa telah salah
paham.

tidak...

Kenapa dia tidak langsung saja pulang dan memarahiku saja?

kenapa dia tidak bertanya saja waktu itu tentang wanita itu?

Dan kenapa aku bodoh tidak langsung mengejarnya waktu itu??

" Kak aku duluan ya... Aku lupa narok sarapan tadi dalam kulkas.. Selamat bersenang senang..."

Aku langsung menoleh dan melihat liqa berlari. Aku segera mengejarnya tapi arla menahanku dengan padangan bertanya.

" Siapa dia?? Kenapa kamu khawatir sekali?"

Aku melihat arla sebentar dan kembali melihat liqa yang telah raib dari pandanganku. Dia tidak sudah tidak terlihat.

" Jangan pergi kemana mana!! Katakan padaku dulu dia siapa." Desak arla . Aku menghempaskan tangannya lenganku. Aku menatapnya marah.

" Dia istriku!! Dan karena kau, dia marah. Kau kenapa kembali lagi? Dan bersikap seolah olah
aku menyukaimu. Dari awal kita punya kesepakatan. Dan dari dulu kita tak pernah saling menyukai. Kau tidak menyukaiku , begitu pula aku, tidak menyukaimu."

" Aku kira kau menyukaiku karena vivi bilang kau galau setelah aku tinggal."

" Bodoh!! Itu taktik supaya mereka tidak mendekatiku."

" Oh tidak!! Aku minta maaf!!"

" Dari dulu kau memang bodoh, bahkan sekarangpun tetap bodoh. Apa yang ada di kepalamu. Bagaimana ini!! Istriku marah karena kau!!"

" Aku tidak tau kau sudah menikah. Kukira kau masih sendiri dan masih galau. Tampangmu seperti ditinggal orang yang kau sayang, dan kukira itu aku..."

" Aku tidak galau. Istriku membeli minuman dan aku tak tahan ditinggal......."

" Oh god !!"

" Semoga dia benar benar pulang. Kalau tidak kau harus tanggung jawab!!"

" Iya... Aku akan membantumu mencarinya . Aku benar benar minta maaf. Aku minta nomormu. Katakan padaku kalau dia tidak ada di rumahmu.."

" Liqa.... Kamu dimana...."

Aku benar benar tidak tahan....

Dia tidak pulang.

Dan aku tidak tahu dia dimana.

Kemana aku harus mencarinya.

Dia tidak berniat kabur karena dia melihatku duduk dengan arla 'kan?

Seharusnya dia pulang, memarahiku.

Dan itu lebih baik daripada dia kabur seperti ini.

Liqa.... Kamu dimana.....???

" Aku harus menelfon arla. Dia harus bertanggung jawab."
.
.
.
.
.
.
.
To be continued.

Buka Hati? Atau Tetap Bertahan? ( Liqarea ) ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang